Pertemuan Kebudayaan Jadi Kunci Jaga Kebersamaan Indonesia
Senin, 22 Juni 2020 - 07:20 WIB
Dalam Sumpah Pemuda dinyatakan bahwa semua berada dalam satu nusa satu bahasa satu nasib sepenanggungungan. Bahkan, sejatinya isu rasialis sedari dulu hanya dikelola oleh kolonialis untuk memecah belah mengkotak-kotakkan dan yang diuntungkan bukan dari pihak masyarakat.
Menurut dia, isu rasial kerap muncul pada momen-momen politik lokal seperti pilkada terlihat dari narasi kampanye. Hal itu meski hanya tampil dalam politik, memiliki dampak luas, karena terkesan ada perlakuan berbeda.
Dia meminta pemerintah untuk benar-benar memperlihatkan keadilan dan kesamaan dalam penegakan hukum, menciptakan peraturan yang tidak diskriminatif sehingga sebagian kelompok tidak merasa ada luka sejarah.
Selain itu, sambung dia, perlu terus didorong konsensus dialog bersama antara masyarakat Papua dan pemerintah untuk menghilangkan pendekatan kekerasan. Pendekatan seperti itu tidak bisa menjadi dasar dalam membangun rasa senasib sepenanggungan.
“Dalam melakukan pembangunan jangan sampai punya masalah dengan masyarakat adat atau menghancurkan budaya,” ujarnya.
Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo berharap pemerintah terus memiliki perhatian kepada Papua dengan memperkuat perhatian terhadap sektor pendidikan dan sumber daya manusia, seperti membangun sekolah puskesmas, sehingga betul-betul memberi efek positif bagi Papua dalam jangka panjang.
“Saya percaya Pak Jokowi sunguh-sungguh membangun Papua, dan kami apresiasi,” katanya.
Edo Kondologit, musikus asli Papua mengatakan, pusat dan daerah harus bersama-sama membangun Papua apalagi Presiden Jokowi memiliki perhatian besar. Karena itu, dana besar terhadap Papua, harus dikelola secara tepat sasaran dan berdampak positif bagi masyarakat.
Jika ada kendala persoalan, lakukan komunikasi agar kebijakan yang sudah bagus mampu dijalankan di lapangan dengan baik sehingga tidak ada kesan di luar negeri bahwa situasi Papua tidak ternah berubah.
Padahal, sambung dia, sudah ada banyak kemajuan. Hal lain, ia berharap agar situasi kondusif, tidak ada pernyataan yang politisi yang justru memancing permasalahan baru.
Menurut dia, isu rasial kerap muncul pada momen-momen politik lokal seperti pilkada terlihat dari narasi kampanye. Hal itu meski hanya tampil dalam politik, memiliki dampak luas, karena terkesan ada perlakuan berbeda.
Dia meminta pemerintah untuk benar-benar memperlihatkan keadilan dan kesamaan dalam penegakan hukum, menciptakan peraturan yang tidak diskriminatif sehingga sebagian kelompok tidak merasa ada luka sejarah.
Selain itu, sambung dia, perlu terus didorong konsensus dialog bersama antara masyarakat Papua dan pemerintah untuk menghilangkan pendekatan kekerasan. Pendekatan seperti itu tidak bisa menjadi dasar dalam membangun rasa senasib sepenanggungan.
“Dalam melakukan pembangunan jangan sampai punya masalah dengan masyarakat adat atau menghancurkan budaya,” ujarnya.
Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo berharap pemerintah terus memiliki perhatian kepada Papua dengan memperkuat perhatian terhadap sektor pendidikan dan sumber daya manusia, seperti membangun sekolah puskesmas, sehingga betul-betul memberi efek positif bagi Papua dalam jangka panjang.
“Saya percaya Pak Jokowi sunguh-sungguh membangun Papua, dan kami apresiasi,” katanya.
Edo Kondologit, musikus asli Papua mengatakan, pusat dan daerah harus bersama-sama membangun Papua apalagi Presiden Jokowi memiliki perhatian besar. Karena itu, dana besar terhadap Papua, harus dikelola secara tepat sasaran dan berdampak positif bagi masyarakat.
Jika ada kendala persoalan, lakukan komunikasi agar kebijakan yang sudah bagus mampu dijalankan di lapangan dengan baik sehingga tidak ada kesan di luar negeri bahwa situasi Papua tidak ternah berubah.
Padahal, sambung dia, sudah ada banyak kemajuan. Hal lain, ia berharap agar situasi kondusif, tidak ada pernyataan yang politisi yang justru memancing permasalahan baru.
Lihat Juga :
tulis komentar anda