Tradisi Unik Kampung Sawah Bekasi, Warga Saling Antar Makanan di Hari Raya Agama
Kamis, 01 Desember 2022 - 09:27 WIB
Sikap toleran masyarakat Kampung Sawah juga ditunjukkan dengan banyaknya tempat ibadah. Di Kecamatan Pondok Melati, saat ini setidaknya berdiri sebanyak 36 gereja dan ratusan masjid serta musala. Ada pula sekolah umat Hindu dan Vihara.
Kerukunan yang terus terjaga baik di Kampung Sawah ini sejalan program Kementerian Agama yang mendorong masyarakat hidup damai dengan menjalankan agama secara moderat. Untuk menggelorakan moderasi beragama tersebut, Pada tahun 2022 ini, Kementerian Agama juga secara khusus mencanangkan sebagai Tahun Toleransi.
Menurut Pendeta Umat GKP Kampung Sawah, William Alexander, kebebasan beragama itu bukan sekadar opini tapi juga membuka diri untuk orang lain agar bisa beribadah sesuai keyakinan dan kenyamanannya. Dia memisalkan jumlah gereja di Kecamatan Pondok Melati mungkin paling banyak di Indonesia. Meskipun sama-sama gereja tapi banyak aliran yang cara beribadahnya juga berbeda.
"Kami pun sebagai gereja tertua dan pertama, tidak menutup gereja lain untuk hadir mengisi ruang-ruang keberagaman. Keberagamannya bukan hanya antaragama tapi sesame iman, sehingga kehadiran orang untuk beribadah itu tidak kita halangi," kata Pendeta William. Menurutnya, saat ini sudah disepakati tidak ada penambahan gereja di Pondok Melati karena melihat jumlah jiwa penduduk, tempat ibadah yang ada sudah cukup.
Marga dan Ngariung
Sejumlah jemaat berada di halaman Gereja St Servatius Kampung Sawah, Kota Bekasi, Minggu (27/11/2022). Gereja ini hanya berjarak sekitar 100 meter dengan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi. MNC Portal/Abdul Malik M
Toleransi antarumat beragama yang terjadi di Kampung Sawah juga dipengaruhi adanya keluarga besar asli daerah ini. Keluarga besar ini semacam marga yang keberadaannya memperkuat hubungan harmonis masyarakat. Beberapa marga asli Kampung Sawah adalah Noron, Baiin, Napiun, Natanael, Rikin, Kaiin, Niman, Sarin, Samad, dan Nalih.
"Jadi marga Betawi Kampung Sawah ini memiliki satu fam, memiliki suatu keluarga besar, dengan marga-marga seperti itu. Ya memperkuatlah secara tidak langsung hubungan emosional antara marga satu dengan marga lain," kata Wakil Dewan Paroki Harian Gereja St. Servatius Kampung Sawah, Hari Wibowo.
Untuk menjaga kerukunan antarumat, para tokoh masyarakat dan agama, rutin berkomunikasi. Mereka saling bersilaturahmi, saling berkunjung, baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun keagamaan.
Kerukunan yang terus terjaga baik di Kampung Sawah ini sejalan program Kementerian Agama yang mendorong masyarakat hidup damai dengan menjalankan agama secara moderat. Untuk menggelorakan moderasi beragama tersebut, Pada tahun 2022 ini, Kementerian Agama juga secara khusus mencanangkan sebagai Tahun Toleransi.
Menurut Pendeta Umat GKP Kampung Sawah, William Alexander, kebebasan beragama itu bukan sekadar opini tapi juga membuka diri untuk orang lain agar bisa beribadah sesuai keyakinan dan kenyamanannya. Dia memisalkan jumlah gereja di Kecamatan Pondok Melati mungkin paling banyak di Indonesia. Meskipun sama-sama gereja tapi banyak aliran yang cara beribadahnya juga berbeda.
"Kami pun sebagai gereja tertua dan pertama, tidak menutup gereja lain untuk hadir mengisi ruang-ruang keberagaman. Keberagamannya bukan hanya antaragama tapi sesame iman, sehingga kehadiran orang untuk beribadah itu tidak kita halangi," kata Pendeta William. Menurutnya, saat ini sudah disepakati tidak ada penambahan gereja di Pondok Melati karena melihat jumlah jiwa penduduk, tempat ibadah yang ada sudah cukup.
Marga dan Ngariung
Sejumlah jemaat berada di halaman Gereja St Servatius Kampung Sawah, Kota Bekasi, Minggu (27/11/2022). Gereja ini hanya berjarak sekitar 100 meter dengan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi. MNC Portal/Abdul Malik M
Toleransi antarumat beragama yang terjadi di Kampung Sawah juga dipengaruhi adanya keluarga besar asli daerah ini. Keluarga besar ini semacam marga yang keberadaannya memperkuat hubungan harmonis masyarakat. Beberapa marga asli Kampung Sawah adalah Noron, Baiin, Napiun, Natanael, Rikin, Kaiin, Niman, Sarin, Samad, dan Nalih.
"Jadi marga Betawi Kampung Sawah ini memiliki satu fam, memiliki suatu keluarga besar, dengan marga-marga seperti itu. Ya memperkuatlah secara tidak langsung hubungan emosional antara marga satu dengan marga lain," kata Wakil Dewan Paroki Harian Gereja St. Servatius Kampung Sawah, Hari Wibowo.
Untuk menjaga kerukunan antarumat, para tokoh masyarakat dan agama, rutin berkomunikasi. Mereka saling bersilaturahmi, saling berkunjung, baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun keagamaan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda