Rima Melati, Artis dengan Lingkup Pergaulan dari Presiden hingga Pelayan Resto
Jum'at, 24 Juni 2022 - 13:30 WIB
Semasa hidupnya Rima telah membintangi puluhan judul film Nasional, mengantongi beberapa Piala Citra atas prestasinya di dunia seni peran. Penghargaan serupa dari Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) bahkan diraih tiga kali berturut- turut di awal tahun 70 an. Piala Citra FFI, lambang supremasi tertinggi atas seni peran, diraih pertama kali pada FFI 1973 lewat film "Intan Berduri" yang dibintangi aktor Benyamin Suaeb yang juga berhasil meraih Piala Citra.
Empat tahun lalu Rima masih berusaha comeback untuk melepas kangen. " Ia mencoba bermain dalam sinetron, namun kondisi kesehatannya tidak lagi memungkinkan. Dia pun stop," cerita Widyawati.
Berbicara mengenai Rima tidak hanya tentang kecantikan, tetapi juga mengenai pribadinya sebagai manusia yang luar biasa memikat. Ini yang layak diteladani. Sejak muda dia sudah menjadi artis papan atas, namun dalam kehidupan sehari-hari tetap bersikap " humble" sederhana dan populis. Itulah yang menonjol dan dikenang banyak orang sepeninggalnya. Saya mengenal pasangan Rima dan Frans Tumbuan puluhan tahun lalu. Ketika itu saya masih wartawan pemula, Rima sudah artis sangat terkenal kelas papan atas, dan sukses pula sebagai enterpreuner di Indonesia. Tetapi hingga puluhan tahun sikap itu tidak lekang. Tetap ramah dan ramai. " Bergudil -gudil" ungkapan khas dan ciptaannya sendiri untuk menunjukkan keakraban dengan siapapun. Frans Tumbuan juga begitu sampai usia perkawinan mereka menginjak 43 tahun ( Frans Wafat 2015) tidak berubah.
Baca Juga : Widyawati Ungkap Kondisi Rima Melati saat Terakhir Bertemu
" Itu ungkapan khasnya. Artinya lebih kurang enjoy saja, kita ngobrol yang ringan-ringan saja " terang Widyawati.
Radio Elshinta yang mewawancarai semalam dalam perjalanan menuju taping talkshow Indonesia Lawyers Club milik Karni Ilyas, saya ceritakan pribadi Rima seperti dalam ungkapan " bergudil-gudil" itu.
Rima Melati telah pergi.Mendiang wafat dalam usia 82 tahun. Meninggalkan 5 anak dan 13 cucu. Saat ini jenasah disemayamkan di Rumah Duka Kamboja, RSPAD. Sejak Kamis petang, pelayat dari berbagai kalangan telah berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan rasa berkabung.
Rencana pemakaman akan dilaksanakan di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, satu liang lahat dengan Non Kawilarang, ibundanya yang tercinta. Namun, waktunya masih menunggu konfirmasi putrinya, Hanneke Adinda Tumbuan, yang saat ini berada di Jerman.
Selamat jalan Mbak Rima
Empat tahun lalu Rima masih berusaha comeback untuk melepas kangen. " Ia mencoba bermain dalam sinetron, namun kondisi kesehatannya tidak lagi memungkinkan. Dia pun stop," cerita Widyawati.
Berbicara mengenai Rima tidak hanya tentang kecantikan, tetapi juga mengenai pribadinya sebagai manusia yang luar biasa memikat. Ini yang layak diteladani. Sejak muda dia sudah menjadi artis papan atas, namun dalam kehidupan sehari-hari tetap bersikap " humble" sederhana dan populis. Itulah yang menonjol dan dikenang banyak orang sepeninggalnya. Saya mengenal pasangan Rima dan Frans Tumbuan puluhan tahun lalu. Ketika itu saya masih wartawan pemula, Rima sudah artis sangat terkenal kelas papan atas, dan sukses pula sebagai enterpreuner di Indonesia. Tetapi hingga puluhan tahun sikap itu tidak lekang. Tetap ramah dan ramai. " Bergudil -gudil" ungkapan khas dan ciptaannya sendiri untuk menunjukkan keakraban dengan siapapun. Frans Tumbuan juga begitu sampai usia perkawinan mereka menginjak 43 tahun ( Frans Wafat 2015) tidak berubah.
Baca Juga : Widyawati Ungkap Kondisi Rima Melati saat Terakhir Bertemu
" Itu ungkapan khasnya. Artinya lebih kurang enjoy saja, kita ngobrol yang ringan-ringan saja " terang Widyawati.
Radio Elshinta yang mewawancarai semalam dalam perjalanan menuju taping talkshow Indonesia Lawyers Club milik Karni Ilyas, saya ceritakan pribadi Rima seperti dalam ungkapan " bergudil-gudil" itu.
Rima Melati telah pergi.Mendiang wafat dalam usia 82 tahun. Meninggalkan 5 anak dan 13 cucu. Saat ini jenasah disemayamkan di Rumah Duka Kamboja, RSPAD. Sejak Kamis petang, pelayat dari berbagai kalangan telah berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan rasa berkabung.
Rencana pemakaman akan dilaksanakan di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, satu liang lahat dengan Non Kawilarang, ibundanya yang tercinta. Namun, waktunya masih menunggu konfirmasi putrinya, Hanneke Adinda Tumbuan, yang saat ini berada di Jerman.
Selamat jalan Mbak Rima
(wur)
tulis komentar anda