Sejumlah Pemberontakan dalam Sejarah Indonesia, Nomor 10 Saat Ini Masih Terjadi
Selasa, 23 Agustus 2022 - 06:40 WIB
Awalnya pada tahun 1945, Kahar Muzakar berangkat ke Jawa untuk berjuang. Dia kemudian ditugaskan untuk membentuk pasukan yang diselundupkan ke Sulawesi pada 1947 dengan membentuk Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pada Akhir Juni 1951, KGSS diubah menjadi Brigade XVI
Setelah penyerahan kedaulatan Makassar pada Januari 1950, Letkol Kahar Muzakar ditarik ke Mabes TNI-AD. KSAD kemudian menunjuk Letkol AY Mokoginta sebagai koordinator TNI di Indonesia Timur dan bukannya mengangkat Kahar Muzakar.
Hal ini lantas membuat Kahar Muzakar kecewa. Pemerintaj Negara Indonesia Timur bersama bekas KNIL menolak pimpinan Letkol AY Mokoginta dan terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Kapten Andi Azis, bekas KNIL.
Hal lain yang melatari pemberontakan Kahar Muzakar adalah ditolaknya permintaan KGSS agar diterima secara penuh dalam satu Brigade. Kolonel Kawilarang hanya bersedia menerima bekas prajurit KGSS yang tergabung Brigadi XVI sebagai peroranan dan yang diterima hanya 200 orang.
Kahar Muzakar merasa dilecehkan, ia melakukan pemberontakan dan mendeklarasikan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo pada 15 september 1952. Dia tertembak oleh prajurit Siliwangi di Luwu pada 3 Februari 1965.
5. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Ibnu Hajar yang bernama asli Haderi adalah seorang pejuang yang aktif melawan Belanda dan memimpin satuan gerilya di daerah Kandangan. Kemudian bergabung dalam ALRI Divisi IV dengan pangkat letnan dua.
Karena rasionalisasi yang tidak memuaskan pada 1948, Ibnu Hajar melakukan pembelotan pada awal 1950 dan kemudian bergabung dengan Darul Islam serta melakukan perlawanan hingga Juli 1963.
Ibnu Hajar menyerah dan ditangkap pada September 1963. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati pada Maret 1965.
6. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Setelah penyerahan kedaulatan Makassar pada Januari 1950, Letkol Kahar Muzakar ditarik ke Mabes TNI-AD. KSAD kemudian menunjuk Letkol AY Mokoginta sebagai koordinator TNI di Indonesia Timur dan bukannya mengangkat Kahar Muzakar.
Hal ini lantas membuat Kahar Muzakar kecewa. Pemerintaj Negara Indonesia Timur bersama bekas KNIL menolak pimpinan Letkol AY Mokoginta dan terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Kapten Andi Azis, bekas KNIL.
Hal lain yang melatari pemberontakan Kahar Muzakar adalah ditolaknya permintaan KGSS agar diterima secara penuh dalam satu Brigade. Kolonel Kawilarang hanya bersedia menerima bekas prajurit KGSS yang tergabung Brigadi XVI sebagai peroranan dan yang diterima hanya 200 orang.
Kahar Muzakar merasa dilecehkan, ia melakukan pemberontakan dan mendeklarasikan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo pada 15 september 1952. Dia tertembak oleh prajurit Siliwangi di Luwu pada 3 Februari 1965.
5. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Ibnu Hajar yang bernama asli Haderi adalah seorang pejuang yang aktif melawan Belanda dan memimpin satuan gerilya di daerah Kandangan. Kemudian bergabung dalam ALRI Divisi IV dengan pangkat letnan dua.
Karena rasionalisasi yang tidak memuaskan pada 1948, Ibnu Hajar melakukan pembelotan pada awal 1950 dan kemudian bergabung dengan Darul Islam serta melakukan perlawanan hingga Juli 1963.
Ibnu Hajar menyerah dan ditangkap pada September 1963. Dia kemudian dijatuhi hukuman mati pada Maret 1965.
6. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
tulis komentar anda