Soal Potensi Indonesia Alami Gelombang Panas seperti di Eropa, Ini Penjelasan BMKG
Sabtu, 23 Juli 2022 - 07:08 WIB
"Di mana ketika terdapat pola tekanan udara tinggi di atmosfer yang dapat terjadi selama beberapa hari bahkan beberapa minggu yang kemudian dapat mendorong pergerakan massa udara hangat dan terkompresi di sekitar permukaan sehingga menimbulkan kondisi suhu udara yang lebih panas dan cenderung lembab," paparnya.
Berbeda dengan Indonesia, fenomena suhu panas yang terjadi di Indonesia lebih kepada pengaruh posisi matahari dan kondisi tutupan awan yang sangat kurang pada siang hari. Ditekankan Guswanto, kedua faktor ini menjadi penyebab utama kondisi suhu panas di wilayah Indonesia.
"Gelombang panas tidak selalu terjadi setiap tahun. Meskipun demikian, gerak semu tahunan matahari yang menyebabkan perubahan musim di lintang menengah dan tinggi umumnya memicu adanya daerah bertekanan tinggi (high pressure area) yang merupakan pemicu terjadinya gelombang panas," ungkapnya.
Sementara pada wilayah Indonesia, kata Guswanto, yang terjadi belakangan ini adalah fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi musim kemarau. Saat ini, sejumlah wilayah Indonesia masih berada dalam musim kemarau.
"Pada periode April-Mei posisi semu matahari berada di sekitar utara ekuator, meskipun belum mencapai titik terjauh di belahan bumi utara (biasanya terjadi pada Juni), kondisi tersebut dapat memberikan tingkat penyinaran matahari yang cukup signifikan ke wilayah Indonesia," kata Guswanto menerangkan.
"Posisi semu matahari di utara mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia sedang memasuki periode pancaroba dan menjelang musim kemarau (terutama di wilayah Indonesia selatan ekuator)," sambungnya.
Guswanto mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina dan kecukupan cairan tubuh di saat terjadinya suhu tinggi di Indonesia. Terutama, bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
"Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur suhu tubuh dan memicu serangkaian gangguan kesehatan seperti mual, pusing, sakit kepala, kram panas, kelelahan, keringat berlebih, heatstroke," beber Guswanto.
"Serta hipertermia yang dapat menyebabkan kematian akibat kondisi kesehatan yang menurun drastis karena tertekan kondisi suhu panas berlebih yang tidak dapat dikendalikan oleh tubuh," pungkasnya.
Berbeda dengan Indonesia, fenomena suhu panas yang terjadi di Indonesia lebih kepada pengaruh posisi matahari dan kondisi tutupan awan yang sangat kurang pada siang hari. Ditekankan Guswanto, kedua faktor ini menjadi penyebab utama kondisi suhu panas di wilayah Indonesia.
"Gelombang panas tidak selalu terjadi setiap tahun. Meskipun demikian, gerak semu tahunan matahari yang menyebabkan perubahan musim di lintang menengah dan tinggi umumnya memicu adanya daerah bertekanan tinggi (high pressure area) yang merupakan pemicu terjadinya gelombang panas," ungkapnya.
Sementara pada wilayah Indonesia, kata Guswanto, yang terjadi belakangan ini adalah fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi musim kemarau. Saat ini, sejumlah wilayah Indonesia masih berada dalam musim kemarau.
"Pada periode April-Mei posisi semu matahari berada di sekitar utara ekuator, meskipun belum mencapai titik terjauh di belahan bumi utara (biasanya terjadi pada Juni), kondisi tersebut dapat memberikan tingkat penyinaran matahari yang cukup signifikan ke wilayah Indonesia," kata Guswanto menerangkan.
"Posisi semu matahari di utara mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia sedang memasuki periode pancaroba dan menjelang musim kemarau (terutama di wilayah Indonesia selatan ekuator)," sambungnya.
Guswanto mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina dan kecukupan cairan tubuh di saat terjadinya suhu tinggi di Indonesia. Terutama, bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
"Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur suhu tubuh dan memicu serangkaian gangguan kesehatan seperti mual, pusing, sakit kepala, kram panas, kelelahan, keringat berlebih, heatstroke," beber Guswanto.
"Serta hipertermia yang dapat menyebabkan kematian akibat kondisi kesehatan yang menurun drastis karena tertekan kondisi suhu panas berlebih yang tidak dapat dikendalikan oleh tubuh," pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda