Menteri Agama dari Kalangan Militer, Nomor 3 Pernah Menjabat Wakil Panglima TNI
Selasa, 18 Oktober 2022 - 05:39 WIB
JAKARTA - Indonesia tercatat pernah memiliki tiga Menteri Agama (Menag) dari kalangan militer . Dua di antaranya pernah menjabat di era Orde Baru, sementara satu orang di era Reformasi pada Pemerintahan Jokowi.
Dua Menteri Agama era Orde Baru berpangkat Letnan Jenderal dan Laksamana Muda. Tokoh militer ketiga yang memegang jabatan sebagai Menteri Agama pertama sejak era Reformasi berpangkat Jenderal.
Berikut 3 Menteri Agama yang berasal dari kalangan militer dihimpun dari berbagai sumber, Senin (18/10/2022):
1. Letnan Jenderal (Purn) Alamsyah Ratu Perwiranegara
Alamsyah Ratu Perwiranegara diangkat sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Pembangunan III (1978-1983). Dia sudah menjadi perwira di tentara sukarela Jepang di Sumatera bagian selatan sejak 1944. Ia menghabiskan hidupnya pada dinas ketentaraan lebih dari 20 tahun lamanya.
Ia tercatat ikut berjuang menghadapi Belanda dalam Aksi Militer II termasuk membumi hanguskan Tanjung Karang-Teluk Betung, Lampung pada 1948-1949. Sebagai Kepala Staf Penguasa Perang Kodam IV Sriwijaya, Alamsyah ikut berjuang melawan gagasan Pemberontakan PRRI ketika pertemuan besar di Sungai Dare, Sumatera Tengah.
Karier politik Alamsyah cukup mentereng. Di era Presiden Soeharto berkuasa pada 1967, Alamsjah menjabat sebagai Koordinator Staf Pribadi Presiden. Sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua Presidium Kabinet Ampera.
Ia kemudian dipercaya menjadi Sekretaris Negara RI pada 1968-1972. Setelah itu, Alamsyah diangkat menjadi Duta Besar Indonesia di Belanda (1972-1975).
Dua Menteri Agama era Orde Baru berpangkat Letnan Jenderal dan Laksamana Muda. Tokoh militer ketiga yang memegang jabatan sebagai Menteri Agama pertama sejak era Reformasi berpangkat Jenderal.
Berikut 3 Menteri Agama yang berasal dari kalangan militer dihimpun dari berbagai sumber, Senin (18/10/2022):
1. Letnan Jenderal (Purn) Alamsyah Ratu Perwiranegara
Alamsyah Ratu Perwiranegara diangkat sebagai Menteri Agama dalam Kabinet Pembangunan III (1978-1983). Dia sudah menjadi perwira di tentara sukarela Jepang di Sumatera bagian selatan sejak 1944. Ia menghabiskan hidupnya pada dinas ketentaraan lebih dari 20 tahun lamanya.
Ia tercatat ikut berjuang menghadapi Belanda dalam Aksi Militer II termasuk membumi hanguskan Tanjung Karang-Teluk Betung, Lampung pada 1948-1949. Sebagai Kepala Staf Penguasa Perang Kodam IV Sriwijaya, Alamsyah ikut berjuang melawan gagasan Pemberontakan PRRI ketika pertemuan besar di Sungai Dare, Sumatera Tengah.
Karier politik Alamsyah cukup mentereng. Di era Presiden Soeharto berkuasa pada 1967, Alamsjah menjabat sebagai Koordinator Staf Pribadi Presiden. Sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua Presidium Kabinet Ampera.
Ia kemudian dipercaya menjadi Sekretaris Negara RI pada 1968-1972. Setelah itu, Alamsyah diangkat menjadi Duta Besar Indonesia di Belanda (1972-1975).
tulis komentar anda