Lomba Inovasi Daerah New Normal Kemendagri Tuai Apresiasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Varhan Abdul Aziz mengatakan, pihaknya mengapresiasi Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
(Baca juga: Kemendes PDTT Buktikan Masyarakat Daerah Timur Bisa Jualan Online)
Menurut Varhan, lomba ini bertujuan ingin menstimulus kepala daerah agar kreatif, inovatif, serta mengutamakan keselamatan warganya dalam upaya pemulihan ekonomi secara bersamaan.
"IBSW mengapresiasi lomba ini karena tujuannya jelas menstimulus kepala daerah kreatif dan inovatif dengan tetap mengutamakan keselamatan warganya. Dari juara lomba, diharapkan daerah-daerah lain dapat mengadopsi langkah-langkah dari role model kota new normal tersebut," ujar Varhan, Selasa (23/6/2020).
Apresiasi juga datang dari Jaringan Islam Kebangsaan (JIK). Koordinator nasional JIK, Irfaan Sanoesi menengarai, ada segelintir pihak yang salah paham perihal lomba Kemendagri. Padahal poin utama lomba ini adalah mencari kota percontohan untuk terciptanya gerakan Nasional kebersamaan menuju adaptasi tatanan hidup baru.
(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)
Irfaan menyoroti kesalahpahaman sejumlah pihak tentang lomba Kemendagri. Ada pihak menyayangkan anggaran 168 miliar rupiah digunakan hanya untuk sebuah lomba video.
"Padahal dengan menampilkan lomba dalam bentuk video pendek , semua daerah bisa saling mencontoh, mengambil yang terbaik dari daerah lain. Mengetahui maksud perkataan seseorang maupun institusi, mesti dilihat secara objektif, menyeluruh (komprehensif), dan teliti," ujar Irfaan.
"Jika dibaca secara parsial, maka akan terjadi kesalahpahaman yang mendasar. Apalagi jika ada orang atau kelompok yang sengaja menciptakan kesalahpaham (misleading/misunderstanding), perlu kecermatan mata dan kejernihan hati," tambahnya.
Lomba tatanan adaptasi baru Kemendagri ini meliputi tujuh sektor kehidupan, yaitu pasar tradisional, pasar modern, hotel, restoran, tempat wisata, transportasi umum, tempat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Irfaan menilai, sayembara ini berkat kecerdikan Mendagri Tito Karnavian. Dana insentif daerah memang disediakan oleh Kemenkeu guna membantu stimulus ekonomi setiap tahun. Namun dana insentif tersebut dimodifikasi oleh Tito Karnavian untuk memacu kepala daerah
"Pak Tito orang cerdas dan berintegritas. Dalam hal sayembara ini, Kemendagri tetap melibatkan instansi seperti BPK dan DPRD dalam pengawasan dan mengutamakan prinsip tranparansi serta akuntabilitas," ungkap Irfaan.
Peran Pemda menjadi sangat penting, karena 548 Pemda tingkat I provinsi, dan tingat II kabupaten/kota bersentuhan langsung dengan masyarakat masing-masing. Oleh karena itu, Kemendagri bersama dengan Kemenkeu, Kemenkes, Gugus Tugas Covid-19, KemenPAN-RB, Kemenparekraf, Kemendag, dan BNPP berinisiatif membuat lomba antar daerah untuk membuat protokol kesehatan Covid-19.
Selain piagam penghargaan, para pemenang mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID). Untuk pemenang pertama, setiap kategori dan setiap klaster daerah diberikan DID sebesar Rp3 Milliar, pemenang kedua sebanyak Rp2 Milliar, dan pemenang ketiga Rp1 Milliar.
Sehingga total 84 pemenang terdiri atas juara 1, 2, dan 3, pada 7 Sektor dan 4 klaster yakni Rp168 Miliar. Uang tersebut berasal dari Kementerian Keuangan dan ditransfer sebagai insentif untuk tambahan APBD daerah pemenang.
(Baca juga: Kemendes PDTT Buktikan Masyarakat Daerah Timur Bisa Jualan Online)
Menurut Varhan, lomba ini bertujuan ingin menstimulus kepala daerah agar kreatif, inovatif, serta mengutamakan keselamatan warganya dalam upaya pemulihan ekonomi secara bersamaan.
"IBSW mengapresiasi lomba ini karena tujuannya jelas menstimulus kepala daerah kreatif dan inovatif dengan tetap mengutamakan keselamatan warganya. Dari juara lomba, diharapkan daerah-daerah lain dapat mengadopsi langkah-langkah dari role model kota new normal tersebut," ujar Varhan, Selasa (23/6/2020).
Apresiasi juga datang dari Jaringan Islam Kebangsaan (JIK). Koordinator nasional JIK, Irfaan Sanoesi menengarai, ada segelintir pihak yang salah paham perihal lomba Kemendagri. Padahal poin utama lomba ini adalah mencari kota percontohan untuk terciptanya gerakan Nasional kebersamaan menuju adaptasi tatanan hidup baru.
(Baca juga: Update Corona di Indonesia 23 Juni 2020: 47.896 Positif, 19.241 Sembuh, dan 2.535 Meninggal)
Irfaan menyoroti kesalahpahaman sejumlah pihak tentang lomba Kemendagri. Ada pihak menyayangkan anggaran 168 miliar rupiah digunakan hanya untuk sebuah lomba video.
"Padahal dengan menampilkan lomba dalam bentuk video pendek , semua daerah bisa saling mencontoh, mengambil yang terbaik dari daerah lain. Mengetahui maksud perkataan seseorang maupun institusi, mesti dilihat secara objektif, menyeluruh (komprehensif), dan teliti," ujar Irfaan.
"Jika dibaca secara parsial, maka akan terjadi kesalahpahaman yang mendasar. Apalagi jika ada orang atau kelompok yang sengaja menciptakan kesalahpaham (misleading/misunderstanding), perlu kecermatan mata dan kejernihan hati," tambahnya.
Lomba tatanan adaptasi baru Kemendagri ini meliputi tujuh sektor kehidupan, yaitu pasar tradisional, pasar modern, hotel, restoran, tempat wisata, transportasi umum, tempat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Irfaan menilai, sayembara ini berkat kecerdikan Mendagri Tito Karnavian. Dana insentif daerah memang disediakan oleh Kemenkeu guna membantu stimulus ekonomi setiap tahun. Namun dana insentif tersebut dimodifikasi oleh Tito Karnavian untuk memacu kepala daerah
"Pak Tito orang cerdas dan berintegritas. Dalam hal sayembara ini, Kemendagri tetap melibatkan instansi seperti BPK dan DPRD dalam pengawasan dan mengutamakan prinsip tranparansi serta akuntabilitas," ungkap Irfaan.
Peran Pemda menjadi sangat penting, karena 548 Pemda tingkat I provinsi, dan tingat II kabupaten/kota bersentuhan langsung dengan masyarakat masing-masing. Oleh karena itu, Kemendagri bersama dengan Kemenkeu, Kemenkes, Gugus Tugas Covid-19, KemenPAN-RB, Kemenparekraf, Kemendag, dan BNPP berinisiatif membuat lomba antar daerah untuk membuat protokol kesehatan Covid-19.
Selain piagam penghargaan, para pemenang mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID). Untuk pemenang pertama, setiap kategori dan setiap klaster daerah diberikan DID sebesar Rp3 Milliar, pemenang kedua sebanyak Rp2 Milliar, dan pemenang ketiga Rp1 Milliar.
Sehingga total 84 pemenang terdiri atas juara 1, 2, dan 3, pada 7 Sektor dan 4 klaster yakni Rp168 Miliar. Uang tersebut berasal dari Kementerian Keuangan dan ditransfer sebagai insentif untuk tambahan APBD daerah pemenang.
(maf)