Waspada, Ponsel Bisa Jadi Medium Penyebaran Virus Corona
Jum'at, 19 Juni 2020 - 06:59 WIB
"Virus corona bisa ditemukan dalam berbagai pemukaan benda. Itu bisa terlihat dalam kasus orang terinfeksi virus corona di kapal pesiar Diamond Princess," demikian analisis baru Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS). Analisi CDC menyebutkan, prosedur disenfektan terhadap benda yang terkena virus corona harus dilakukan. Namun, CDC tidak berani menyimpulkan kalau partikel virus corona pada permukaan tersebut bisa menginfeksi orang. (Baca juga: Sri Mulyani Tidak Ingin Rupiah Terlalu Kuat, Ini Alasannya)
Penelitian lain yang dipublikasikan di The Journal of Hospital Infection menganalisis kajian yang membahas berapa lama virus corona bertahan di luar tubuh manusia. Para peneliti menyimpulkan, virus corona bisa bertahan di permukaan logam, gelas dan plastik sembilan hari. Mereka membandingkan, virus flu hanya bertahan di permukaan benda selama 48 jam saja. Menariknya, virus corona tidak bisa bertahan dan tidak aktif pada temperatur di atas 30 derajat Celsius.
Jangan Bermain Gawai di KRL
Sementara itu, para pengguna Commuterline yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dianjurkan tidak memainkan gawai seperti handphone dan tablet. Sebab, perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network, Edward Faisal, mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari. “Saat virus menempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah,” katanya.
Menurut Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Penularan lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar. Transmisi virus ke gadget juga bisa berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL. Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. (Baca juga: Pimpinan MPR Ikut Sepakat Tunda Pembahasan RUU HIP)
Karena itu, Edward menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gawainya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL. “Kalau ada orang ngomong akan bertambah lagi (potensi cemaran virusnya),” katanya.
Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus. “Jadi, selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarkan handphone,” papar Edward.
Beberapa hal lain yang wajib dilakukan bagi para pengguna KRL adalah menjaga pikiran selalu positif dalam melakukan aktivitas. Kemudian pastikan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan membawa hand sanitizer sebagai pengganti apabila tidak ada fasilitas cuci tangan.
Pengguna KRL juga disarankan tetap mengikuti aturan dari PT KAI Commuterline Indonesia dan memperbarui informasi resmi dari pemerintah tentang upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 agar dapat tetap melanjutkan aktivitas yang aman dan produktif di tengah pandemi.
Penelitian lain yang dipublikasikan di The Journal of Hospital Infection menganalisis kajian yang membahas berapa lama virus corona bertahan di luar tubuh manusia. Para peneliti menyimpulkan, virus corona bisa bertahan di permukaan logam, gelas dan plastik sembilan hari. Mereka membandingkan, virus flu hanya bertahan di permukaan benda selama 48 jam saja. Menariknya, virus corona tidak bisa bertahan dan tidak aktif pada temperatur di atas 30 derajat Celsius.
Jangan Bermain Gawai di KRL
Sementara itu, para pengguna Commuterline yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dianjurkan tidak memainkan gawai seperti handphone dan tablet. Sebab, perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network, Edward Faisal, mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari. “Saat virus menempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah,” katanya.
Menurut Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor. Penularan lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar. Transmisi virus ke gadget juga bisa berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL. Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. (Baca juga: Pimpinan MPR Ikut Sepakat Tunda Pembahasan RUU HIP)
Karena itu, Edward menyarankan agar para pengguna tidak menggunakan gawainya selama di dalam perjalanan menggunakan KRL. “Kalau ada orang ngomong akan bertambah lagi (potensi cemaran virusnya),” katanya.
Selain dapat mengurangi potensi cemaran, alasan lain untuk tidak menggunakan gawai saat berada di dalam KRL adalah agar keluarga di rumah tidak menjadi korban penularan virus. “Jadi, selain risiko untuk kita, juga orang yang di rumah. Jadi kalau kita sayang sama orang yang di rumah dan di sekitar kita, sebaiknya jangan keluarkan handphone,” papar Edward.
Beberapa hal lain yang wajib dilakukan bagi para pengguna KRL adalah menjaga pikiran selalu positif dalam melakukan aktivitas. Kemudian pastikan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan membawa hand sanitizer sebagai pengganti apabila tidak ada fasilitas cuci tangan.
Pengguna KRL juga disarankan tetap mengikuti aturan dari PT KAI Commuterline Indonesia dan memperbarui informasi resmi dari pemerintah tentang upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 agar dapat tetap melanjutkan aktivitas yang aman dan produktif di tengah pandemi.
tulis komentar anda