Mutasi Mayjen Widi dari Danjen Kopassus ke Pangdam Diponegoro Tidak Mengherankan
Kamis, 31 Maret 2022 - 08:34 WIB
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menunjuk Brigjen TNI Iwan Setiawan sebagai Danjen Kopassus menggantikan Mayjen TNI Widi Prasetijono . Brigjen Iwan sebelumnya menjabat sebagai Waaslat KSAD Bidang Kermamil.
Mayjen Widi pun kini menempati posisi baru sebagai Pangdam IV/Diponegoro. Penunjukan itu tertuang dalam SK Panglima TNI Nomor Kep/271/III/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI tertanggal 25 Maret 2022.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) sekaligus pengamat militer Anton Aliabbas menilai penunjukkan Widi sebagai Pangdam Diponegoro tak mengherankan. Sebab, jika ditilik dari riwayat penugasan, jenderal bintang dua itu kerap ditugaskan di wilayah Surakarta, Jawa Tengah.
"Sebenarnya tidak mengherankan kalau Widi jadi Pangdam Diponegoro. Widi merupakan salah satu perwira yang memiliki banyak penugasan di daerah Surakarta, baik di satuan tempur maupun teritorial," kata Anton dalam keterangan tertulis, Kamis (31/3/2022).
Dia menuturkan, dari tugas satuan tempur, Widi sempat mengemban tugas di Grup 2 Kopassus dan Yonif 400/Banteng Raiders. Di Grup 2 pada Tahun 1995, dirinya menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton). Sedangkan di Banteng Raiders, Widi mengisi jabatan sebagai Komandan Yonif (Danyonif) saat berpangkat Letkol di Tahun 2009.
Sementara untuk penugasan teritorial, Widi pernah menduduki sejumlah jabatan di wilayah Kodam Diponegoro. Mulai dari Dandim 0735/Surakarta, Danrem 091/Aji Surya Natakesuma, hingga Kasdam IV/Diponegoro.
Dia mengatakan, mutasi Widi juga menunjukkan peningkatan ruang apresiasi pada perwira yang memiliki latar belakang prajurit Korps Baret Merah. Menurut dia, jika merujuk pada komposisi perwira berlatar Kopassus dalam TNI tidak banyak dibandingkan dengan satuan lainnya.
"Mutasi Mayjen Widi jelas semakin menunjukkan peningkatan ruang apresiasi pada perwira berlatar belakang Kopassus dalam rotasi dan promosi karier militer dalam lima tahun belakang ini," jelasnya.
Kendati demikian, kata Anton, promosi karier prajurit di tubuh TNI tak boleh hanya didasari pada preferensi korps atau satuan tertentu saja. Akan tetapi juga melihat rekam jejak mereka selama bertugas di institusi militer.
"Hal ini penting guna menghindari adanya kecemburuan dan dapat mengganggu soliditas dan moralitas prajurit," ucapnya.
Mayjen Widi pun kini menempati posisi baru sebagai Pangdam IV/Diponegoro. Penunjukan itu tertuang dalam SK Panglima TNI Nomor Kep/271/III/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI tertanggal 25 Maret 2022.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) sekaligus pengamat militer Anton Aliabbas menilai penunjukkan Widi sebagai Pangdam Diponegoro tak mengherankan. Sebab, jika ditilik dari riwayat penugasan, jenderal bintang dua itu kerap ditugaskan di wilayah Surakarta, Jawa Tengah.
Baca Juga
"Sebenarnya tidak mengherankan kalau Widi jadi Pangdam Diponegoro. Widi merupakan salah satu perwira yang memiliki banyak penugasan di daerah Surakarta, baik di satuan tempur maupun teritorial," kata Anton dalam keterangan tertulis, Kamis (31/3/2022).
Dia menuturkan, dari tugas satuan tempur, Widi sempat mengemban tugas di Grup 2 Kopassus dan Yonif 400/Banteng Raiders. Di Grup 2 pada Tahun 1995, dirinya menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton). Sedangkan di Banteng Raiders, Widi mengisi jabatan sebagai Komandan Yonif (Danyonif) saat berpangkat Letkol di Tahun 2009.
Sementara untuk penugasan teritorial, Widi pernah menduduki sejumlah jabatan di wilayah Kodam Diponegoro. Mulai dari Dandim 0735/Surakarta, Danrem 091/Aji Surya Natakesuma, hingga Kasdam IV/Diponegoro.
Dia mengatakan, mutasi Widi juga menunjukkan peningkatan ruang apresiasi pada perwira yang memiliki latar belakang prajurit Korps Baret Merah. Menurut dia, jika merujuk pada komposisi perwira berlatar Kopassus dalam TNI tidak banyak dibandingkan dengan satuan lainnya.
"Mutasi Mayjen Widi jelas semakin menunjukkan peningkatan ruang apresiasi pada perwira berlatar belakang Kopassus dalam rotasi dan promosi karier militer dalam lima tahun belakang ini," jelasnya.
Kendati demikian, kata Anton, promosi karier prajurit di tubuh TNI tak boleh hanya didasari pada preferensi korps atau satuan tertentu saja. Akan tetapi juga melihat rekam jejak mereka selama bertugas di institusi militer.
"Hal ini penting guna menghindari adanya kecemburuan dan dapat mengganggu soliditas dan moralitas prajurit," ucapnya.
(rca)
tulis komentar anda