Belasan Prajurit Kopassus Gugur, Misi Rahasia Operasi Naga di Papua Bocor
Jum'at, 21 Oktober 2022 - 06:06 WIB
JAKARTA - Belasan prajurit Kopassus yang melakukan misi rahasia Operasi Naga di Papua gugur. Kurangnya data dan peta yang akurat, serta beratnya medan operasi, menjadi penyebab Operasi Naga ini tak berjalan sesuai yang diharapkan.
Peristiwa ini diungkap dalam buku berjudul "Benny Moerdani yang Belum Terungkap". Operasi tersebut dirancang oleh Benny Moerdani yang saat itu masih berusia 29 tahun.
Kepala Staf Operasi Tertinggi Mayor Jenderal TNI Ahmad Yani kala itu, tidak punya pilihan karena tak seorang pun perwira senior yang berani memimpin operasi ini.
Tepat pukul 03.00 dini hari, 23 Juni 1962 sebanyak 213 prajurit Kopassus diterjunkan dari tiga pesawat C-130 Hercules di atas Merauke, Papua. Meski pilot TNI AU sudah berusaha terbang serendah mungkin agar saling berdekatan, tapi tiba-tiba datang angin kencang yang menyebabkan para penerjun terpencar.
Akibatnya, penerjunan memakai parasut statis jenis D1 buatan Rusia itu menjadi kacau. Kekacauan semakin diperparah karena peta yang digunakan tidak akurat.
Akibatnya, Pasukan Naga ini diterjunkan 30 Km lebih ke arah utara dari dropping zone yang ditentukan. Kondisi Papua yang masih gelap gulita membuat para penerjun tidak mengetahui kondisi hutan di bawahnya.
Tidak sedikit penerjun yang tersangkut di pohon dengan ketinggian 30-40 meter. Akibatnya, mereka kesulitan untuk turun, apalagi tali yang disediakan hanya 20 meter. Ben Mboi menuturkan, dirinya nyangkut di atas pohon dengan ketinggian 10 meter.
Dengan berbagai upaya, Ben Mboi berhasil turun dengan selamat meski harus berpencar dengan anggota lainnya. "Dengan menggunakan pisau, saya melepaskan diri dari ikatan payung terjun dan memakai tali untuk turun," ucapnya.
Peristiwa ini diungkap dalam buku berjudul "Benny Moerdani yang Belum Terungkap". Operasi tersebut dirancang oleh Benny Moerdani yang saat itu masih berusia 29 tahun.
Kepala Staf Operasi Tertinggi Mayor Jenderal TNI Ahmad Yani kala itu, tidak punya pilihan karena tak seorang pun perwira senior yang berani memimpin operasi ini.
Tepat pukul 03.00 dini hari, 23 Juni 1962 sebanyak 213 prajurit Kopassus diterjunkan dari tiga pesawat C-130 Hercules di atas Merauke, Papua. Meski pilot TNI AU sudah berusaha terbang serendah mungkin agar saling berdekatan, tapi tiba-tiba datang angin kencang yang menyebabkan para penerjun terpencar.
Akibatnya, penerjunan memakai parasut statis jenis D1 buatan Rusia itu menjadi kacau. Kekacauan semakin diperparah karena peta yang digunakan tidak akurat.
Akibatnya, Pasukan Naga ini diterjunkan 30 Km lebih ke arah utara dari dropping zone yang ditentukan. Kondisi Papua yang masih gelap gulita membuat para penerjun tidak mengetahui kondisi hutan di bawahnya.
Tidak sedikit penerjun yang tersangkut di pohon dengan ketinggian 30-40 meter. Akibatnya, mereka kesulitan untuk turun, apalagi tali yang disediakan hanya 20 meter. Ben Mboi menuturkan, dirinya nyangkut di atas pohon dengan ketinggian 10 meter.
Dengan berbagai upaya, Ben Mboi berhasil turun dengan selamat meski harus berpencar dengan anggota lainnya. "Dengan menggunakan pisau, saya melepaskan diri dari ikatan payung terjun dan memakai tali untuk turun," ucapnya.
tulis komentar anda