Berdaulat Pangan dari Desa
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 12:15 WIB
Caranya, sejumlah desa membentuk BUMDES Bersama. Desa menyediakan lahan pakan ternak, lalu BUMDES Bersama mendirikan kandang ternak terintegrasi. Ada juga empang pemeliharaan ikan dan aneka tanaman hortikultura.
Warga desa menjadi konsumen hasil peternakan terpadu. Daging sapi, daging kambing, daging dan telur ayam, sayuran, buah-buahan, dan ikan dijual lewat BUMDES Bersama untuk kebutuhan warga desa setempat. Untuk menghindari peran tengkulak, surplus produksi harus dijual lewat BUMDES Bersama.
BUMDES Bersama juga menjual barang-barang konsumsi sehari-hari yang tidak dihasilkan desa dengan harga terjangkau. Air seni ternak bisa diolah jadi pupuk cair bagi tanaman. Sedangkan kotoran ternak bisa jadi pakan ikan, pupuk alami hingga sumber energi terbarukan berupa biogas.
Secara ekonomi, penguatan ketahanan pangan desa akan meningkatkan ketahanan ekonomi desa. Rantai pasok yang pendek menjamin produk lebih segar dan lebih murah ketimbang produk dari luar. Petani berpeluang memeroleh keuntungan lebih baik.
Secara sosial, kemampuan produksi pangan desa yang melibatkan warga dari beragam status sosial-ekonomi akan membentuk rantai pasok lokal inklusif. Secara lingkungan, karena rantai pasok lebih pendek akan lebih rendah jejak lingkungannya –seperti jejak karbon dan air. Praktik ekonomi sirkular ini menjanjikan keberlanjutan dan resiliensi dari shock.
Warga desa menjadi konsumen hasil peternakan terpadu. Daging sapi, daging kambing, daging dan telur ayam, sayuran, buah-buahan, dan ikan dijual lewat BUMDES Bersama untuk kebutuhan warga desa setempat. Untuk menghindari peran tengkulak, surplus produksi harus dijual lewat BUMDES Bersama.
BUMDES Bersama juga menjual barang-barang konsumsi sehari-hari yang tidak dihasilkan desa dengan harga terjangkau. Air seni ternak bisa diolah jadi pupuk cair bagi tanaman. Sedangkan kotoran ternak bisa jadi pakan ikan, pupuk alami hingga sumber energi terbarukan berupa biogas.
Secara ekonomi, penguatan ketahanan pangan desa akan meningkatkan ketahanan ekonomi desa. Rantai pasok yang pendek menjamin produk lebih segar dan lebih murah ketimbang produk dari luar. Petani berpeluang memeroleh keuntungan lebih baik.
Secara sosial, kemampuan produksi pangan desa yang melibatkan warga dari beragam status sosial-ekonomi akan membentuk rantai pasok lokal inklusif. Secara lingkungan, karena rantai pasok lebih pendek akan lebih rendah jejak lingkungannya –seperti jejak karbon dan air. Praktik ekonomi sirkular ini menjanjikan keberlanjutan dan resiliensi dari shock.
(bmm)
tulis komentar anda