Gugus Tugas Sebut Masalah Kasus Corona Harus Dilihat Per Daerah
Jum'at, 03 Juli 2020 - 13:50 WIB
JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (virus Corona), Wiku Adisasmito menegaskan, dalam melihat kasus Corona di Tanah Air tidak bisa dilihat secara keseluruhan. Tapi, harus dilihat dari daerah per daerah.
(Baca juga: Dokter Reisa Beberkan 12 Protokol Kesehatan Aman Covid-19 di Tempat Kerja)
"Jadi melihat (kasus Covid-19) Indonesia tidak bisa dilihatnya dari Jakarta atau dari Monas. Kita harus bisa melihat satu persatu daerah," kata Wiku dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Wiku pun mengatakan bahwa zona terdampak Covid-19 secara keseluruhan sangat fluktuatif dan dinamis. Artinya daerah yang berada di zona orang bisa ke zona merah. Ataupun dari zona kuning ke zona hijau dalam setiap minggunya.
"Jadi kalau kita lihat disini terlihat bahwa ada zona merah, zona orange, zona kuning, zona hijau dari waktu ke waktu setiap seminggu sekali terlihat gambarannya. Bisa saja yang zona orange pindah ke merah juga, jadi ini dinamis semuanya. Tapi intinya pada titik tertentu, inilah kondisinya. Jadi bisa berubah dari waktu ke waktu," jelas Wiku.
"Beberapa daerah misalnya daerah pertama misalnya 180 resiko tinggi misalnya terjadi 65 pada minggu berikutnya itu tidak serta merta bahwa daerah yang dulunya merah semuanya yang itu pindah ke zona yang lainnya sehingga tersisa seperti itu," tambah Wiku.
(Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Yuri Minta Protokol Kesehatan Diperketat)
Wiku menjelaskan, keadaan pada Mei hingga Juni, daerah yang masuk zona hijau dan kuning sudah semakin tinggi hingga mencapai 58,3% dari 514 kabupaten/kota seluruh Tanah Air.
"Kemudian yang penting di sini adalah yang zona kuning dan hijau. Zona kuning dan hijau ini berfluktuasi dari sekitar 46,7% sampai dengan 55%, tertingginya adalah 58,3% pada tanggal 21 Juni," jelasnya.
Kenaikan angka yang masuk zona kuning dan hijau ini, kata Wiku dimaknai sebagai ketangguhan daerah untuk melawan Covid-19.
"Ini menunjukkan apa sebenarnya? Ini menunjuk sebagai apa? Kalau saya sebut ini sebagai ketangguhan dari bangsa Indonesia dilihat dari daerahnya. Minimal sekitar 50% daerah di Indonesia risiko peningkatan kasusnya rendah dan tidak terdampak. Itu adalah modal bangsa kita untuk membangun ke depan," tegasnya.
(Baca juga: Dokter Reisa Beberkan 12 Protokol Kesehatan Aman Covid-19 di Tempat Kerja)
"Jadi melihat (kasus Covid-19) Indonesia tidak bisa dilihatnya dari Jakarta atau dari Monas. Kita harus bisa melihat satu persatu daerah," kata Wiku dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Wiku pun mengatakan bahwa zona terdampak Covid-19 secara keseluruhan sangat fluktuatif dan dinamis. Artinya daerah yang berada di zona orang bisa ke zona merah. Ataupun dari zona kuning ke zona hijau dalam setiap minggunya.
"Jadi kalau kita lihat disini terlihat bahwa ada zona merah, zona orange, zona kuning, zona hijau dari waktu ke waktu setiap seminggu sekali terlihat gambarannya. Bisa saja yang zona orange pindah ke merah juga, jadi ini dinamis semuanya. Tapi intinya pada titik tertentu, inilah kondisinya. Jadi bisa berubah dari waktu ke waktu," jelas Wiku.
"Beberapa daerah misalnya daerah pertama misalnya 180 resiko tinggi misalnya terjadi 65 pada minggu berikutnya itu tidak serta merta bahwa daerah yang dulunya merah semuanya yang itu pindah ke zona yang lainnya sehingga tersisa seperti itu," tambah Wiku.
(Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Yuri Minta Protokol Kesehatan Diperketat)
Wiku menjelaskan, keadaan pada Mei hingga Juni, daerah yang masuk zona hijau dan kuning sudah semakin tinggi hingga mencapai 58,3% dari 514 kabupaten/kota seluruh Tanah Air.
"Kemudian yang penting di sini adalah yang zona kuning dan hijau. Zona kuning dan hijau ini berfluktuasi dari sekitar 46,7% sampai dengan 55%, tertingginya adalah 58,3% pada tanggal 21 Juni," jelasnya.
Kenaikan angka yang masuk zona kuning dan hijau ini, kata Wiku dimaknai sebagai ketangguhan daerah untuk melawan Covid-19.
"Ini menunjukkan apa sebenarnya? Ini menunjuk sebagai apa? Kalau saya sebut ini sebagai ketangguhan dari bangsa Indonesia dilihat dari daerahnya. Minimal sekitar 50% daerah di Indonesia risiko peningkatan kasusnya rendah dan tidak terdampak. Itu adalah modal bangsa kita untuk membangun ke depan," tegasnya.
(maf)
tulis komentar anda