Indonesia Perlu Dorong Konsensus Pulihkan Covid-19 dan Konflik Rusia-Ukraina di G20
Sabtu, 28 Mei 2022 - 15:04 WIB
JAKARTA - Langkah Pemerintah Indonesia untuk menjaga soliditas di antara negara-negara G20 telah tepat. Apalagi banyak pihak berharap G20 dapat memberikan solusi bagi persoalan yang tengah di hadapi dunia.
Sebagai pemegang Presidensi 2022, Indonesia harus meningkatkan soliditas negara-negara dalam forum tersebut supaya berkomitmen menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi dan politik. Baca juga: Menko Airlangga: Negara-negara G20 Harus Solid untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi Dunia
"Presidensi Indonesia sangat terdampak dengan konflik Russia-Ukraina. Namun isu-isu dalam G20 masih relevan untuk dibahas dan dicari solusinya secara bersama," ujar Analis Politik Internasional dan Resolusi Konflik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth dalam keterangannya Sabtu (28/5/2022).
Ia mengatakan 20 negara dalam group tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika seluruhnya bekerja sama akan sangat berpengaruh terhadap dunia.
"Setiap negara memiliki kemampuan berbeda yang perlu kerja sama untuk saling melengkapi," jelasnya.
Meskipun G20 tidak memiliki ikatan secara hukum atau non-legally binding, lanjut dia, tetapi dapat bekerja bersama-sama dengan didasarkan pada komitmen atau konsensus bersama. Untuk itu, Indonesia mesti mendorong lahirnya sebuah konsensus untuk G20 memulihkan atas dampak pandemi Covid-19 dan menyudahi konflik Rusia-Ukraina.
"G20 di bawah Presidensi Indonesia perlu merancang tata kelola ekononomi global yang adil dan merata. Sehingga no one left behind dalam hal keuntungan ekonomi sesuai dengan potensi dan kemampuan ekonomi setiap negara," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa negara-negara G20 harus solid untuk menjaga stabilitas ekonomi dunia.
“Selama krisis keuangan global 2008, G20 lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi," ujar Menko Airlangga saat menyampaikan sambutan di Paviliun Indonesia pada perhelatan World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss.
Sebagai pemegang Presidensi 2022, Indonesia harus meningkatkan soliditas negara-negara dalam forum tersebut supaya berkomitmen menciptakan stabilitas keamanan, ekonomi dan politik. Baca juga: Menko Airlangga: Negara-negara G20 Harus Solid untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi Dunia
"Presidensi Indonesia sangat terdampak dengan konflik Russia-Ukraina. Namun isu-isu dalam G20 masih relevan untuk dibahas dan dicari solusinya secara bersama," ujar Analis Politik Internasional dan Resolusi Konflik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth dalam keterangannya Sabtu (28/5/2022).
Ia mengatakan 20 negara dalam group tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika seluruhnya bekerja sama akan sangat berpengaruh terhadap dunia.
"Setiap negara memiliki kemampuan berbeda yang perlu kerja sama untuk saling melengkapi," jelasnya.
Meskipun G20 tidak memiliki ikatan secara hukum atau non-legally binding, lanjut dia, tetapi dapat bekerja bersama-sama dengan didasarkan pada komitmen atau konsensus bersama. Untuk itu, Indonesia mesti mendorong lahirnya sebuah konsensus untuk G20 memulihkan atas dampak pandemi Covid-19 dan menyudahi konflik Rusia-Ukraina.
"G20 di bawah Presidensi Indonesia perlu merancang tata kelola ekononomi global yang adil dan merata. Sehingga no one left behind dalam hal keuntungan ekonomi sesuai dengan potensi dan kemampuan ekonomi setiap negara," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa negara-negara G20 harus solid untuk menjaga stabilitas ekonomi dunia.
“Selama krisis keuangan global 2008, G20 lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi," ujar Menko Airlangga saat menyampaikan sambutan di Paviliun Indonesia pada perhelatan World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss.
Lihat Juga :
tulis komentar anda