Jokowi: Selamat Tahun Baru Imlek, Gong Xi Fa Cai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2023. Di tahun Kelinci Air ini, Jokowi mengucapkan sejumlah harapan dan optimistisnya untuk Indonesia bisa semakin maju.
"Masa berganti, tahun berlalu, dan tantangan boleh berubah, tetapi satu yang harus selalu hadir yaitu harapan bahwa esok akan lebih bahagia, sejahtera, dan semakin maju. Gong Xi Fa Cai," kata Presiden Jokowi di akun Instagram @jokowi, Minggu (22/1/2023).
Imlek sendiri merupakansalah satu hari besar bagi masyarakat China di seluruh dunia, Tahun Baru Imlek atau Lunar New Year ini dirayakan setiap tahunnya dengan berbagai bentuk perayaan yang meriah.
Sejarah Tahun Baru Imlek diperkirakan hadir sejak 3.500 tahun lalu. Tepatnya saat era Dinasti Shang pada abad ke-14 SM di bawah pemerintahan Kaisar Wu dari Han.
Baca juga: Imlek di Tahun Toleransi
Dikutip dari laman China Highlights, saat itu orang-orang mengadakan sebuah upacara pengorbanan yang ditujukan sebagai penghormatan kepada dewa dan leluhur di awal atau akhir tahun.
Seiring perkembangannya, sejarah Imlek turut diwarnai dengan berbagai pembaruan-pembaruan di masing-masing dinasti. Sebagai contoh, muncul istilah ‘Nian’ atau ‘Tahun’ pada Dinasti Zhou, hingga penetapan tanggal Tahun Baru atau Festival Musim Semi berdasarkan kalender Lunar Tiongkok pada era Dinasti Han.
Di era Dinasti, kegiatan perayaan juga terus berkembang. Hal ini ditunjukan dengan munculnya hal baru seperti membakar bambu untuk membuat suara retakan yang cukup keras. Beralih ke Dinasti Wei dan Jin, selain menyembah para dewa dan leluhur, orang-orang mulai melakukan hal lain yang bisa menghibur mereka.
Contohnya seperti kumpul keluarga untuk membersihkan rumah bersama, makan malam, hingga begadang di malam tahun baru. Seiring kemakmuran ekonomi China selama Dinasti Tang, Song, dan Qing, perayaan Imlek menjadi semakin meriah. Hiburan-hiburan baru muncul seperti menyalakan petasan, memakan pangsit bersama, hingga mengunjungi saudara ataupun teman.
Tak berselang lama, kegiatan lain yang lebih menghibur bermunculan kembali. Di antaranya ada taria naga barongsai hingga pertunjukan lampion yang tentunya masih banyak dilihat sampai era modern ini. Dalam sejarahnya, perayaan Imlek ini ternyata juga pernah dilarang. Mengutip laman History, hal ini terjadi saat era pemerintahan Partai Komunis Mao Zedong tahun 1949.
Saat itu, mereka melarang perayaan Imlek dan beralih mengikuti kalender Gregorian. Namun, hal tersebut kembali berubah pada akhir abad ke-20. Para pemimpin Tiongkok telah menerima kembali tradisi Imlek dan terus dirayakan setiap tahunnya sampai sekarang.
"Masa berganti, tahun berlalu, dan tantangan boleh berubah, tetapi satu yang harus selalu hadir yaitu harapan bahwa esok akan lebih bahagia, sejahtera, dan semakin maju. Gong Xi Fa Cai," kata Presiden Jokowi di akun Instagram @jokowi, Minggu (22/1/2023).
Imlek sendiri merupakansalah satu hari besar bagi masyarakat China di seluruh dunia, Tahun Baru Imlek atau Lunar New Year ini dirayakan setiap tahunnya dengan berbagai bentuk perayaan yang meriah.
Sejarah Tahun Baru Imlek diperkirakan hadir sejak 3.500 tahun lalu. Tepatnya saat era Dinasti Shang pada abad ke-14 SM di bawah pemerintahan Kaisar Wu dari Han.
Baca juga: Imlek di Tahun Toleransi
Dikutip dari laman China Highlights, saat itu orang-orang mengadakan sebuah upacara pengorbanan yang ditujukan sebagai penghormatan kepada dewa dan leluhur di awal atau akhir tahun.
Seiring perkembangannya, sejarah Imlek turut diwarnai dengan berbagai pembaruan-pembaruan di masing-masing dinasti. Sebagai contoh, muncul istilah ‘Nian’ atau ‘Tahun’ pada Dinasti Zhou, hingga penetapan tanggal Tahun Baru atau Festival Musim Semi berdasarkan kalender Lunar Tiongkok pada era Dinasti Han.
Di era Dinasti, kegiatan perayaan juga terus berkembang. Hal ini ditunjukan dengan munculnya hal baru seperti membakar bambu untuk membuat suara retakan yang cukup keras. Beralih ke Dinasti Wei dan Jin, selain menyembah para dewa dan leluhur, orang-orang mulai melakukan hal lain yang bisa menghibur mereka.
Contohnya seperti kumpul keluarga untuk membersihkan rumah bersama, makan malam, hingga begadang di malam tahun baru. Seiring kemakmuran ekonomi China selama Dinasti Tang, Song, dan Qing, perayaan Imlek menjadi semakin meriah. Hiburan-hiburan baru muncul seperti menyalakan petasan, memakan pangsit bersama, hingga mengunjungi saudara ataupun teman.
Tak berselang lama, kegiatan lain yang lebih menghibur bermunculan kembali. Di antaranya ada taria naga barongsai hingga pertunjukan lampion yang tentunya masih banyak dilihat sampai era modern ini. Dalam sejarahnya, perayaan Imlek ini ternyata juga pernah dilarang. Mengutip laman History, hal ini terjadi saat era pemerintahan Partai Komunis Mao Zedong tahun 1949.
Saat itu, mereka melarang perayaan Imlek dan beralih mengikuti kalender Gregorian. Namun, hal tersebut kembali berubah pada akhir abad ke-20. Para pemimpin Tiongkok telah menerima kembali tradisi Imlek dan terus dirayakan setiap tahunnya sampai sekarang.
(maf)