AKBP Radite Sebut Irfan Widyanto Laksanakan Perintah Sah Soal Pengamanan DVR CCTV
Kamis, 01 Desember 2022 - 21:30 WIB
JAKARTA - Wakil Kepala Detasemen C Biro Paminal Divisi Propam Polri AKBP Radite Hernawa menjadi saksi dalam sidang dugaan perkara obstruction of justice kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan terdakwa AKP Irfan Widyanto. Dalam sidang, Radite menyebut, AKP Irfan melaksanakan perintah yang sah soal pengamanan DVR CCTV di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Hal itu dilontarkan Radite saat tanya jawab dengan tim pengacara AKP Irfan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Menurut Radite, pengamanan DVR CCTV itu sesuai surat perintah (Sprin) penyelidikan yang dikeluarkan oleh Ferdy Sambo yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri.
Adapun sprin itu diterbitkan pada hari pembunuhan Brigadir J pada 8 Juli 2022. Dalam sprin itu, ditunjukkan sejumlah pejabat Propam Polri hingga instansi terkait, yaitu Bareskrim Polri dan Polres Jakarta Selatan.
Awalnya, Radite menyatakan pihaknya diperiksa oleh Bareskrim Polri terkait kasus obstruction of justice kematian penyidikan kematian Brigadir J. Saat itu, dia belum mengetahui adanya sprin dari Sambo soal penyelidikan kasus tersebut. "Yang pasti saya tidak pernah ditunjukkan pada saat pemeriksaan oleh penyidik," ujar Radite, Kamis (1/12/2022).
Saat diperiksa Bareskrim, Radite mengungkapkan, dia memang sempat menyatakan tindakan yang dilakukan AKP Irfan Widyanto tak sah karena tidak ada sprin. Namun, dia baru mengetahui adanya sprin terkait kasus tersebut. "Kalau kaitannya dengan pasal penyelidikan kan harus ada sprin yang ditunjukkan makanya saya jawab melaksanakan sesuatu tanpa adanya sprin," tuturnya.
Karena itu, Radite menyatakan, tindakan AKP Irfan dan terdakwa lainnya mengamankan CCTV seharusnya sah. Sebab, mereka semua diberikan perintah oleh Ferdy Sambo untuk melakukan hal tersebut.
Menurutnya, tindakan AKP Irfan Widyanto juga bukanlah penyitaan CCTV. Dalam hal ini, AKP Irfan termasuk ke dalam pengamanan CCTV dalam rangka penyidikan yang diserahkan kepada Polres Jakarta Selatan. "Bukan penyitaan. Jadi semua (harus) berdasarkan sprin," jelasnya.
Hal itu dilontarkan Radite saat tanya jawab dengan tim pengacara AKP Irfan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Menurut Radite, pengamanan DVR CCTV itu sesuai surat perintah (Sprin) penyelidikan yang dikeluarkan oleh Ferdy Sambo yang saat itu menjabat Kadiv Propam Polri.
Adapun sprin itu diterbitkan pada hari pembunuhan Brigadir J pada 8 Juli 2022. Dalam sprin itu, ditunjukkan sejumlah pejabat Propam Polri hingga instansi terkait, yaitu Bareskrim Polri dan Polres Jakarta Selatan.
Awalnya, Radite menyatakan pihaknya diperiksa oleh Bareskrim Polri terkait kasus obstruction of justice kematian penyidikan kematian Brigadir J. Saat itu, dia belum mengetahui adanya sprin dari Sambo soal penyelidikan kasus tersebut. "Yang pasti saya tidak pernah ditunjukkan pada saat pemeriksaan oleh penyidik," ujar Radite, Kamis (1/12/2022).
Baca Juga
Saat diperiksa Bareskrim, Radite mengungkapkan, dia memang sempat menyatakan tindakan yang dilakukan AKP Irfan Widyanto tak sah karena tidak ada sprin. Namun, dia baru mengetahui adanya sprin terkait kasus tersebut. "Kalau kaitannya dengan pasal penyelidikan kan harus ada sprin yang ditunjukkan makanya saya jawab melaksanakan sesuatu tanpa adanya sprin," tuturnya.
Karena itu, Radite menyatakan, tindakan AKP Irfan dan terdakwa lainnya mengamankan CCTV seharusnya sah. Sebab, mereka semua diberikan perintah oleh Ferdy Sambo untuk melakukan hal tersebut.
Menurutnya, tindakan AKP Irfan Widyanto juga bukanlah penyitaan CCTV. Dalam hal ini, AKP Irfan termasuk ke dalam pengamanan CCTV dalam rangka penyidikan yang diserahkan kepada Polres Jakarta Selatan. "Bukan penyitaan. Jadi semua (harus) berdasarkan sprin," jelasnya.
tulis komentar anda