Dicecar soal Bantuan untuk Marbot hingga Ponpes, Menag: Kami Siap
Jum'at, 26 Juni 2020 - 17:06 WIB
Tidak hanya itu, Yandri juga meminta pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pondok pesantren di Indonesia yang jumlahnya mencapai kisaran 28.000 dengan jumlah santri mencapai kisaran 5 juta.
"Pandemi ini sangat terasa sekali. Mungkin ada sebagian pesantren yang berani buka, tapi sebagian besar tutup. Pondok pesantren ini bayar listrik saja susah. Guru-gurunya yang mengajar, termasuk tukang kebersihan untuk makan saja susah. Bukan hanya pesantrennya, tapi juga santrinya," katanya.
Karena itu, Yandri meminta pemerintah memberikan perhatian dari sisi anggaran kepada pondok pesantren, santri, guru ngaji, para dai, dan juga marbot masjid. ā€¯Mungkin ada hikmahnya Covid-19 ini. Kita selama ini mungkin kurang berpihak pada pondok pesantren. Pondok pesantren yang luar biasa besar jumlahnya, memasuki new normal ini masker saja gak punya, rapid test gak punya biaya," tuturnya.
(Baca: Gelar Pertemuan, Ini Tiga Kesepakatan Kiai Sepuh NU soal Covid-19 di Pesantren)
Yandri mengakui, mungkin tidak semua guru ngaji atau marbot masjid bakal mendapatkan bantuan, namun juga jangan sampai pemerintah tidak memberikan perhatian dari sisi anggaran sama sekali.
"Mungkin gak semuanya bisa tersentuh, tapi kalau sama sekali tak disentuh ya salah. Dan kami bisa memastikan bantuan akan tepat sasaran, tidak disalahgunakan," katanya.
Menanggapi hal ini, Menag Fachrul Razi menyatakan kesiapannya untuk memberikan perhatian kepada para guru ngaji, marbot masjid, madrasah dan juga pesantren.
"Saya setuju adanya bantuan untuk para guru ngaji, ustad, marbot, dai. Ini akan menjadi perhatian kita bersama. Ini sudah bukan saja masalah musibahnya, tapi banyak yang bisa kita angkat untuk kita bangun peradaban yang lebih baik," katanya.
abdul rochim
"Pandemi ini sangat terasa sekali. Mungkin ada sebagian pesantren yang berani buka, tapi sebagian besar tutup. Pondok pesantren ini bayar listrik saja susah. Guru-gurunya yang mengajar, termasuk tukang kebersihan untuk makan saja susah. Bukan hanya pesantrennya, tapi juga santrinya," katanya.
Karena itu, Yandri meminta pemerintah memberikan perhatian dari sisi anggaran kepada pondok pesantren, santri, guru ngaji, para dai, dan juga marbot masjid. ā€¯Mungkin ada hikmahnya Covid-19 ini. Kita selama ini mungkin kurang berpihak pada pondok pesantren. Pondok pesantren yang luar biasa besar jumlahnya, memasuki new normal ini masker saja gak punya, rapid test gak punya biaya," tuturnya.
(Baca: Gelar Pertemuan, Ini Tiga Kesepakatan Kiai Sepuh NU soal Covid-19 di Pesantren)
Yandri mengakui, mungkin tidak semua guru ngaji atau marbot masjid bakal mendapatkan bantuan, namun juga jangan sampai pemerintah tidak memberikan perhatian dari sisi anggaran sama sekali.
"Mungkin gak semuanya bisa tersentuh, tapi kalau sama sekali tak disentuh ya salah. Dan kami bisa memastikan bantuan akan tepat sasaran, tidak disalahgunakan," katanya.
Menanggapi hal ini, Menag Fachrul Razi menyatakan kesiapannya untuk memberikan perhatian kepada para guru ngaji, marbot masjid, madrasah dan juga pesantren.
"Saya setuju adanya bantuan untuk para guru ngaji, ustad, marbot, dai. Ini akan menjadi perhatian kita bersama. Ini sudah bukan saja masalah musibahnya, tapi banyak yang bisa kita angkat untuk kita bangun peradaban yang lebih baik," katanya.
abdul rochim
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda