Berharap pada Panglima TNI Baru
Sabtu, 03 Desember 2022 - 11:16 WIB
Penguatan infrastuktur selaras dengan langkah Yudo Margono yang intens mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh, andal dan profesional. Kebijakan ini niscaya dilakukan karena tugas prajurit TNI bersinggungan dengan alutsista seperti kapal perang, pesawat udara dan kendaraan tempur amfibi.
Dalam konteks kepemimpinan TNI, penguatan infrastruktur TNI- termasuk kekuatan alutsisa- dan peningkatan kualitas SDM prajurit tetap relevan menjadi prioritas utama. TNI sebagai institusi pertahanan negara, fokus utama yang patut menjadi perhatian sampai kapanpun adalah menyiapkan diri menghadapi musuh di medan tempur. Yang berbeda adalah model pertempurannya. Karena itu, TNI harus secara dinamis terus mengembangkan strategi tempur dan peralatan yang bisa mengikuti dinamika tantangan.
Perang Rusia vs Ukrainia mengajarkan bahwa peralatan tempur konvensional tidak lagi sepenuhnya relevan. Teknologi drone, satelit, dan rudal berpresisi tinggi lebih banyak mewarnai dan secara faktual lebih efisien. Realita ini tentu harus menjadi salah satu pertimbangan dalam mengorientasikan alutsista seperti apa yang dibutuhkan untuk matra darat, laut, dan udara.
Pemenuhan kebutuhan alutsista canggih sudah pasti harus diikuti dengan peningkatan kapasitas pengetahuan dan ketrampilan prajurit TNI agar bisa mengoperasionalkannya secara maksimal. Karena itu, pembekalan dan pelatihan yang berorientasi penguasaan teknologi terkini, termasuk untuk mendukung interoperabilitas TNI,- seperti artificial intelligent dan cyber defense,- harus ditingkatkan untuk melengkapi kemampuan dasar prajurit yang memang mutlak harus dikuasai prajurit.
Berbagai latihan, termasuk yang dilakukan bersama negara sahabat seperti Super Garuda Shield (SGS) dengan Amerika Serikat perlu terus dilakukan dan ditingkatkan skalanya. Latihan bersama juga perlu diperluas dengan negara sahabat lain dan di semua matra. Selain untuk menguji kesiapan dan perkembangan kemampuan prajurit dan alusista yang dimiliki TNI, langkah ini juga penting untuk mengetahui perkembangan alustista negara maju dan metamorfosis strategi yang digunakan.
Dalam konteks kepemimpinan TNI, penguatan infrastruktur TNI- termasuk kekuatan alutsisa- dan peningkatan kualitas SDM prajurit tetap relevan menjadi prioritas utama. TNI sebagai institusi pertahanan negara, fokus utama yang patut menjadi perhatian sampai kapanpun adalah menyiapkan diri menghadapi musuh di medan tempur. Yang berbeda adalah model pertempurannya. Karena itu, TNI harus secara dinamis terus mengembangkan strategi tempur dan peralatan yang bisa mengikuti dinamika tantangan.
Perang Rusia vs Ukrainia mengajarkan bahwa peralatan tempur konvensional tidak lagi sepenuhnya relevan. Teknologi drone, satelit, dan rudal berpresisi tinggi lebih banyak mewarnai dan secara faktual lebih efisien. Realita ini tentu harus menjadi salah satu pertimbangan dalam mengorientasikan alutsista seperti apa yang dibutuhkan untuk matra darat, laut, dan udara.
Pemenuhan kebutuhan alutsista canggih sudah pasti harus diikuti dengan peningkatan kapasitas pengetahuan dan ketrampilan prajurit TNI agar bisa mengoperasionalkannya secara maksimal. Karena itu, pembekalan dan pelatihan yang berorientasi penguasaan teknologi terkini, termasuk untuk mendukung interoperabilitas TNI,- seperti artificial intelligent dan cyber defense,- harus ditingkatkan untuk melengkapi kemampuan dasar prajurit yang memang mutlak harus dikuasai prajurit.
Berbagai latihan, termasuk yang dilakukan bersama negara sahabat seperti Super Garuda Shield (SGS) dengan Amerika Serikat perlu terus dilakukan dan ditingkatkan skalanya. Latihan bersama juga perlu diperluas dengan negara sahabat lain dan di semua matra. Selain untuk menguji kesiapan dan perkembangan kemampuan prajurit dan alusista yang dimiliki TNI, langkah ini juga penting untuk mengetahui perkembangan alustista negara maju dan metamorfosis strategi yang digunakan.
(ynt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda