Indonesia Perlu Dorong Konsensus Pulihkan Covid-19 dan Konflik Rusia-Ukraina di G20
Sabtu, 28 Mei 2022 - 15:04 WIB
Negara-negara yang membentuk G20, lanjutnya, terdiri dari dua pertiga dari populasi dunia, 85% dari PDB dunia, 75% dari perdagangan dunia, dan 80% dari investasi global. “Keputusan yang dicapai di G20 akan memperbaiki banyak hal di dunia ini,” ucapnya.
Airlangga juga merefleksikan pengalaman dunia dalam menghadapi pandemi covid-19 pada dua tahun terakhir dimana pada tahun terakhir, semua negara berada dalam keadaan sulit akibat pandemi Covid-19.
“Kabar baiknya, Indonesia menunjukkan ketahanannya dan mulai menunjukkan proses recovery di mana perekonomian Indonesia pada Triwulan I tahun ini mencatat pertumbuhan sebesar 5,1% yoy,” tuturnya.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga berbicara mengenai isu global terutama permasalahan geopolitik yang memberikan tantangan tersendiri bagi Presidensi G20 Indonesia.
Ia juga menekankan agar dunia tidak menutup mata pada permasalahan-permasalahan global lainnya yang terjadi secara simultan dengan konflik Rusia-Ukraina seperti agenda perubahan iklim dan vaksinasi yang belum merata di seluruh dunia.
“Perang di Ukraina mempertanyakan eksistensi G20. Ada juga perdebatan sengit tentang siapa yang harus atau tidak boleh diundang. Sebagai Presidensi G20, kepentingan Indonesia adalah menjaga keutuhan G20. G20 harus dipertahankan sebagai G20, bukan menjadi G19, atau G13,” tegas Airlangga.
WEFAM akhirnya kembali digelar setelah sempat vakum pada tahun 2021 akibat pandemi covid-19. Dalam forum ekonomi internasional tersebut, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk kembali terlibat melalui Indonesia Pavilion dan Indonesia Night. Baca juga: 492 Mobil Listrik Dikerahkan Buat G20 Bali, Toyota Dikepung 2 Merek Korea
Indonesia Pavilion adalah sebuah wadah untuk berdiskusi, mengadakan seminar, dan menjalin koneksi dengan entitas dari negara lain. Sedangkan Indonesian Night bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia ke dunia. Sebelumnya Indonesia juga pernah membuka Indonesia Pavilion di WEFAM 2018, 2019, dan 2020.
Airlangga juga merefleksikan pengalaman dunia dalam menghadapi pandemi covid-19 pada dua tahun terakhir dimana pada tahun terakhir, semua negara berada dalam keadaan sulit akibat pandemi Covid-19.
“Kabar baiknya, Indonesia menunjukkan ketahanannya dan mulai menunjukkan proses recovery di mana perekonomian Indonesia pada Triwulan I tahun ini mencatat pertumbuhan sebesar 5,1% yoy,” tuturnya.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga berbicara mengenai isu global terutama permasalahan geopolitik yang memberikan tantangan tersendiri bagi Presidensi G20 Indonesia.
Ia juga menekankan agar dunia tidak menutup mata pada permasalahan-permasalahan global lainnya yang terjadi secara simultan dengan konflik Rusia-Ukraina seperti agenda perubahan iklim dan vaksinasi yang belum merata di seluruh dunia.
“Perang di Ukraina mempertanyakan eksistensi G20. Ada juga perdebatan sengit tentang siapa yang harus atau tidak boleh diundang. Sebagai Presidensi G20, kepentingan Indonesia adalah menjaga keutuhan G20. G20 harus dipertahankan sebagai G20, bukan menjadi G19, atau G13,” tegas Airlangga.
WEFAM akhirnya kembali digelar setelah sempat vakum pada tahun 2021 akibat pandemi covid-19. Dalam forum ekonomi internasional tersebut, Indonesia mendapatkan kehormatan untuk kembali terlibat melalui Indonesia Pavilion dan Indonesia Night. Baca juga: 492 Mobil Listrik Dikerahkan Buat G20 Bali, Toyota Dikepung 2 Merek Korea
Indonesia Pavilion adalah sebuah wadah untuk berdiskusi, mengadakan seminar, dan menjalin koneksi dengan entitas dari negara lain. Sedangkan Indonesian Night bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia ke dunia. Sebelumnya Indonesia juga pernah membuka Indonesia Pavilion di WEFAM 2018, 2019, dan 2020.
(kri)
tulis komentar anda