Pangkat Terakhir 7 Pahlawan Revolusi Setelah Mendapatkan Penghargaan Anumerta

Jum'at, 23 September 2022 - 10:48 WIB
Sutoyo Siswomiharjo lahir 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan Jepang ia mendapat pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, dan kemudian menjadi pegawai negeri pada Kantor Kabupaten di Purworejo.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia memasuki TKR bagian Kepolisian, akhirnya menjadi anggota Corps Polisi Militer. Sutoyo diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto, kemudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo. Setelah itu Sutoyo Sisworniharjo berturut-turut menjadi Kepala CPM Yogyakarta, Komandan CPM Detasemen III Surakarta, Kepala Staf Markas Besar Polisi Militer 1954, dan Asisten Atase Militer RI untuk lnggris pada 1956.

Setelah mengikuti kursus C Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung, Sutoyo diserahi tugas sebagaiPejabat Sementara Inspektur Kehakirnan Angkatan Darat. Tahun 1961 ia diserahi tugas sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat.

Ketika Gerakan 30 September meletus, Sutoyo diculik dan dibunuh oleh pemberontak PKI, karena Sutoyo tidak setuju dengan rencana pernbentukan Angkatan Kelirna. Sutoyo diculik dan dibunuh 1 Oktober 1965 dinihari. Jenazahnya dimakamkan diTaman Makam Kalibata, Jakarta. Pangkat Sutoyo Siswomiharjo juga dinaikan dari Brigadir Jenderal menjadi Mayor Jenderal.

7. Kapten Anumerta Piere Tendean (1939-1965)



Foto/Wikipedia

Piere Tendean lahir 21 Februari 1939 di Jakarta. Selesai mengikuti pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962 ia menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Ia ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia ketika sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.

Sejak kecil Piere Tendean memiliki sifat-sifat yang menyenangkan yakni rendah hati, suka bergaul, dan suka menolong. Karena itu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun ketika menjadi Taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), ia selalu banyak mempunyai teman dan disayangi oleh guru, pimpinan sekolah, dan instrukturnya.

Pada April 1965, Piere Tendean diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution. Pada I Oktober l 965, dinihari gerombolan pemberontak PKI mengepung rumah Jenderal AH. Nasution. Piere Tendean yang berada di sana ditangkap dan dibunuh. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam PahlawanKalibata, Jakarta. Pangkat Pierre Tendean dinaikkan dari Letnan Satu menjadi Kapten.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More