KSP Ungkap 80% Pergerakan Manusia Mengarah kepada Mudik
Minggu, 26 April 2020 - 15:09 WIB
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Brian Sriprahastuti mengungkapkan semenjak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan mobilitas orang mengalami penurunan. Hal itu didapati dari hasil studi dan kajian serta dinilai PSBB merupakan cara yang tepat. (Baca juga: Dari AS hingga Vietnam Bantu Indonesia Perangi Virus Corona)
"Artinya ini sebuah pendekatan yang sudah tepat. tinggal pertanyaannya seberapa besar penurunan ini bisa jadi efektif karena kita yakin betul secara ilmiah banyak studi sebelumnya mengatakan bahwa PSBB ini memang pilihan yang social distancing ini memang sangat efektif untuk memutus mata rantai. Kemudian tinggal tingkat efektivitas itu ternyata juga tergantung dari kedisiplinan orang," ujar Brian dalam diskusi melalui live streaming, Minggu (26/4/2020).
Dari hasil kajian lainnya, seperti yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melihat tendensi orang bergerak ke arah mudik dan didapati ada pergerakan orang untuk keluar. "Keluar dari daerah. Daerah mana? daerah yang mengalami transmisi lokal dan transmisi lokal yang sudah terjadi sejak awal menjadi episentrum itu adalah Jakarta memang melebar ke daerah penyangga yaitu daerah Bodetabek nya," ungkapnya.
Brian menjelaskan kasus terbanyak dalam perhitungannya sekitar 60-70% itu terjadi di DKI Jakarta. Jika ditambah dengan daerah penyangga itu mungkin bisa bergerak menjadi 80% dan seluruh kasus di Indonesia.
"Nah kalau pergerakan ini tidak dihentikan maka akan menyebar ke daerah lain maka akan semakin besar. Yang dikhawatirkan adalah kemudian kurva kita kan masih naik, kita masih bertambah kurva positifnya tetapi kasus kematian kecepatannya sudah mulai menurun," jelasnya.
"Artinya ini sebuah pendekatan yang sudah tepat. tinggal pertanyaannya seberapa besar penurunan ini bisa jadi efektif karena kita yakin betul secara ilmiah banyak studi sebelumnya mengatakan bahwa PSBB ini memang pilihan yang social distancing ini memang sangat efektif untuk memutus mata rantai. Kemudian tinggal tingkat efektivitas itu ternyata juga tergantung dari kedisiplinan orang," ujar Brian dalam diskusi melalui live streaming, Minggu (26/4/2020).
Dari hasil kajian lainnya, seperti yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melihat tendensi orang bergerak ke arah mudik dan didapati ada pergerakan orang untuk keluar. "Keluar dari daerah. Daerah mana? daerah yang mengalami transmisi lokal dan transmisi lokal yang sudah terjadi sejak awal menjadi episentrum itu adalah Jakarta memang melebar ke daerah penyangga yaitu daerah Bodetabek nya," ungkapnya.
Brian menjelaskan kasus terbanyak dalam perhitungannya sekitar 60-70% itu terjadi di DKI Jakarta. Jika ditambah dengan daerah penyangga itu mungkin bisa bergerak menjadi 80% dan seluruh kasus di Indonesia.
"Nah kalau pergerakan ini tidak dihentikan maka akan menyebar ke daerah lain maka akan semakin besar. Yang dikhawatirkan adalah kemudian kurva kita kan masih naik, kita masih bertambah kurva positifnya tetapi kasus kematian kecepatannya sudah mulai menurun," jelasnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda