PDIP: Rakyat Itu Terhormat Bukan Objek Jual Beli Suara
Sabtu, 03 Desember 2022 - 18:43 WIB
Begitu pun dengan pengorganisasian rakyat di Cileungsi untuk memiliki tanah yang dulu dikuasai oleh yayasan yang terafiliasi Soeharto. "Tanah tersebut setelah melalui perjuangan panjang, menjadi tanah untuk rakyat," ujar Adian.
Aktivis 98 ini juga memberi contoh di Lebak Wangi, Bogor. Rakyat desa diorganisasi untuk memanfaatkan waduk menjadi sumber penghidupan. Hasilnya, 144 warga desa bekerja di tempat itu, dengan 22 orang anak muda Karang Taruna digaji dari BumDes yang mengelolanya.
"Ini bukti bahwa ketika kita mau mengorganisasi rakyat desa menjadi subjek bukan objek, itu bisa. Rakyat harus jadi subjek bernegara, harus diorganisasi agar semakin besar keterlibatannnya dalam bernegara. Itulah tugas kita," kata Adian.
Sementara itu, Bane Raja Manalu memberi materi tentang komunikasi politik. Menurutnya, kemampuan mengorganisasi rakyat lewat berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat, harus sejalan dengan kemampuan berkomunikasi politik.
"Tentu apa yang diucapkan dan disampaikan harus sejalan dengan apa yang dilakukan, seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno. Apa yang dilakukan di lapangan harus terkomunikasikan ke masyarakat luas. Berceritalah sebelum disebut bercerita itu menjadi haram," kata Bane.
Menurutnya, mengambil kisah dari Adian, kerja mengorganisasi penambang di Pongkor adalah daya juang yang akan dilihat oleh rakyat, dan akan berwujud menjadi pilihan politik saat pemilu.
"Kita harus mampu mengorkestrasi kebaikan dan mampu menyampaikannya kepada masyarakat lebih luas. Militansi dalam mewujudkan hal ini jangan ditunda lagi. Kita harus menata kebenaran yang disampaikan lewat media, sebagai tempat menyampaikan tatanan kebenaran tersebut," urai Bane.
Bane mengatakan, PDIP memang tidak memiliki media massa sendiri. Namun semua anggota dan kader PDIP bisa membangun jejaring ke media massa, hingga memanfaatkan media sosial yang sata ini sangat digandrungi anak muda. "Maka sejak sekarang semua peristiwa yang mengorganisasi rakyat seharusnya ada muncul di media sosial," kata Bane.
Sementara Hasto menekankan kuncinya adalah spirit agar bagaimana semua kader bergerak dengan penuh rasa cinta kepada rakyat. "Kuncinya adalah spirit, bagaimana kita bergerak penuh rasa cinta kepada rakyat. Dan itu harus dilakukan oleh kita semua, khususnya para anggota dewan kita, semua harus bergerak memberdayakan rakyat," kata Hasto.
Aktivis 98 ini juga memberi contoh di Lebak Wangi, Bogor. Rakyat desa diorganisasi untuk memanfaatkan waduk menjadi sumber penghidupan. Hasilnya, 144 warga desa bekerja di tempat itu, dengan 22 orang anak muda Karang Taruna digaji dari BumDes yang mengelolanya.
"Ini bukti bahwa ketika kita mau mengorganisasi rakyat desa menjadi subjek bukan objek, itu bisa. Rakyat harus jadi subjek bernegara, harus diorganisasi agar semakin besar keterlibatannnya dalam bernegara. Itulah tugas kita," kata Adian.
Sementara itu, Bane Raja Manalu memberi materi tentang komunikasi politik. Menurutnya, kemampuan mengorganisasi rakyat lewat berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat, harus sejalan dengan kemampuan berkomunikasi politik.
"Tentu apa yang diucapkan dan disampaikan harus sejalan dengan apa yang dilakukan, seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno. Apa yang dilakukan di lapangan harus terkomunikasikan ke masyarakat luas. Berceritalah sebelum disebut bercerita itu menjadi haram," kata Bane.
Menurutnya, mengambil kisah dari Adian, kerja mengorganisasi penambang di Pongkor adalah daya juang yang akan dilihat oleh rakyat, dan akan berwujud menjadi pilihan politik saat pemilu.
"Kita harus mampu mengorkestrasi kebaikan dan mampu menyampaikannya kepada masyarakat lebih luas. Militansi dalam mewujudkan hal ini jangan ditunda lagi. Kita harus menata kebenaran yang disampaikan lewat media, sebagai tempat menyampaikan tatanan kebenaran tersebut," urai Bane.
Bane mengatakan, PDIP memang tidak memiliki media massa sendiri. Namun semua anggota dan kader PDIP bisa membangun jejaring ke media massa, hingga memanfaatkan media sosial yang sata ini sangat digandrungi anak muda. "Maka sejak sekarang semua peristiwa yang mengorganisasi rakyat seharusnya ada muncul di media sosial," kata Bane.
Sementara Hasto menekankan kuncinya adalah spirit agar bagaimana semua kader bergerak dengan penuh rasa cinta kepada rakyat. "Kuncinya adalah spirit, bagaimana kita bergerak penuh rasa cinta kepada rakyat. Dan itu harus dilakukan oleh kita semua, khususnya para anggota dewan kita, semua harus bergerak memberdayakan rakyat," kata Hasto.
(abd)
tulis komentar anda