Lomba Inovasi Daerah New Normal Kemendagri Tuai Apresiasi

Selasa, 23 Juni 2020 - 19:28 WIB
Sekretaris Eksekutif IBSW, Varhan Abdul Aziz mengatakan, pihaknya mengapresiasi Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru yang diselenggarakan Kemendagri. Foto/Istimewa
JAKARTA - Sekretaris Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Varhan Abdul Aziz mengatakan, pihaknya mengapresiasi Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

(Baca juga: Kemendes PDTT Buktikan Masyarakat Daerah Timur Bisa Jualan Online)

Menurut Varhan, lomba ini bertujuan ingin menstimulus kepala daerah agar kreatif, inovatif, serta mengutamakan keselamatan warganya dalam upaya pemulihan ekonomi secara bersamaan.

"IBSW mengapresiasi lomba ini karena tujuannya jelas menstimulus kepala daerah kreatif dan inovatif dengan tetap mengutamakan keselamatan warganya. Dari juara lomba, diharapkan daerah-daerah lain dapat mengadopsi langkah-langkah dari role model kota new normal tersebut," ujar Varhan, Selasa (23/6/2020).

Apresiasi juga datang dari Jaringan Islam Kebangsaan (JIK). Koordinator nasional JIK, Irfaan Sanoesi menengarai, ada segelintir pihak yang salah paham perihal lomba Kemendagri. Padahal poin utama lomba ini adalah mencari kota percontohan untuk terciptanya gerakan Nasional kebersamaan menuju adaptasi tatanan hidup baru.



(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)

Irfaan menyoroti kesalahpahaman sejumlah pihak tentang lomba Kemendagri. Ada pihak menyayangkan anggaran 168 miliar rupiah digunakan hanya untuk sebuah lomba video.

"Padahal dengan menampilkan lomba dalam bentuk video pendek , semua daerah bisa saling mencontoh, mengambil yang terbaik dari daerah lain. Mengetahui maksud perkataan seseorang maupun institusi, mesti dilihat secara objektif, menyeluruh (komprehensif), dan teliti," ujar Irfaan.

"Jika dibaca secara parsial, maka akan terjadi kesalahpahaman yang mendasar. Apalagi jika ada orang atau kelompok yang sengaja menciptakan kesalahpaham (misleading/misunderstanding), perlu kecermatan mata dan kejernihan hati," tambahnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More