Fiksi yang Bukan Cerita Kita

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 06:16 WIB
Saya jadi teringat dua nama, yaitu Oka Rusmini dan Minanto. Dua nama ini menulis sesuatu berdasarkan latar tempat tinggal mereka. Rusmini dengan kehidupan kasta tinggi di Bali, sementara Minanto dengan kehidupan masyarakat pantura (Indramayu). Oh, tentunya masih banyak nama lain, termasuk juga Pram yang menjadikan Blora sebagai latar salah satu karyanya. Saya pun kerap melakukannya pada sekian cerpen―memakai Cirebon sebagai latar, memasukkan segala pernak-pernik kota itu.

Alam fiksi memang alam imajinasi. Dunia yang dibangun berdasarkan permainan pikiran. Akan tetapi, imajinasi ini tentu tidak melulu lahir begitu saja. Ada yang melatari. Dan, biasanya, latar itu adalah pengalaman pengarang sendiri. Ya, tentu bukan hanya yang dialami secara langsung oleh pengarang sendiri. Bisa jadi kisah itu adalah milik orang lain yang sengaja mereka ceritakan kepada pengarang. Tinggal diubah sana-sini, jadilah.

Maka, tidak heran jika banyak pembaca merasa bahwa itu kisah mereka. Bahkan, mungkin juga cerita itu mirip dengan yang pernah ditulis cerpenis lain. Barangkali alasan itu yang pula yang menjadi latar sub judul Cerita Bukan tentang Cerita Kita untuk kumpulan cerpen ini. Saya, Anda, dan Dia. Tidak ada Kita.

Maka, sejatinya penulis ingin memastikan pembaca membebaskan pikiran dari reaksi apa pun yang muncul selepas menuntaskan buku ini. Pada akhirnya, ketika pembaca dengan usilnya menuduh bahwa yang kita tulis adalah realitas yang kita alami, kita tetap bisa bersembunyi di balik senjata, “Itu cuma fiksi, Sayang.” Sekian.

Judul buku : Arum Manis

Penulis : Teguh Affandi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetak : Pertama, Mei 2022

Tebal : xviii + 150 halaman

ISBN : 978-602-06-6196-4
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More