Perencanaan Tepat, Benahi Kualitas Pendidikan

Selasa, 29 November 2022 - 07:30 WIB
Sekolah tempat Siti mengajar belum memiliki fasilitas yang memadai dan lokasinya pun berada di atas bukit. Kondisi tersebut membuat anak-anak perlu berjalan selama satu jam atau lebih, mendaki bukit-bukit tandus dari kampung mereka dengan bertelanjang kaki. Namun, Siti terlanjur mencintai pekerjaan dan anak-anak di tempatnya mengabdi.

“Saya langsung jatuh hati melihat mereka. Saya hanya ingin bersyukur dengan keberuntunganku melalui pengabdian buat anak-anak ini,” cerita Siti dengan suara bergetar.

Selain mengajar, Siti tertarik dengan kondisi pelaporan keuangan di sekolahnya yang masih perlu mendapatkan perhatian dalam proses penyusunannya. Siti menyadari bahwa pelaporan keuangan yang baik menjadi poin penting dalam operasional sekolah, agar manajemen sekolah dapat berjalan dengan baik dan sesuai aturan.

Siti juga tergerak untuk membuka wawasan guru-guru agar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Selain kepala sekolah dan dirinya, aku Siti, para guru masih enggan menyentuh laptop karena takut rusak dan belum menguasai pengoperasian perangkat tersebut.

Kisah perjuangan para guru tersebut merupakan gambaran nyata di lapangan tentang masih perlunya perhatian pemerintah, disertai intervensi yang tepat, untuk dapat membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh di pelosok Indonesia.

Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) 2022, terdapat lebih dari 52 juta siswa dalam sistem pendidikan Indonesia. Artinya, ada lebih dari 10 kali lipat populasi warga Singapura yang perlu pemerintah Indonesia layani. Selain siswa, ada lebih dari 3 juta guru yang memerlukan perhatian pemerintah. Hal tersebut ditambah fakta bahwa Indonesia terbagi dalam tiga daerah waktu dan wilayah, yakni Indonesia barat, tengah, dan timur.

Dengan besar dan masifnya sistem pendidikan Indonesia, Indonesia memerlukan suatu instrumen yang dapat memetakan tantangan, kendala, dan mutu seluruh satuan pendidikan. Oleh karena itu, Kemendikbudristek menyelenggarakan survei nasional melalui Asesmen Nasional (AN).

Data hasil AN tersebut kemudian diintegrasikan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), data pendidikan dari Kementerian Agama (EMIS), platform digital guru dan kepala sekolah, tracer study SMK, data Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), data akreditasi sekolah, dan Badan Pusat Statistik (BPS), serta berbagai sumber data pokok lain terkait pendidikan ke dalam sebuah platform digital, yakni Rapor Pendidikan.

Saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kesembilan Belas: Rapor Pendidikan Indonesia, pada 1 April 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan bahwa platform Rapor Pendidikan dirancang untuk memudahkan kepala satuan pendidikan dan dinas pendidikan dalam memetakan kondisi pendidikan di satuan atau daerahnya.

Dengan memanfaatkan Rapor Pendidikan, dinas pendidikan dan satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kondisi daerah dan satuan pendidikannya secara riil. Data tersebut bukan hanya sebagai ‘pemberitahuan’ kepada daerah dan satuan pendidikan, melainkan sebagai titik mula untuk merefleksikan dan membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More