2 Mantan KSAD Menjadi Wapres Era Soeharto, Ini Profilnya

Rabu, 08 Juni 2022 - 12:32 WIB
Keandalannya mendukung Panglima Kostrad Mayjen Soeharto menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI), membuat Umar dipercaya menjabat Pangkostrad pada 1965-1967. Dia menggantikan Mayjen Soeharto. Umar diangkat sebagai Pangkostrad berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad: Kep.138/12/65 tertanggal 2 Desember 1965. Umar juga diangkat menjadi Pangkolaga pada 1966.

Karier militernya makin meroket setelah menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat (Wapangad) (1967-1969). Jabatan Kepala Staf AD pada Desember 1969-April 1973 menjadi puncak karier militernya.

Setelah itu, Umar menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 10 tahun (1973-l983). Kemudian, pada Jumat, 11 Maret 1983 Umar terpilih dan dilantik menjadi Wakil Presiden RI 1983-1988 mendampingi Presiden Soeharto .

Umar menjadi wapres berdasarkan Ketetapan Nomor VIII/MPR/1983. Umar merupakan Wapres ke-4 Indonesia setelah Mohammad Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik . Setelah Umar Wirahadikusumah menyelesaikan tugasnya pada 1988, kursi wapres diduduki Sudharmono.

2. Try Sutrisno

Try Sutrisno diangkat menjadi KSAD pada 7 Juni 1986. Try yang sebelumnya menjabat Wakil KSAD, diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Rudini.

Try Sutrisno lahir di Surabaya, 15 November 1935. Try merupakan anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah.



Sebelum menjadi KSAD, Try menduduki sejumlah jabatan strategis khususnya di TNI Angkatan Darat (AD). Di antaranya, Kasdam XVI/Udayana, Pangdam IV/Sriwijaya, kemudian Pangdam Jaya/Jayakarta, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Karier militer tertingginya adalah Panglima ABRI (Pangab) pada 1988-1993.

Try yang pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1974-1978 ini terpilih menjadi Wapres pada 1993, menggantikan Sudharmono. Dalam Sidang Paripurna MPR pada 11 Maret 1993, Try dilantik dan membacakan sumpah sebagai wakil presiden ke-6 dengan masa jabatan 1993-1998.

Dalam pidato pelantikannya sebagai wapres RI pada 11 Maret 1993, Try berjanji membantu tugas-tugas Presiden RI secara optimal sekuat kemampuannya.

"Saya menyadari bahwa Pak Harto memposisikan sebagai mandataris MPR, meminta saya untuk membantu tugas Presiden secara keseluruhan di bidang perencanaan dan pelaksanaan wasrik. Wasrik itu pengawasan dan pemeriksaan pembangunan nasional," kata Try dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden yang tayang 17 Agustus 2020.

Pada 2015, Try menilai tugas seorang wakil presiden (wapres) sebagai pembantu presiden. Sehingga, dia menganggap keliru jika presiden dengan wapres bagi-bagi tugas. Pembantu presiden yang dimaksudnya dalam arti luas. Hal itu dituturkannya berdasarkan pengalamannya saat menjadi wapres era Presiden Soeharto.

"Jadi tidak benar kalau presiden dan wapres bagi tugas seperti bagi kue. Presiden urusi ekonomi, wapres urusi bidang lain. Tidak seperti itu," ujar Try Sutrisno dalam acara Supermentor Keenam bertajuk Leader di Djakarta Theatre XXI, Jakarta, Minggu (17/5/2015) malam.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More