Komnas HAM: Gas Air Mata Pemicu Utama Banyaknya Korban Jiwa di Kanjuruhan
Rabu, 02 November 2022 - 17:45 WIB
JAKARTA - Komnas HAM menyebut pemicu utama banyaknya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan , Malang, Jawa Timur karena tembakan gas air mata. Hasil temuan Komnas HAM, total 45 tembakan diarahkan ke tribun penonton di pintu 13.
"Penggunaan gas air mata secara eksesif, secara berlebihan. Dalam Tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata terjadi secara eksesif," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Komnas HAM, Rabu (2/11/2022).
Anam mengatakan pada temuannya, setidaknya sebanyak 11 tembakan gas air mata ditembakan ke arah penonton dalam kurun waktu 9 detik. Tak hanya itu, sebanyak 10 tembakan gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun utara pada saat itu. "Pada video terlihat 15 tembakan, 6 lainnya terdengar berupa dentuman," tegasnya.
Dalam kondisi seperti itu, kata Anam, aparat kepolisian terlihat sudah menguasai area sekitar lokasi dan kemudian menembakan gas air mata sebanyak 24 kali pada pukul 22.11 WIB. "Berdasarkan temuan, total gas air mata yang ditembakkan dalam stadion ini sebanyak 45 kali. 27 tembakan terlihat dalam video dan 18 tembakan terdengar," paparnya.
Anam pun menegaskan pemicu utama terjadinya banyak korban meninggal dikarenakan gas air mata yang secara membabi buta ditembakan oleh aparat. "Gas air mata menjadi pemicu utamanya korban meninggal, luka-luka dan trauma," terangnya.
Lihat Juga: Demo Peringatan 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan Memanas, Massa Bakar Ban Bekas di DPRD Malang
"Penggunaan gas air mata secara eksesif, secara berlebihan. Dalam Tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata terjadi secara eksesif," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Komnas HAM, Rabu (2/11/2022).
Anam mengatakan pada temuannya, setidaknya sebanyak 11 tembakan gas air mata ditembakan ke arah penonton dalam kurun waktu 9 detik. Tak hanya itu, sebanyak 10 tembakan gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun utara pada saat itu. "Pada video terlihat 15 tembakan, 6 lainnya terdengar berupa dentuman," tegasnya.
Dalam kondisi seperti itu, kata Anam, aparat kepolisian terlihat sudah menguasai area sekitar lokasi dan kemudian menembakan gas air mata sebanyak 24 kali pada pukul 22.11 WIB. "Berdasarkan temuan, total gas air mata yang ditembakkan dalam stadion ini sebanyak 45 kali. 27 tembakan terlihat dalam video dan 18 tembakan terdengar," paparnya.
Anam pun menegaskan pemicu utama terjadinya banyak korban meninggal dikarenakan gas air mata yang secara membabi buta ditembakan oleh aparat. "Gas air mata menjadi pemicu utamanya korban meninggal, luka-luka dan trauma," terangnya.
Lihat Juga: Demo Peringatan 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan Memanas, Massa Bakar Ban Bekas di DPRD Malang
(cip)
tulis komentar anda