Tragedi Kanjuruhan, TGIPF: Ada yang Rayu Keluarga Korban untuk Menolak Autopsi
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 21:03 WIB
JAKARTA - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Laode M. Syarif menyatakan akan menggali kuburan korban Tragedi Kanjuruhan untuk autopsi pada 5 November mendatang. Hal itu dilakukan lantaran adanya permohonan dari keluarga korban.
Laode menyebutkan, selama ini ada pihak yang mendatangi keluarga korban yang merayu untuk membatalkan autopsi tersebut. Pihak yang merayu ini datang dengan membawa bingkisan dan dengan memberikan nasihat dengan tujuan keluarga korban batal menggelar autopsi.
"Banyak pihak yang datang bawa bingkisan, bahkan diceramahin bahwa 'dia sudah tenang di alam sana, ngapain kita menggali lagi kuburnya', seperti itu," kata Laode usai diskusi Diponegoro 29 Forum bertajuk 'Tragedi Kanjuruhan dan Transformasi Sepak Bola Indonesia', Sabtu (29/10/2022).
Lantaran rayuan tersebut, Laode menyatakan keluarga korban merasa mendapat tekanan. Mereka merasa tidak nyaman dengan pihak yang meminta untuk membatalkan autopsi.
Untuk itu, ia meminta pihak terkait dalam hal ini Kepolisian untuk lebih serius dalam menangani kasus ini. Menurutnya, autopsi menjadi penting karena merupakan penyidikan kejahatan secara ilmiah.
"Jadi polisi harus menggunakan segala cara yang ada untuk menginvestigasi itu, harusnya didukung," ucapnya.
Sebelumnya, Devi Athok Yulfitri, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan Malang kembali menyatakan kesiapannya untuk mengajukan proses autopsi. Sebelumnya Devi Athok sempat membatalkan rencana autopsi kepada kedua anak perempuannya yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan Malang.
Devi Athok berencana bakal kembali mengajukan autopsi jenazah dua putrinya. "Iya kami siap," jawab Devi usai dimintai keterangan di Mapolres Malang, Kepanjen, Senin (24/10/2022).
Laode menyebutkan, selama ini ada pihak yang mendatangi keluarga korban yang merayu untuk membatalkan autopsi tersebut. Pihak yang merayu ini datang dengan membawa bingkisan dan dengan memberikan nasihat dengan tujuan keluarga korban batal menggelar autopsi.
"Banyak pihak yang datang bawa bingkisan, bahkan diceramahin bahwa 'dia sudah tenang di alam sana, ngapain kita menggali lagi kuburnya', seperti itu," kata Laode usai diskusi Diponegoro 29 Forum bertajuk 'Tragedi Kanjuruhan dan Transformasi Sepak Bola Indonesia', Sabtu (29/10/2022).
Lantaran rayuan tersebut, Laode menyatakan keluarga korban merasa mendapat tekanan. Mereka merasa tidak nyaman dengan pihak yang meminta untuk membatalkan autopsi.
Untuk itu, ia meminta pihak terkait dalam hal ini Kepolisian untuk lebih serius dalam menangani kasus ini. Menurutnya, autopsi menjadi penting karena merupakan penyidikan kejahatan secara ilmiah.
"Jadi polisi harus menggunakan segala cara yang ada untuk menginvestigasi itu, harusnya didukung," ucapnya.
Sebelumnya, Devi Athok Yulfitri, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan Malang kembali menyatakan kesiapannya untuk mengajukan proses autopsi. Sebelumnya Devi Athok sempat membatalkan rencana autopsi kepada kedua anak perempuannya yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan Malang.
Devi Athok berencana bakal kembali mengajukan autopsi jenazah dua putrinya. "Iya kami siap," jawab Devi usai dimintai keterangan di Mapolres Malang, Kepanjen, Senin (24/10/2022).
(muh)
tulis komentar anda