Menciptakan 'Reputational Capital' di Kawasan Candi Borobudur

Selasa, 14 Juni 2022 - 13:54 WIB
Reputasi merupakan salah satu subfaktor pembentuk citra organisasi selain tingkat popularitas dan profil yang unik. Adapun citra merupakan pemahaman yang lebih baik tentang company personality. Reputasi berhubungan erat dengan karakter dan hal-hal yang bersifat konstruktif.

Menurut Balmer (1998), citra berhubungan dengan keyakinan publik terhadap sebuah organisasi, sedangkan reputasi merepresentasikan penilaian terhadap kualitas kinerja sebuah organisasi.

Terakhir, aspek pengetahuan tentang perilaku organisasi yang spesifik biasanya tidak tetap karena disesuaikan dengan pemikiran masyarakat yang terus berkembang sebagai hasil interaksi dengan banyak pihak. Organisasi perlu bekerja keras dalam merehabilitasi modal reputasinya dengan mencari tahu seberapa dalam pengetahuan negatif terhadap performa mereka bisa berjalan. Masalahnya, tidak semua kalangan masyarakat mau menerima argumen yang bersifat persuasif.

Posisi organisasi di atas bisa diganti mengikuti konteks yang dibicarakan, dalam hal ini desa wisata. Untuk dapat menciptakan modal reputasi terbaik, pemerintah sebagai pengelola daerah wisata harus mampu memformulasikan kelima komponen di atas dalam praktik di masing-masing desa sebagai organisasi.

Pertama, aspek kesadaran publik mengharuskan adanya saluran informasi yang mudah diakses oleh publik untuk mendapatkan informasi terkait potensi pariwisata di desa wisata tersebut. Kedua, aspek ikatan emosional di mana dapat dibentuk jika pengelola mampu menghubungkan dan mempersonalisasikan potensi di desa dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan.

Ketiga, aspek corporate personality di mana perlu menonjolkan salah satu tokoh atau ikon yang mampu menjadi representasi potensi desa wisata terkait. Pemilihan tokoh atau ikon tersebut harus melalui perencanaan yang matang, karena dia bertindak seperti endorser atau influencer dalam kegiatan pemasaran. Keempat, aspek corporate reputation yang bisa dilakukan melalui penciptaan kredibilitas positif terhadap kinerja desa wisata.

Dalam konteks perusahaan, corporate reputation biasanya ditampilkan dalam birunya laporan keuangan tahunan. Terakhir, aspek kelima yakni pengetahuan tentang perilaku organisasi yang spesifik. Aspek ini dapat ditampilkan lewat bagaimana pengelola desa wisata mampu merespons masalah-masalah yang terjadi sehingga mampu membangun kredibilitas yang kuat.

Jika kelima aspek di atas bisa diterapkan dalam tujuan untuk membentuk modal reputasi setiap desa wisata, maka diyakini akan dihasilkan citra desa yang memiliki reputasi positif, populer dan juga penuh keunikan.

Baca Juga: koran-sindo.com
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More