Isu Komunisme, Ketua KNPI: Hentikan Saling Tuding
Kamis, 25 Juni 2020 - 11:04 WIB
JAKARTA - Ketua Umum DPP Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama meminta semua pihak menahan diri terkait isu-isu mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI). Satu pihak diminta tidak mengomentari pihak lain hingga menimbulkan kegaduhan. (Baca juga: Pimpinan DPR Janji Setop Bahas RUU HIP)
Menurutnya, kegaduhan terus menerus dapat menimbulkan perpecahan antara sesama anak bangsa. "Hentikan praduga, mari bersatu dalam naungan Pancasila ," katanya kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).
Hal itu diutarakan Haris menyikapi aksi pembakaran bendera berlogo palu arit dan bendera PDIP secara bersamaan. Ia kemudian mengajak melihat sejarag bangsa Indonesia. (Baca juga: Massa Aksi Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Komunisme Bakar Bendera PKI)
Ekstrem kiri seperti komunis pernah hidup di Indonesia tapi gagal. Ekstrem kanan seperti Darul Islam (DI) yang juga dikenal Negara Islam Indonesia (TII) pun gagal.
Hal itu karena Pancasila sebagai titik keseimbangan bangsa. Dengan Pancasila, semua aliran diikat dalam kesepakatan dalam bersama. (Baca juga: Sesalkan Pembakaran Bendera Partai, PDIP: Ada Pihak Sengaja Memancing di Air Keruh)
Spirit Pancasila adalah persatuan dan mempersatukan yang berbeda menjadi harmoni. "Kembalikan Pancasila pada spiritnya. Jangan sampai pihak-pihak yang mendukung Pancasila malah bertikai," tandasnya.
Lihat Juga: Alasan Sebenarnya Ade Irma Putri Jenderal Ahmad Yani Tidak Dipindahkan usai Gugur dalam Tragedi G30S PKI
Menurutnya, kegaduhan terus menerus dapat menimbulkan perpecahan antara sesama anak bangsa. "Hentikan praduga, mari bersatu dalam naungan Pancasila ," katanya kepada wartawan, Kamis (25/6/2020).
Hal itu diutarakan Haris menyikapi aksi pembakaran bendera berlogo palu arit dan bendera PDIP secara bersamaan. Ia kemudian mengajak melihat sejarag bangsa Indonesia. (Baca juga: Massa Aksi Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Komunisme Bakar Bendera PKI)
Ekstrem kiri seperti komunis pernah hidup di Indonesia tapi gagal. Ekstrem kanan seperti Darul Islam (DI) yang juga dikenal Negara Islam Indonesia (TII) pun gagal.
Hal itu karena Pancasila sebagai titik keseimbangan bangsa. Dengan Pancasila, semua aliran diikat dalam kesepakatan dalam bersama. (Baca juga: Sesalkan Pembakaran Bendera Partai, PDIP: Ada Pihak Sengaja Memancing di Air Keruh)
Spirit Pancasila adalah persatuan dan mempersatukan yang berbeda menjadi harmoni. "Kembalikan Pancasila pada spiritnya. Jangan sampai pihak-pihak yang mendukung Pancasila malah bertikai," tandasnya.
Lihat Juga: Alasan Sebenarnya Ade Irma Putri Jenderal Ahmad Yani Tidak Dipindahkan usai Gugur dalam Tragedi G30S PKI
(poe)
tulis komentar anda