Menparekraf Sandiaga Uno Dorong Pariwisata Desa Hadirkan Atraksi Khas Daerah
Senin, 20 Juni 2022 - 14:26 WIB
"Dalam hal ini, konsep Desa Wisata, menjadi salah satu alternatif penarik kunjungan wisatawan," katanya.
Kabupaten Wakatobi yang telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Prioritas Pariwisata, memiliki potensi berupa keberadaan Taman Nasional Wakatobi yang memiliki sekitar 90% spesies karang dunia dan telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu kawasan cagar biosfer dunia.
Kabupaten Wakatobi merupakan wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara dengan 75 desa yang tersebar di Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Untuk tahap pertama sosialisasi di sini dilakukan di empat Desa yakni Desa Liya Togo (Pulau Wangi-Wangi), Desa Pajam dan Desa Tanomeha (Pulau Kaledupa) dan Desa Kulati (Pulau Tomia).
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Nadar menyambut baik sosialiasi Sadar Wisata yang dilakukan. "Masyarakat disini memiliki kemauan yang sangat tinggi dalam pengembangan desa wisata. Pengembangan destinasi dan promosi jika tidak dibarengi dengan pengembangan kapasitas SDM dan para pelaku pariwisata tentu tidak akan lengkap, karena kami ingin wisatawan yang sudah pernah berkunjung ke sini terkesan, sehingga ingin datang kembali di waktu berikutnya," ujarnya.
Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Wakatobi diikuti para penggerak pariwisata desa yang meliputi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), perangkat desa, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, Kader PKK dan Karang Taruna.
Selanjutnya, sosialisasi Sadar Wisata terus berlanjut di enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia lainnya hingga 2023, meliputi Lombok (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Labuan Bajo/Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur).
Sosialisasi Sadar Wisata bersifat berkelanjutan, ke depan akan dilakukan pelatihan terkait potensi produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata lainnya, sehingga diharapkan dari masing-masing desa dapat lahir local champion atau penggerak dalam pengembangan di desa wisata masing-masing.
Kabupaten Wakatobi yang telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Prioritas Pariwisata, memiliki potensi berupa keberadaan Taman Nasional Wakatobi yang memiliki sekitar 90% spesies karang dunia dan telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu kawasan cagar biosfer dunia.
Kabupaten Wakatobi merupakan wilayah kepulauan di Sulawesi Tenggara dengan 75 desa yang tersebar di Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Untuk tahap pertama sosialisasi di sini dilakukan di empat Desa yakni Desa Liya Togo (Pulau Wangi-Wangi), Desa Pajam dan Desa Tanomeha (Pulau Kaledupa) dan Desa Kulati (Pulau Tomia).
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Nadar menyambut baik sosialiasi Sadar Wisata yang dilakukan. "Masyarakat disini memiliki kemauan yang sangat tinggi dalam pengembangan desa wisata. Pengembangan destinasi dan promosi jika tidak dibarengi dengan pengembangan kapasitas SDM dan para pelaku pariwisata tentu tidak akan lengkap, karena kami ingin wisatawan yang sudah pernah berkunjung ke sini terkesan, sehingga ingin datang kembali di waktu berikutnya," ujarnya.
Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Wakatobi diikuti para penggerak pariwisata desa yang meliputi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), perangkat desa, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, Kader PKK dan Karang Taruna.
Selanjutnya, sosialisasi Sadar Wisata terus berlanjut di enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia lainnya hingga 2023, meliputi Lombok (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Labuan Bajo/Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur).
Sosialisasi Sadar Wisata bersifat berkelanjutan, ke depan akan dilakukan pelatihan terkait potensi produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata lainnya, sehingga diharapkan dari masing-masing desa dapat lahir local champion atau penggerak dalam pengembangan di desa wisata masing-masing.
(abd)
tulis komentar anda