Kesuksesan KTT G20 Momentum Bangun Konsolidasi Demokrasi dan Perkuat Narasi Kebangsaan
Senin, 21 November 2022 - 16:38 WIB
JAKARTA - Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia berlangsung aman dan damai. Capaian ini membuktikan bahwa Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara maju lainnya.
"Sebenarnya, substansi dari KTT G20 itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia ini mampu sejajar dengan negara maju lainnya. Rasa aman, tidak ada gangguan, politiknya stabil, itu yang membuat internasional menghargai dan percaya dengan kapabilitas Indonesia," ujar Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).
Romo Benny, sapaan akrabnya, menilai kesuksesan G20 tidak terlepas dari dukungan dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat kualitas literasi digitalnya. Masyarakat kini sudah memahami bahwa konflik dan SARA (Suku Agama, Ras dan Antar Golongan) kini tidak hanya merugikan bagi kepentingan nasional, tapi juga internasional.
"Masyarakat kita itu memang sebenarnya memiliki kesadaran, kesadaran bahwa stabilitas politik itu sangat penting. Sekarang masyarakat semakin cerdas, tidak mudah terprovokasi, bisa memilah-milah, dan cenderung lebih tidak cuek dan tidak mudah terbawa arus. Masyarakat kita mulai pintar," jelasnya.
Pria yang pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang ini menuturkan, gelaran G20 yang bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia dimaknai sebagai momen untuk saling menghargai dan menghormati sebagaimana nilai persaudaraan sejati bangsa Indonesia. Karena itu, ia yakin Hari Toleransi menjadi titik balik guna meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
"Hari Toleransi justru meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa kita mampu hidup bersama dengan rukun di tengah perbedaan. Karena tanah lahir kita ini sejak awal ya plural, majemuk, tidak sekuler," tuturnya.
Tidak hanya dalam gelaran G20, Romo Benny berharap kondisi masyarakat yang kompak dalam menciptakan rasa aman dan nyaman ini, bisa dipertahankan dan dipelihara. Menurutnya, guna terus mewujudkan hal tersebut, sangat mutlak membutuhkan dan melibatkan seluruh pihak.
Percepatan penyebaran narasi kebangsaan di ruang digital dan ruang publik menjadi kunci guna menciptakan atmosfir bagi tercipatanya kesejahteraan bangsa yang juga dipercaya mampu memperkecil ruang gerak paham tertentu.
"Jadi kita berharap momentum G20 ini membangun konsolodasi demokrasi dan memperkuat narasi kebangsaan itu," kata Romo Benny.
"Sebenarnya, substansi dari KTT G20 itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia ini mampu sejajar dengan negara maju lainnya. Rasa aman, tidak ada gangguan, politiknya stabil, itu yang membuat internasional menghargai dan percaya dengan kapabilitas Indonesia," ujar Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).
Romo Benny, sapaan akrabnya, menilai kesuksesan G20 tidak terlepas dari dukungan dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat kualitas literasi digitalnya. Masyarakat kini sudah memahami bahwa konflik dan SARA (Suku Agama, Ras dan Antar Golongan) kini tidak hanya merugikan bagi kepentingan nasional, tapi juga internasional.
"Masyarakat kita itu memang sebenarnya memiliki kesadaran, kesadaran bahwa stabilitas politik itu sangat penting. Sekarang masyarakat semakin cerdas, tidak mudah terprovokasi, bisa memilah-milah, dan cenderung lebih tidak cuek dan tidak mudah terbawa arus. Masyarakat kita mulai pintar," jelasnya.
Pria yang pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang ini menuturkan, gelaran G20 yang bertepatan dengan Hari Toleransi Dunia dimaknai sebagai momen untuk saling menghargai dan menghormati sebagaimana nilai persaudaraan sejati bangsa Indonesia. Karena itu, ia yakin Hari Toleransi menjadi titik balik guna meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
"Hari Toleransi justru meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa kita mampu hidup bersama dengan rukun di tengah perbedaan. Karena tanah lahir kita ini sejak awal ya plural, majemuk, tidak sekuler," tuturnya.
Tidak hanya dalam gelaran G20, Romo Benny berharap kondisi masyarakat yang kompak dalam menciptakan rasa aman dan nyaman ini, bisa dipertahankan dan dipelihara. Menurutnya, guna terus mewujudkan hal tersebut, sangat mutlak membutuhkan dan melibatkan seluruh pihak.
Percepatan penyebaran narasi kebangsaan di ruang digital dan ruang publik menjadi kunci guna menciptakan atmosfir bagi tercipatanya kesejahteraan bangsa yang juga dipercaya mampu memperkecil ruang gerak paham tertentu.
Baca Juga
"Jadi kita berharap momentum G20 ini membangun konsolodasi demokrasi dan memperkuat narasi kebangsaan itu," kata Romo Benny.
(kri)
tulis komentar anda