Polri Selidiki Otak Pembobol Rekening Nasabah Bank

Senin, 30 Mei 2022 - 16:24 WIB
Kecurigaan ini karena pelaku kejahatan bisa membuat identitas baru dengan menggunakan data pribadi, bahkan sampai mengetahui nama ibu kandung nasabah. Setelah rekeningnya dibobol, nasabah meminta bank mengganti dana di rekening yang telah dikuras.

"Sumber kebocoran data nasabah itu bisa dari mana pun, bahkan termasuk kelalaian nasabah sendiri yang mengirim data pribadinya ke berbagai pihak, semisal saat mengisi aplikasi tertentu di internet," kata Dedi.

Kadiv Humas mengharapkan masyarakat lebih awas, berhati-hati, dan cermat saat menggunakan ATM serta tidak mengirim data pribadi ke pihak lain. Jangan terkecoh dengan mengirim informasi pribadi ke call center, website, SMS, dan akun palsu yang mengaku sebagai akun resmi perbankan di sosial media.

"Juga tidak memberikan informasi PIN, password, dan OTP ke orang lain, meski itu masih keluarga terdekat. Dengan sikap waspada dan hati-hati diharapkan nasabah terhindar dari aksi pelaku kejahatan yang terorganisir ini," katanya.

Dedi mengimbau masyarakat tetap menyimpan uangnya di bank dan tidak perlu risau dengan sistem keamanannya. Sebab, modus operandi yang dilakukan pelaku, umumnya memanfaatkan kelengahan nasabah, dan bukan menjebol keamanan perbankan.

"Jadi memang ini kejahatan yang terorganisir. Ada yang mengambil data, menduplikasi, mencetak, menjual, dan mengambil duitnya. Pelaku cenderung mencari celah bagaimana teknologi bisa direkayasa, mereka terus mempelajari itu," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More