HUT ke-77 TNI, Ketua DPP Partai Perindo: Momentum Tingkatkan Kualitas Prajurit
Rabu, 05 Oktober 2022 - 08:32 WIB
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) hari ini genap berusia 77 Tahun . Peringatan kali ini harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kualitas, kapasitas, dan kapabilitas prajurit sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber, Susaningtyas Kertopati mengatakan HUT TNI pada 5 Oktober 2022 harus bermakna mendukung program pemerintah ke depan. Perempuan yang akrab disapa Nuning, SDM unggul Indonesia maju harus dijabarkan internal Mabes TNI dan Mabes Angkatan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas prajurit TNI.
“Kualitas prajurit TNI harus unggul dibandingkan dengan prajurit negara-negara lain. Kualitas prajurit harus ditingkatkan sejalan dengan era revolusi industri 4.0,” ujar Nuning, Rabu (5/10/2022).
Pengamat Militer dan Intelijen ini menyebut proses pendidikan dan latihan di lingkungan TNI harus memanfaatkan teknologi informasi dan digitalisasi agar diperoleh keuntungan organisasi pendidikan berupa efisiensi. Keuntungan lain adalah pengajaran kepada peserta didik atas pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi dalam penugasan selanjutnya di Kotama Operasional atau Kotama Pembinaan.
”Kualitas prajurit TNI juga harus ditingkatkan untuk mengawaki teknologi militer terkini. Seperti pemanfaatan unmanned system, baik berupa robot maupun artificial intelligent, dan cyber defense,” katanya.
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menuturkan kualitas prajurit TNI berikutnya yang harus ditingkatkan adalah kemampuan akademik, baik di bidang metodologi cara berpikir maupun di bidang komunikasi. Kualitas metodologi cara berpikir secara ilmiah sangat dibutuhkan para prajurit TNI untuk senantiasa menggunakan perspektif yang ilmiah di dalam menyelenggarakan operasi militer.
Sedangkan kualitas di bidang komunikasi sangat ditentukan kemampuan menggunakan bahasa-bahasa internasional. Sangat penting bagi prajurit TNI pada level Tamtama dan Bintara untuk mahir berbahasa Inggris. Kemudian para perwira pertama harus mampu berbahasa Inggris dan satu lagi bahasa internasional, apakah bahasa Perancis, Mandarin, Spanyol, dan lain-lain. Sedangkan para perwira menengah harus mampu berbahasa Inggris dan dua bahasa internasional lainnya.
”Kuncinya hanya satu dalam menyiapkan keunggulan SDM prajurit TNI yakni semua lembaga pendidikan TNI mencapai akreditasi nasional dan akreditasi internasional,” paparnya.
Dengan mencermati perkembangan lingkungan baik regional maupun global, maka kebutuhan kekuatan TNI harus digelar secara proporsional sesuai dengan eskalasi ancaman. Bahkan kebutuhan gelar kekuatan TNI juga ditujukan untuk mengantisipasi bencana alam di berbagai daerah sehingga dibutuhkan reaksi kecepatan TNI yang harus hadir minimal empat jam pascaterjadinya bencana.
Tentu saja output dan outcome Kogabwilhan sudah diperhitungkan melalui berbagai macam simulasi untuk melaksanakan berbagai macam Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Termasuk di dalamnya adalah simulasi penganggaran agar pembentukan dan operasionalisasi Kogabwilhan tidak menjadi beban keuangan negara. Beberapa perspektif dan teori keamanan nasional telah dikaji untuk menilai berbagai kriteria dan parameter efektivitas Kogabwilhan.
”Prajurit TNI diperbatasan agar mendapat kesejahteraan yang baik, karena jasa mereka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah perbatasan tidak mudah,” tutupnya.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber, Susaningtyas Kertopati mengatakan HUT TNI pada 5 Oktober 2022 harus bermakna mendukung program pemerintah ke depan. Perempuan yang akrab disapa Nuning, SDM unggul Indonesia maju harus dijabarkan internal Mabes TNI dan Mabes Angkatan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas prajurit TNI.
“Kualitas prajurit TNI harus unggul dibandingkan dengan prajurit negara-negara lain. Kualitas prajurit harus ditingkatkan sejalan dengan era revolusi industri 4.0,” ujar Nuning, Rabu (5/10/2022).
Pengamat Militer dan Intelijen ini menyebut proses pendidikan dan latihan di lingkungan TNI harus memanfaatkan teknologi informasi dan digitalisasi agar diperoleh keuntungan organisasi pendidikan berupa efisiensi. Keuntungan lain adalah pengajaran kepada peserta didik atas pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi dalam penugasan selanjutnya di Kotama Operasional atau Kotama Pembinaan.
”Kualitas prajurit TNI juga harus ditingkatkan untuk mengawaki teknologi militer terkini. Seperti pemanfaatan unmanned system, baik berupa robot maupun artificial intelligent, dan cyber defense,” katanya.
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menuturkan kualitas prajurit TNI berikutnya yang harus ditingkatkan adalah kemampuan akademik, baik di bidang metodologi cara berpikir maupun di bidang komunikasi. Kualitas metodologi cara berpikir secara ilmiah sangat dibutuhkan para prajurit TNI untuk senantiasa menggunakan perspektif yang ilmiah di dalam menyelenggarakan operasi militer.
Sedangkan kualitas di bidang komunikasi sangat ditentukan kemampuan menggunakan bahasa-bahasa internasional. Sangat penting bagi prajurit TNI pada level Tamtama dan Bintara untuk mahir berbahasa Inggris. Kemudian para perwira pertama harus mampu berbahasa Inggris dan satu lagi bahasa internasional, apakah bahasa Perancis, Mandarin, Spanyol, dan lain-lain. Sedangkan para perwira menengah harus mampu berbahasa Inggris dan dua bahasa internasional lainnya.
”Kuncinya hanya satu dalam menyiapkan keunggulan SDM prajurit TNI yakni semua lembaga pendidikan TNI mencapai akreditasi nasional dan akreditasi internasional,” paparnya.
Dengan mencermati perkembangan lingkungan baik regional maupun global, maka kebutuhan kekuatan TNI harus digelar secara proporsional sesuai dengan eskalasi ancaman. Bahkan kebutuhan gelar kekuatan TNI juga ditujukan untuk mengantisipasi bencana alam di berbagai daerah sehingga dibutuhkan reaksi kecepatan TNI yang harus hadir minimal empat jam pascaterjadinya bencana.
Tentu saja output dan outcome Kogabwilhan sudah diperhitungkan melalui berbagai macam simulasi untuk melaksanakan berbagai macam Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Termasuk di dalamnya adalah simulasi penganggaran agar pembentukan dan operasionalisasi Kogabwilhan tidak menjadi beban keuangan negara. Beberapa perspektif dan teori keamanan nasional telah dikaji untuk menilai berbagai kriteria dan parameter efektivitas Kogabwilhan.
”Prajurit TNI diperbatasan agar mendapat kesejahteraan yang baik, karena jasa mereka menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah perbatasan tidak mudah,” tutupnya.
(kri)
tulis komentar anda