PDIP: Rakyat Itu Terhormat Bukan Objek Jual Beli Suara

Sabtu, 03 Desember 2022 - 18:43 WIB
loading...
PDIP: Rakyat Itu Terhormat...
Politikus muda PDIP, Adian Napitupulu menjadi pembicara dalam rapat kerja daerah (Rakerda) PDIP Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Sabtu (3/12/2022). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Anggota dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) diminta melihat rakyat secara terhormat, bukan sekadar objek jual beli suara saat pemilu. Rakyat harus dikelola dan menjadi subjek bernegara, sehingga harus diajak komunikasi dengan baik.

Hal ini disampaikan dua politisi muda PDIP, Adian Napitupulu dan Bane Raja Manalu saat mendampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri rapat kerja daerah (Rakerda) PDIP Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Sabtu (3/12/2022).

Adian Napitupulu berbicara di hadapan ratusan kader utama PDIP se-Kalsel bertema membangun dedikasi dan semangat juang kader partai. Menurut Adian, seluruh anggota dan kader PDIP adalah aktivis pergerakan yang tugasnya cuma satu, yakni mengorganisasi rakyat.



"Karena tanpa mengorganisir diri dan rakyat, kita bukan siapa-siapa. Kalau kita sendiri, kita bukan siapa-siapa," kata Adian.

"Bagaimana cara mengorganisir rakyat? Uang bukanlah jawabannya. Suara rakyat tak perlu dibayar dengan uang amplop. Rakyat tak boleh jadi objek jual beli, rakyat itu terhormat," katanya.

Maka langkah pertama, kata Adian, hilangkan pikiran bahwa rakyat yang dwakili sekadar diberi amplop berisi uang. Kedua, berbuat yang terbaik, maka rakyat tidak akan bertanya agama dan suku, tapi melihat ketulusan dari tindakan.

Adian lalu bercerita panjang tentang apa yang dia lakukan di Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Anggota DPR ini menginisiasi warga untuk membentuk koperasi, sehingga dibolehkan menambang atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Pongkor yang dimiliki BUMN. Rakyat yang dulunya ditangkapi, setelah diorganisasi dilatih manajemen, tata cara menambang yang memenuhi standar keselamatan, dan kemudian bergabung di dalam koperasi. Koperasi dengan anggota yang telah dilatih tersebut kini sudah boleh menambang. Bahkan dalam 6 bulan ke depan, koperasi rakyat ini sudah akan mengolah sendiri.

"Saya lakukan bukan demi suara. Tapi sederhana, berbuat baik ke rakyat dan rakyat akan tahu siapa yang berbuat baik dengan tulus," ujar Adian.

Baca juga: PDIP Instruksikan Kader Turun ke Bawah untuk Menangkan Pemilu 2024

Begitu pun dengan pengorganisasian rakyat di Cileungsi untuk memiliki tanah yang dulu dikuasai oleh yayasan yang terafiliasi Soeharto. "Tanah tersebut setelah melalui perjuangan panjang, menjadi tanah untuk rakyat," ujar Adian.

Aktivis 98 ini juga memberi contoh di Lebak Wangi, Bogor. Rakyat desa diorganisasi untuk memanfaatkan waduk menjadi sumber penghidupan. Hasilnya, 144 warga desa bekerja di tempat itu, dengan 22 orang anak muda Karang Taruna digaji dari BumDes yang mengelolanya.

"Ini bukti bahwa ketika kita mau mengorganisasi rakyat desa menjadi subjek bukan objek, itu bisa. Rakyat harus jadi subjek bernegara, harus diorganisasi agar semakin besar keterlibatannnya dalam bernegara. Itulah tugas kita," kata Adian.

Sementara itu, Bane Raja Manalu memberi materi tentang komunikasi politik. Menurutnya, kemampuan mengorganisasi rakyat lewat berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat, harus sejalan dengan kemampuan berkomunikasi politik.

"Tentu apa yang diucapkan dan disampaikan harus sejalan dengan apa yang dilakukan, seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno. Apa yang dilakukan di lapangan harus terkomunikasikan ke masyarakat luas. Berceritalah sebelum disebut bercerita itu menjadi haram," kata Bane.

Menurutnya, mengambil kisah dari Adian, kerja mengorganisasi penambang di Pongkor adalah daya juang yang akan dilihat oleh rakyat, dan akan berwujud menjadi pilihan politik saat pemilu.

"Kita harus mampu mengorkestrasi kebaikan dan mampu menyampaikannya kepada masyarakat lebih luas. Militansi dalam mewujudkan hal ini jangan ditunda lagi. Kita harus menata kebenaran yang disampaikan lewat media, sebagai tempat menyampaikan tatanan kebenaran tersebut," urai Bane.

Bane mengatakan, PDIP memang tidak memiliki media massa sendiri. Namun semua anggota dan kader PDIP bisa membangun jejaring ke media massa, hingga memanfaatkan media sosial yang sata ini sangat digandrungi anak muda. "Maka sejak sekarang semua peristiwa yang mengorganisasi rakyat seharusnya ada muncul di media sosial," kata Bane.

Sementara Hasto menekankan kuncinya adalah spirit agar bagaimana semua kader bergerak dengan penuh rasa cinta kepada rakyat. "Kuncinya adalah spirit, bagaimana kita bergerak penuh rasa cinta kepada rakyat. Dan itu harus dilakukan oleh kita semua, khususnya para anggota dewan kita, semua harus bergerak memberdayakan rakyat," kata Hasto.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)