Gara-gara Luhut, Konglomerat Indonesia yang Lari ke Singapura Kumpul Jadi Satu
Sabtu, 30 April 2022 - 15:32 WIB
Dalam arahannya, Habibie juga meminta Luhut untuk menarik kembali investasi dari luar untuk kembali ke Indonesia. Saat mulai resmi bertugas, Luhut membangun kepercayaan dari para pejabat Singapura dari tingkat Perdana Menteri (waktu itu) Goh Chok Tong hingga pejabat Kemlu Singapura. Kepada mereka, dia menjanjikan melakukan semua hal yang bisa dilakukannya menyangkut kepentingan Singapura di Indonesia.
Kumpulkan Konglomerat Indonesia
Ada cerita menarik dalam menjadi Dubes RI untuk Singapura ini. Dalam kerangka untuk menarik investasi dan mendorong agar para pengusaha berbisnis kembali di Indonesia, suatu ketika Luhut menyelenggarakan seminar.
Baca juga: Luhut Ajak Kadin Siapkan Langkah Kongkret Genjot Investasi
Acara ini dihadiri oleh para konglomerat Indonesia yang lari meninggalkan Tanah Air ketika terjadi huru-hara 1998. Tujuan seminar itu sesuai perintah Presiden adalah meyakinkan mereka untuk kembali ke Indonesia da berbisnis seperti biasa.
“Agar punya daya tarik, maka saya bujuk (alm) KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai keynote speaker. Seminar tersebut sukses karena hampir semua konglomerat besar Indonesia yang mengungsi seperti Sudono Salim, Tjiputra (Ciputra), Sjamsul Nur Salim dan lain-lain datang pada seminar itu,” ucap Luhut yang kini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.
Ada lagi cerita lain yang juga tak kalah menarik. Suatu hari dia mendapat kabar dari pejabat Singapura bahwa terjadi kerusuhan di sebuah perusahaan Singapura di Pulau Bintan. Tanpa membuang waktu Luhut meminta mereka menyediakan helikopter yang menerbangkannya langsung ke Bintan.
Pria yang pernah kursus antiteror di Jerman Barat ini pun menemui pimpinan buruh yang mogok, juga aparat keamanan setempat. Dalam pertemuan itu dibahas akar persoalan hingga tuntas. Sore hari, dia kembali pulang ke Singapura. Atas langkah gerak cepat dan penyelesaian persoalan itu sejumlah pejabat Singapura memberikan apresiasi dan penghargaan.
“Mereka tidak tahu bahwa saking buru-burunya, saya pergi dan pulang tanpa bawa paspor, padahal itu sudah ke luar negeri…!,” ucap Luhut.
Mantan Komandan Pusdikpassus Kopassus ini menjelaskan, kepercayaan dan hubungan baik dengan para politisi di Singapura masih terus dipeliharanya hingga hari ini. Menteri Senior Teo Chee Hean, misalnya, merupakan teman baik ketika dirinya menjabat Dubes. Demikian pula PM Lee Hsien Loong.
Kumpulkan Konglomerat Indonesia
Ada cerita menarik dalam menjadi Dubes RI untuk Singapura ini. Dalam kerangka untuk menarik investasi dan mendorong agar para pengusaha berbisnis kembali di Indonesia, suatu ketika Luhut menyelenggarakan seminar.
Baca juga: Luhut Ajak Kadin Siapkan Langkah Kongkret Genjot Investasi
Acara ini dihadiri oleh para konglomerat Indonesia yang lari meninggalkan Tanah Air ketika terjadi huru-hara 1998. Tujuan seminar itu sesuai perintah Presiden adalah meyakinkan mereka untuk kembali ke Indonesia da berbisnis seperti biasa.
“Agar punya daya tarik, maka saya bujuk (alm) KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai keynote speaker. Seminar tersebut sukses karena hampir semua konglomerat besar Indonesia yang mengungsi seperti Sudono Salim, Tjiputra (Ciputra), Sjamsul Nur Salim dan lain-lain datang pada seminar itu,” ucap Luhut yang kini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.
Ada lagi cerita lain yang juga tak kalah menarik. Suatu hari dia mendapat kabar dari pejabat Singapura bahwa terjadi kerusuhan di sebuah perusahaan Singapura di Pulau Bintan. Tanpa membuang waktu Luhut meminta mereka menyediakan helikopter yang menerbangkannya langsung ke Bintan.
Pria yang pernah kursus antiteror di Jerman Barat ini pun menemui pimpinan buruh yang mogok, juga aparat keamanan setempat. Dalam pertemuan itu dibahas akar persoalan hingga tuntas. Sore hari, dia kembali pulang ke Singapura. Atas langkah gerak cepat dan penyelesaian persoalan itu sejumlah pejabat Singapura memberikan apresiasi dan penghargaan.
“Mereka tidak tahu bahwa saking buru-burunya, saya pergi dan pulang tanpa bawa paspor, padahal itu sudah ke luar negeri…!,” ucap Luhut.
Mantan Komandan Pusdikpassus Kopassus ini menjelaskan, kepercayaan dan hubungan baik dengan para politisi di Singapura masih terus dipeliharanya hingga hari ini. Menteri Senior Teo Chee Hean, misalnya, merupakan teman baik ketika dirinya menjabat Dubes. Demikian pula PM Lee Hsien Loong.
tulis komentar anda