Pentingnya Forum Lintas Agama di ASEAN

Minggu, 25 Desember 2022 - 10:10 WIB
Pentingnya Forum Lintas Agama

Pada 2015 ASEAN sepakat membentuk Komunitas ASEAN dengan tujuan memperkuat integrasi ASEAN. Komunitas ASEAN meliputi tiga pilar, yaitu; Pertama, ASEAN Economic Community/Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) yang bertujuan mencapai integrasi ekonomi Kawasan Asia Tenggara. Kedua, ASEAN Political and Security Community/Masyarakat Politik dan Keamanan (APSC) yang bertujuan mewujudkan Kawasan Asia Tenggara yang damai dan stabil. Ketiga, ASEAN Social and Cultural Community/Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASCC) yang bertujuan mewujudkan masyarakat ASEAN yang harmonis dan inklusif pada 2025.

Forum dialog antarkelompok masyarakat, termasuk antarkelompok agama dalam upaya memperkuat komunitas ASEAN sangat penting karena berbagai alasan. Pertama, masyarakat di Kawasan Asia Tenggara termasuk salah satu masyarakat yang paling majemuk di dunia. Bila di Indonesia saja ada lebih dari 700 suku bangsa dengan bahasa dan budaya masing-masing, maka di seluruh Asia Tenggara tentu lebih banyak, bisa lebih dari dua kali lipat. Selain suku bangsa asli Asia Tenggara juga banyak etnis asing yang tinggal di kawasan ini, seperti etnis China, Arab, India dan Eropa.

Kedua, mayoritas penduduk ASEAN adalah masyarakat beragama. Menurut Kishore Mahbubani dalam bukunya Keajaiban ASEAN, dari 600 juta penduduk ASEAN terdapat 240 juta Muslim (40%), 130 juta Kristen (22%), 140 Budha (24%), 8 juta Hindu (1,4%). Jadi mayoritas mutlak (87,4%) penduduk ASEAN penganut empat agama besar, sisanya mungkin menganut atheis, komunis dan kepercayaan lain.

Ketiga, meningkatnya persaingan AS dan China di kawasan dikhawatirkan akan menciptakan gelombang benturan yang membahayakan komunitas ASEAN. Di lapangan terlihat semakin jelas potensi konflik antara AS dan China, yaitu di Laut China Selatan dan Taiwan. Yang dikhawatirkan, ulah kedua raksasa tersebut bisa memecah belah ASEAN baik pada tingkat negara maupun tingkat masyarakat.

Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan upaya memupuk solidaritas antaranggotanya, baik pada tingkat negara maupun pada tingkat masyarakat.

Keempat, adanya fakta masih adanya konflik antarkelompok etnis/agama di ASEAN. Yang paling menonjol adalah konflik etnis/agama di Myanmar 2017 yang berujung pada pembantaian dan pengusiran besar-besaran yang mengakibatkan lebih dari 1 juta orang Rohingya mengungsi. Sampai sekarang ASEAN nampaknya masih kesulitan untuk menyelesaikan masalah ini.

Mengingat empat alasan itu, maka Indonesia yang selama ini dikenal sangat toleran dan berhasil mengembangkan forum kerukunan umat beragama di dalam negeri, serta telah aktif mengembangkan inter-faith dialogues dengan negara lain, diharapkan bisa lebih aktif mengembangkan forum dialog untuk kerukunan beragama di ASEAN guna mewujudkan komunitas ASEAN.

Memang selama ini Indonesia sudah pernah mengadakan forum interfaith ASEAN, tapi belum permanen dan belum terlihat dampaknya, khususnya bagi penyelesaian konflik antarkelompok dan pelanggaran HAM berat di Myanmar.

Maka, di 2023 nanti, saat Indonesia menjadi ketua ASEAN, ada sejumlah tugas yang menanti demi memajukan kepentingan dan kesejahteraan ASEAN, termasuk mewujudkan Komunitas ASEAN. Bagaimana mungkin Komunitas ASEAN bisa terwujud apabila masih terjadi konflik antarkelompok masyarakat dan pelanggaran HAM berat di dalamnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More