Cerita Airlangga tentang Sejarah Panjang Golkar dengan PDIP
Senin, 10 Oktober 2022 - 17:41 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menceritakan kembali bagaimana kerja sama Partai Golkar dan PDIP dalam politik dan pemerintahan Indonesia yang sudah terjalin sejak lama hingga kini.
Bahkan kiprah Golkar dalam pemerintahan telah tampak sejak Pemilu 1955, di mana pada masa itu Presiden Soekarno merasa gelisah dengan banyaknya gerakan politik. Pada saat itulah cikal bakal peran Golkar terbentuk dan hadir.
"Dari situlah Bung Karno membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) pada tahun 1964 dan meminta kepada angkatan darat untuk membidani Sekber Golongan Karya. Sesudah itu Golkar memang di pemerintahan," kata Airlangga pada pertemuannya dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Monas, Jakarta, Sabtu (8/10/2022).
Baca juga: Jadi Lokasi Pertemuan dengan Airlangga, Puan Percaya Mitos Monas
Sebelumnya, Airlangga juga menyampaikan bahwa PDIP dan Partai Golkar saling mengisi satu sama lain sejak lama bermula dari pembangunan Monas yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno, ayah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lalu diresmikan oleh Soeharto.
"Pembangunan berlanjut seperti yang disimbolkan oleh Monas, di bangun oleh Bung Karno dan diresmikan oleh Pak Harto pada waktu itu," ungkapnya.
Selain itu, Golkar juga nampak pada masa reformasi Presiden Habibie dan Megawati. Di mana saat itu, Golkar memiliki kursi terbanyak di parlemen menyetujui reformasi.
Airlangga juga menyampaikan, peran Ketua Umum PDIP Megawati yang saat itu menjabat sebagai Presiden menyetujui amendemen ke-4 terkait pemilihan langsung.
"Golkar pada saat reformasi kursinya terbesar di Parlemen, namun Golkar setuju untuk reformasi. Dan yang menyetujui pemilihan langsung presiden dalam amandemen keempat adalah waktu itu Presiden Ibu Megawati. Sehingga sejarah ini, mungkin yang mencatat hanya dua partai politik, Golkar dan PDIP," jelasnya.
Bahkan kiprah Golkar dalam pemerintahan telah tampak sejak Pemilu 1955, di mana pada masa itu Presiden Soekarno merasa gelisah dengan banyaknya gerakan politik. Pada saat itulah cikal bakal peran Golkar terbentuk dan hadir.
"Dari situlah Bung Karno membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) pada tahun 1964 dan meminta kepada angkatan darat untuk membidani Sekber Golongan Karya. Sesudah itu Golkar memang di pemerintahan," kata Airlangga pada pertemuannya dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Monas, Jakarta, Sabtu (8/10/2022).
Baca juga: Jadi Lokasi Pertemuan dengan Airlangga, Puan Percaya Mitos Monas
Sebelumnya, Airlangga juga menyampaikan bahwa PDIP dan Partai Golkar saling mengisi satu sama lain sejak lama bermula dari pembangunan Monas yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno, ayah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lalu diresmikan oleh Soeharto.
"Pembangunan berlanjut seperti yang disimbolkan oleh Monas, di bangun oleh Bung Karno dan diresmikan oleh Pak Harto pada waktu itu," ungkapnya.
Selain itu, Golkar juga nampak pada masa reformasi Presiden Habibie dan Megawati. Di mana saat itu, Golkar memiliki kursi terbanyak di parlemen menyetujui reformasi.
Airlangga juga menyampaikan, peran Ketua Umum PDIP Megawati yang saat itu menjabat sebagai Presiden menyetujui amendemen ke-4 terkait pemilihan langsung.
"Golkar pada saat reformasi kursinya terbesar di Parlemen, namun Golkar setuju untuk reformasi. Dan yang menyetujui pemilihan langsung presiden dalam amandemen keempat adalah waktu itu Presiden Ibu Megawati. Sehingga sejarah ini, mungkin yang mencatat hanya dua partai politik, Golkar dan PDIP," jelasnya.
tulis komentar anda