Barisan Muda PAN Ancam Ngamuk Depan MK jika Putuskan Sistem Proporsional Tertutup
Jum'at, 13 Januari 2023 - 22:00 WIB
JAKARTA - Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN) mengancam akan mengamuk di depan Gedung Mahkamah Konstitusi ( MK ), Jakarta, jika Mahkamah memutuskan sistem proporsional tertutup untuk pemilu. BM PAN menolak sistem proporsional tertutup alias coblos gambar partai itu untuk Pemilu 2024.
"Harapannya adalah proporsional terbuka tetap dipertahankan, kalau tidak ya kami akan ngamuk di depan MK," kata Ketua DPP BM PAN Riyan Hidayat dalam acara Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Talks bertema 'sistem proporsional tertutup hambat anak muda berkarya?', di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).
Awalnya Riyan mengatakan bahwa pihaknya menolak keras sistem pemilu proporsional tertutup. Menurutnya, sistem tersebut dapat membuat kemunduran demokrasi dan melahirkan feodalisme politik.
"Demokrasi itu kan artinya kedaulatan rakyat jadi di mana rakyat itu merasa mereka punya daulat, mereka punya kuasa, nah ya caranya adalah merekalah yang berhak menentukan dan mengetahui siapa yang ditentukan untuk mewakili mereka di parlemen. Menurut saya akan melahirkan kembali namanya feodalisme politik," katanya.
Menurutnya, sistem tersebut dapat menghilangkan kesempatan yang sama dalam berpolitik. Sehingga, kata Riyan, hanya orang-orang yang memiliki kedekatan dengan petinggi partai yang akan mendapat kedudukan.
Riyan pun bercerita bahwa ada tukang galon di Sulawesi Tenggara yang bisa memenangkan sebanyak 700 lebih suara. "Ada juga tukang galon di Sulawesi Tenggara, kerjaannya tiap hari sosialisasi, tiap hari nganter galon kasih kartu nama, akhirnya dapat jga 700 lebih suara mengalahkan ketua partainya yang ada di sana, partai Demokrat dia," imbuhnya.
"Bayangkan, tukang galon bisa mengalahkan Ketua partai di daerahnya. Ini kan bicara kesempatan politik dan kesetaraan politik, dan itu hanya bisa terjadi ketika proporsional terbuka," sambungnya.
"Harapannya adalah proporsional terbuka tetap dipertahankan, kalau tidak ya kami akan ngamuk di depan MK," kata Ketua DPP BM PAN Riyan Hidayat dalam acara Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Talks bertema 'sistem proporsional tertutup hambat anak muda berkarya?', di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2023).
Awalnya Riyan mengatakan bahwa pihaknya menolak keras sistem pemilu proporsional tertutup. Menurutnya, sistem tersebut dapat membuat kemunduran demokrasi dan melahirkan feodalisme politik.
"Demokrasi itu kan artinya kedaulatan rakyat jadi di mana rakyat itu merasa mereka punya daulat, mereka punya kuasa, nah ya caranya adalah merekalah yang berhak menentukan dan mengetahui siapa yang ditentukan untuk mewakili mereka di parlemen. Menurut saya akan melahirkan kembali namanya feodalisme politik," katanya.
Menurutnya, sistem tersebut dapat menghilangkan kesempatan yang sama dalam berpolitik. Sehingga, kata Riyan, hanya orang-orang yang memiliki kedekatan dengan petinggi partai yang akan mendapat kedudukan.
Riyan pun bercerita bahwa ada tukang galon di Sulawesi Tenggara yang bisa memenangkan sebanyak 700 lebih suara. "Ada juga tukang galon di Sulawesi Tenggara, kerjaannya tiap hari sosialisasi, tiap hari nganter galon kasih kartu nama, akhirnya dapat jga 700 lebih suara mengalahkan ketua partainya yang ada di sana, partai Demokrat dia," imbuhnya.
"Bayangkan, tukang galon bisa mengalahkan Ketua partai di daerahnya. Ini kan bicara kesempatan politik dan kesetaraan politik, dan itu hanya bisa terjadi ketika proporsional terbuka," sambungnya.
(rca)
tulis komentar anda