Catatan Akhir Tahun, ISKA Apresiasi Langkah Pemerintah Terkait PPKM dan Ciptaker
Minggu, 01 Januari 2023 - 21:38 WIB
Menurut Luky, Indonesia menjadi salah satu negara yang sukses mengatasi secara nasional serangan pandemi Covid-19 sepanjang hampir tiga tahun terakhir. ”ISKA sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan berbasis intelektualitas-religius mendorong pemerintah Indonesia untuk memperkuat perannya sebagai salah satu pemain terpenting kekuatan tengah global,” katanya.
Selain agenda-agenda besar di atas, ISKA memandang penting pemerintah perlu mengartikulasi secara lebih signifikan lagi upaya penegakan HAM, mencegah perdagangan manusia, kerja sama antarkawasan mengatasi teror dan radikalisme, masalah-masalah besar yang masih menjadi global concern sampai sekarang
”Penguatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri juga menjadi salah satu strategi memperkuat diaspora Indonesia di peta dunia. Melalui langkah-langkah ini diharapkan Indonesia mampu berkontribusi dengan lebih konkret dan signifikan bagi kawasan regional dan global,” kata Luky.
Di samping catatan-catatan yang mencakup lingkup global tersebut, ISKA mengikuti secara cermat setiap langkah perjalanan bangsa ini selama 2022. Banyak catatan-catatan kritis dengan harapan hal ini menjadi hulu inspirasi menyongsong 2023 sebagai tahun yang diprediksikan sangat berat dari sisi ekonomi, politik dan sosial budaya.
Terkait hal itu, ISKA memberikan catatan sebagai berikut yakni, Tahun 2023 akan menjadi tahun yang panas, mengingat Indonesia pada awal 2024 akan menyelenggarakan pemilu secara serentak dan pilpres tanpa petahana. Artinya, semua poros akan bergerak all out bahkan mungkin cenderung nothing to lose.
”Tahun 2024 menjadi taruhan martabat dan wibawa pemerintah dengan menyelenggarakan pemilu dan pilpres yang jujur. Sistem pemilu proporsional tertutup yang mulai hangat dibicarakan di legislatif diharapkan dapat meningkatkan wibawa partai,” ucapnya.
Terkait capres yang akan diusung 2024, kata dia, ISKA menilai pentingnya mendorong tokoh yang memiliki orientasi pembangunan berkelanjutan dan kontinuitas terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibangun oleh pemimpin sebelumnya.
”Ia juga tidak boleh tokoh yang membangun polarisasi kepentingan dengan sentimen agama. Intinya, 2023 dan nantinya menuju 2024 kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu menciptakan kondisi politik yang melahirkan legislatif dan eksekutif yang bermarbat, berintegritas serta berjiwa merawat Indonesia sebagai bangsa yang majemuk,” tandasnya.
ISKA mengimbau semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 yang persiapannya telah berjalan supaya mementingkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kepastian hukum. Selain itu, tidak memanfaatkan kepentingan pribadi dan golongan dengan merendahkan integritas dan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat luas.
Termasuk tidak menjalankan proses dalam menentukan hasil pemilu yang semestinya. ”Diperlukan kejujuran, keadilan, ketegasan dan kecermatan KPU dan Bawaslu di semua tingkatan sebagai penyelenggara pemilu,” katanya.
Selain agenda-agenda besar di atas, ISKA memandang penting pemerintah perlu mengartikulasi secara lebih signifikan lagi upaya penegakan HAM, mencegah perdagangan manusia, kerja sama antarkawasan mengatasi teror dan radikalisme, masalah-masalah besar yang masih menjadi global concern sampai sekarang
”Penguatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri juga menjadi salah satu strategi memperkuat diaspora Indonesia di peta dunia. Melalui langkah-langkah ini diharapkan Indonesia mampu berkontribusi dengan lebih konkret dan signifikan bagi kawasan regional dan global,” kata Luky.
Di samping catatan-catatan yang mencakup lingkup global tersebut, ISKA mengikuti secara cermat setiap langkah perjalanan bangsa ini selama 2022. Banyak catatan-catatan kritis dengan harapan hal ini menjadi hulu inspirasi menyongsong 2023 sebagai tahun yang diprediksikan sangat berat dari sisi ekonomi, politik dan sosial budaya.
Terkait hal itu, ISKA memberikan catatan sebagai berikut yakni, Tahun 2023 akan menjadi tahun yang panas, mengingat Indonesia pada awal 2024 akan menyelenggarakan pemilu secara serentak dan pilpres tanpa petahana. Artinya, semua poros akan bergerak all out bahkan mungkin cenderung nothing to lose.
”Tahun 2024 menjadi taruhan martabat dan wibawa pemerintah dengan menyelenggarakan pemilu dan pilpres yang jujur. Sistem pemilu proporsional tertutup yang mulai hangat dibicarakan di legislatif diharapkan dapat meningkatkan wibawa partai,” ucapnya.
Terkait capres yang akan diusung 2024, kata dia, ISKA menilai pentingnya mendorong tokoh yang memiliki orientasi pembangunan berkelanjutan dan kontinuitas terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibangun oleh pemimpin sebelumnya.
”Ia juga tidak boleh tokoh yang membangun polarisasi kepentingan dengan sentimen agama. Intinya, 2023 dan nantinya menuju 2024 kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu menciptakan kondisi politik yang melahirkan legislatif dan eksekutif yang bermarbat, berintegritas serta berjiwa merawat Indonesia sebagai bangsa yang majemuk,” tandasnya.
ISKA mengimbau semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 yang persiapannya telah berjalan supaya mementingkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kepastian hukum. Selain itu, tidak memanfaatkan kepentingan pribadi dan golongan dengan merendahkan integritas dan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat luas.
Termasuk tidak menjalankan proses dalam menentukan hasil pemilu yang semestinya. ”Diperlukan kejujuran, keadilan, ketegasan dan kecermatan KPU dan Bawaslu di semua tingkatan sebagai penyelenggara pemilu,” katanya.
tulis komentar anda