TNI Tambah 3 Kendaraan Tempur, Simak Nih Kecanggihannya
Rabu, 15 Juni 2022 - 18:23 WIB
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) telah menerima tiga kendaraan tempur ( ranpur ) berupa pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission. Lalu bagaimana spesifikasi tiga ranpur tersebut?
Dalam keterangan resmi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), pesawat CN235-220 MPA dengan tail number AX-2349 ini merupakan pesawat ke-6 yang dikirimkan PTDI untuk TNI Angkatan Laut sejak 2013. Secara khusus difungsikan sebagai pesawat patrol maritim, dibekali dengan Mission System yang terintegrasi ke dalam Mission Management System (MMS) dari Nexeya.
Juga beberapa perangkat pendukung misi seperti High Performance Search Radar dengan kemampuan deteksi sejauh 200 Nautical Mile (NM) yang dapat melakukan surveillance atas wilayah permukaan laut secara continue 360 derajat ke segala arah.
Foto: Istimewa
Dengan tambahan kemampuan Synthetic Aperture Radar (SAR) dan Inverse Synthetic Aperture Radar (ISAR), maka Search Radar yang terpasang dapat memberikan kemampuan tidak hanya mendeteksi keberadaan target, tetapi juga dapat memberikan tampilan citra dari target sejauh 60 NM, jauh sebelum adanya visual contact.
Pesawat yang ditenagai oleh mesin General Electric CT7-9C ini juga dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal dan Forward Looking Infra-Red (FLIR) untuk mendeteksi/mengklasifikasikan target. Serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
Di samping kemampuan untuk misi operasi patrol maritim, pesawat yang diserahkan ini juga merupakan pesawat PT DI pertama yang telah dimodifikasi dan di-upgrade pada seluruh avionic system-nya dengan menggunakan teknologi terbaru full glass cockpit dan display digital yang terintegrasi, dimana untuk komposisi TKDN-nya sendiri sudah mencapai 42,56%.
"Dengan seluruh modifikasi dan pengembangan mission system tersebut, telah terserap 122.000 man hour PTDI di area Engineering, dimana 30,1% di antaranya merupakan engineer milenial kebanggaan PTDI. Sedangkan, jumlah man hour yang terserap di area Produksi adalah 393.000 man hour, dengan kontribusi tenaga milenial yang sudah mencapai 40%,” kata Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan.
Adapun Helikopter AS565 MBe Panther merupakan Helicopter Naval Version hasil produk kerja sama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters, yang kemudian dilanjutkan pengembangan dan integrasi AKS-nya oleh PT DI. PT DI melakukan pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut.
Helikopter AS565 MBe Panther Full Mission AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan Dipping Sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS), yang dapat beroperasi optimal di area laut dangkal, maupun laut dalam. Helikopter AKS ini dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan.
Dalam keterangan resmi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), pesawat CN235-220 MPA dengan tail number AX-2349 ini merupakan pesawat ke-6 yang dikirimkan PTDI untuk TNI Angkatan Laut sejak 2013. Secara khusus difungsikan sebagai pesawat patrol maritim, dibekali dengan Mission System yang terintegrasi ke dalam Mission Management System (MMS) dari Nexeya.
Juga beberapa perangkat pendukung misi seperti High Performance Search Radar dengan kemampuan deteksi sejauh 200 Nautical Mile (NM) yang dapat melakukan surveillance atas wilayah permukaan laut secara continue 360 derajat ke segala arah.
Foto: Istimewa
Dengan tambahan kemampuan Synthetic Aperture Radar (SAR) dan Inverse Synthetic Aperture Radar (ISAR), maka Search Radar yang terpasang dapat memberikan kemampuan tidak hanya mendeteksi keberadaan target, tetapi juga dapat memberikan tampilan citra dari target sejauh 60 NM, jauh sebelum adanya visual contact.
Pesawat yang ditenagai oleh mesin General Electric CT7-9C ini juga dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal dan Forward Looking Infra-Red (FLIR) untuk mendeteksi/mengklasifikasikan target. Serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
Di samping kemampuan untuk misi operasi patrol maritim, pesawat yang diserahkan ini juga merupakan pesawat PT DI pertama yang telah dimodifikasi dan di-upgrade pada seluruh avionic system-nya dengan menggunakan teknologi terbaru full glass cockpit dan display digital yang terintegrasi, dimana untuk komposisi TKDN-nya sendiri sudah mencapai 42,56%.
"Dengan seluruh modifikasi dan pengembangan mission system tersebut, telah terserap 122.000 man hour PTDI di area Engineering, dimana 30,1% di antaranya merupakan engineer milenial kebanggaan PTDI. Sedangkan, jumlah man hour yang terserap di area Produksi adalah 393.000 man hour, dengan kontribusi tenaga milenial yang sudah mencapai 40%,” kata Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan.
Adapun Helikopter AS565 MBe Panther merupakan Helicopter Naval Version hasil produk kerja sama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters, yang kemudian dilanjutkan pengembangan dan integrasi AKS-nya oleh PT DI. PT DI melakukan pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI Angkatan Laut.
Helikopter AS565 MBe Panther Full Mission AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan Dipping Sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS), yang dapat beroperasi optimal di area laut dangkal, maupun laut dalam. Helikopter AKS ini dirancang ideal untuk melakukan redetection, melokalisir sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda