Polisi Didesak Usut Tuntas Kasus Anak SD Meninggal Akibat Perundungan di Tasikmalaya
Sabtu, 23 Juli 2022 - 21:28 WIB
JAKARTA - Kasus perundungan yang mengakibatkan F (11), siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia, mendapat sorotan serius dari berbagai kalangan. Polisi didesak agar kasus tersebut dituntaskan dengan secepatnya.
"Saya sangat prihatin sekali dengan peristiwa perundungan anak yang terjadi di Tasikmalaya. Apalagi, korbannya hingga meninggal dunia. Kita minta kasusnya diselesaikan," tegas Ketua Fraksi Partai Nasdem Roberth Rouw, Sabtu (23/7/2022).
Aparat kepolisian, dikatakan Roberth, harus bergerak cepat untuk mengungkap para pelaku perundungan dan pemaksaan melakukan perbuatan asusila terhadap kucing tersebut. Sikap tegas diperlukan agar memberikan efek jera bagi yang lain agar tidak melakukan hal yang sama.
"Bisa dibayangkan seorang anak usia 11 tahun dipaksa oleh teman-temannya berbuat tak senonoh dengan seekor kucing. Ini memilukan sekali," ujarnya.
Meski begitu, lanjut Roberth, aparat penegak hukum harus bertindak sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), karena pelaku perundungan diduga masih anak-anak juga.
Roberth menambahkan, kasus perundungan ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya kepada para orang tua agar memberikan pemahaman kepada anak-anaknya untuk saling menghargai satu sama lain. "Peran orang tua sangat penting. Tolong anak-anak diberikan nasihat agar saling menghormati meskipun berbeda," pesannya.
Sebagai informasi, F seorang anak berusia 11 tahun meninggal pada Minggu 18 Juli 2022 lalu. F diduga depresi karena mengalami perundungan dan dipaksa melakukan tindakan asusila dengan kucing oleh teman-temannya.
Yang membuat F lebih depresi adalah rekaman video saat perundungan terjadi disebar ke media sosial. Hal itu membuat mentalnya semakin tertekan. Dampaknya, F murung dan tak mau makan dan akhirnya sakit. Korban sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong
Lihat Juga: Pelaku Paksa Siswa Sujud dan Menggonggong di Surabaya Ivan Sugianto Dijebloskan ke Penjara
"Saya sangat prihatin sekali dengan peristiwa perundungan anak yang terjadi di Tasikmalaya. Apalagi, korbannya hingga meninggal dunia. Kita minta kasusnya diselesaikan," tegas Ketua Fraksi Partai Nasdem Roberth Rouw, Sabtu (23/7/2022).
Aparat kepolisian, dikatakan Roberth, harus bergerak cepat untuk mengungkap para pelaku perundungan dan pemaksaan melakukan perbuatan asusila terhadap kucing tersebut. Sikap tegas diperlukan agar memberikan efek jera bagi yang lain agar tidak melakukan hal yang sama.
"Bisa dibayangkan seorang anak usia 11 tahun dipaksa oleh teman-temannya berbuat tak senonoh dengan seekor kucing. Ini memilukan sekali," ujarnya.
Meski begitu, lanjut Roberth, aparat penegak hukum harus bertindak sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), karena pelaku perundungan diduga masih anak-anak juga.
Roberth menambahkan, kasus perundungan ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya kepada para orang tua agar memberikan pemahaman kepada anak-anaknya untuk saling menghargai satu sama lain. "Peran orang tua sangat penting. Tolong anak-anak diberikan nasihat agar saling menghormati meskipun berbeda," pesannya.
Sebagai informasi, F seorang anak berusia 11 tahun meninggal pada Minggu 18 Juli 2022 lalu. F diduga depresi karena mengalami perundungan dan dipaksa melakukan tindakan asusila dengan kucing oleh teman-temannya.
Yang membuat F lebih depresi adalah rekaman video saat perundungan terjadi disebar ke media sosial. Hal itu membuat mentalnya semakin tertekan. Dampaknya, F murung dan tak mau makan dan akhirnya sakit. Korban sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong
Lihat Juga: Pelaku Paksa Siswa Sujud dan Menggonggong di Surabaya Ivan Sugianto Dijebloskan ke Penjara
(cip)
tulis komentar anda