Jadi Mitra Strategis BNPT, LPOI Diharapkan Bisa Mengglorifikasi Narasi Perdamaian
Jum'at, 16 September 2022 - 21:06 WIB
"Diharapkan para tokoh agama, terutama di LPOI, bersedia memberi masukan, nasihat, atau wejangan kepada BNPT. Di mana BNPT ini adalah hulunya untuk melakukan pencegahannya. Sedangkan Densus adalah eksekutor di dalam law enforcement atau penegakan hukum di bidang tindak pidana terorisme,” ucap mantan Kapolres Gianyar ini..
Selain itu dirinya juga berharap agar LPOI ini dapat memberikan kontribusi yang produktif dan signifikan terhadap bangsa dan negara Indonesia. “Tentunya juga LPOI ini akan kami libatkan untuk menjadi narasumber di dalam mengglorifikasi Islam yang rahmatan lil alamin.. Dalam Glorifikasi untuk hubbul watton minal iman dalam mengglorifikasi untuk membangun harmonisasi Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya meminta kepada umat untuk waspada terhadap ancaman politisasi agama dan politik identitas. Caranya, dengan membangun kesiapsiagaan nasional, deteksi dini dan mewaspadai gerakan dan atau organisasi yang melakukan perekrutan dan penggalangan suara yang membawa-bawa nama agama demi tujuan politik. “Demikian halnya dengan menindak secara tegas berbagai bentuk dan upaya politisasi agama,” ujarnya Kiai Said yang juga Ketua Umum LPOK ini.
Diakuinya, virus radikalisme, terorisme dan intoleransi masih terus berusaha menjebol rasa kesatuan dan persatuan juga kemanusiaan sebagai anak bangsa. Namun, dengan membangun sistem kewaspadaan nasional, sistem deteksi dini, pengawasan berbasis Indeks Potensi Radikal secara kolaboratif berbasis multi pihak, maka dirinya yakin virus tersebut sulit menembus jantung NKRI.
“Mencegah, membangun imunitas ideologi dan edukasi wawasan kebangsaan, menindak segala bentuk rencana dan aksi penggalangan dana, rekrutmen, ideologisasi, organisasi radikal, intoleran dan organisasi teroris,” ucap mantan Ketua Umum PBNU ini.
Dalam kesempatan tersebut diriya juga mengatakan LPOI sendiri sudah melakukan MoU dengan BNPT pada 2020 lalu. Di mana MoU ini berangkat dari asas yang sama, historical yang sama dan prinsip-prinsip yang sama untuk membangun kekuatan bersama dalam menghadapi transnasional yang mengakibatkan ekstremisme, radikalisme dan puncaknya adalah terorisme.
“Jadi kita ormas Islam ini juga berperan dalam melakukan deradikalisasi. Adapun kalau di teroris yang bertindak adalah Densus. Kalau kami deradikalisasi, bersama BNPT. Misalkan kepada mereka yang ingin bertobat dan ingin kembali ke NKRI , sadar dari keluar dari kelompok radikal kita terima kembali dengan baik dan kita berikan pencerahan dan kesadaran bagi mereka prinsip-prinsip Islam yang beradab dan yang berbudaya,” ujarnya.
Seperti diketahui, ormas-ormas Islam yang hadir pada acara tersebut yakni Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Al~Irsyad Al Islamiyah, Al~Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathla’ul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam (Persis), Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) dan Nahdatul Wathan yang mana masing-masing ormas ini dihadiri ketua umum, wakil ataupun sekjennya.
Selain itu dirinya juga berharap agar LPOI ini dapat memberikan kontribusi yang produktif dan signifikan terhadap bangsa dan negara Indonesia. “Tentunya juga LPOI ini akan kami libatkan untuk menjadi narasumber di dalam mengglorifikasi Islam yang rahmatan lil alamin.. Dalam Glorifikasi untuk hubbul watton minal iman dalam mengglorifikasi untuk membangun harmonisasi Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya meminta kepada umat untuk waspada terhadap ancaman politisasi agama dan politik identitas. Caranya, dengan membangun kesiapsiagaan nasional, deteksi dini dan mewaspadai gerakan dan atau organisasi yang melakukan perekrutan dan penggalangan suara yang membawa-bawa nama agama demi tujuan politik. “Demikian halnya dengan menindak secara tegas berbagai bentuk dan upaya politisasi agama,” ujarnya Kiai Said yang juga Ketua Umum LPOK ini.
Diakuinya, virus radikalisme, terorisme dan intoleransi masih terus berusaha menjebol rasa kesatuan dan persatuan juga kemanusiaan sebagai anak bangsa. Namun, dengan membangun sistem kewaspadaan nasional, sistem deteksi dini, pengawasan berbasis Indeks Potensi Radikal secara kolaboratif berbasis multi pihak, maka dirinya yakin virus tersebut sulit menembus jantung NKRI.
“Mencegah, membangun imunitas ideologi dan edukasi wawasan kebangsaan, menindak segala bentuk rencana dan aksi penggalangan dana, rekrutmen, ideologisasi, organisasi radikal, intoleran dan organisasi teroris,” ucap mantan Ketua Umum PBNU ini.
Dalam kesempatan tersebut diriya juga mengatakan LPOI sendiri sudah melakukan MoU dengan BNPT pada 2020 lalu. Di mana MoU ini berangkat dari asas yang sama, historical yang sama dan prinsip-prinsip yang sama untuk membangun kekuatan bersama dalam menghadapi transnasional yang mengakibatkan ekstremisme, radikalisme dan puncaknya adalah terorisme.
“Jadi kita ormas Islam ini juga berperan dalam melakukan deradikalisasi. Adapun kalau di teroris yang bertindak adalah Densus. Kalau kami deradikalisasi, bersama BNPT. Misalkan kepada mereka yang ingin bertobat dan ingin kembali ke NKRI , sadar dari keluar dari kelompok radikal kita terima kembali dengan baik dan kita berikan pencerahan dan kesadaran bagi mereka prinsip-prinsip Islam yang beradab dan yang berbudaya,” ujarnya.
Seperti diketahui, ormas-ormas Islam yang hadir pada acara tersebut yakni Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Al~Irsyad Al Islamiyah, Al~Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Umat Islam (PUI), Mathla’ul Anwar, Al-Ittihadiyah, Persatuan Islam (Persis), Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) dan Nahdatul Wathan yang mana masing-masing ormas ini dihadiri ketua umum, wakil ataupun sekjennya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda