Bertemu Ketua Parlemen Timor-Leste, Puan Singgung Penyelesaian Batas Negara
Rabu, 23 Maret 2022 - 19:51 WIB
Pertemuan itu menjadi momentum tepat bagi Indonesia dan Thailand untuk membahas berbagai kerja sama. Khususnya agar ada peningkatan kerja sama setelah untuk beberapa waktu tertahan karena pandemi.
"Saya senang mengamati hubungan bilateral RI-Thailand berkembang dengan baik selama 72 tahun terakhir, bahkan di masa pandemi Covid-19. Termasuk perkembangan baik dalam kerja sama perdagangan dan investasi yang meningkat dari tahun sebelumnya," ujar mantan Menko PMK itu.
Untuk terus mendorong tren positif tersebut, Puan menilai perlu ada penyelenggaraan kembali berbagai forum kerja sama yang tertunda karena pandemi, baik di tingkat parlemen maupun kementerian-kementerian teknis.
"Saya juga mendorong kerja sama kedua negara dalam rangka revitalisasi pariwisata, yang menjadi salah satu sumber devisa utama kedua negara. Saya berharap Indonesia dan Thailand dapat berbagi pengalaman kebijakan pro-pariwisata," tuturnya.
DPR mengapresiasi persetujuan Majelis Nasional Thailand untuk MoU Pembentukan Kelompok Persahabatan Antar Parlemen Indonesia-Thailand. DPR kini tengah melakukan kajian dan finalisasi draf MoU itu. "Semoga dapat segera kita tandatangani dalam waktu dekat," katanya.
Selain dengan Thailand, Puan juga melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Kuwait National Assembly, Marzouq Ali Al Ghanim. Pertemuan ini juga membahas soal kondisi pandemi Covid-19 di negara masing-masing. "Indonesia dan Kuwait menjadi negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seiring penurunan kasus Covid-19," kata cucu proklamator RI Bung Karno itu.
Ia juga berbicara mengenai komitmen kuat Indonesia dan Kuwait dalam pemberdayaan perempuan. Terutama, kata Puan, di sektor politik. "Kami melihat, pemberdayaan perempuan berkontribusi besar bagi perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia dan penanganan Covid-19," katanya.
Hanya, menurut Puan, pandemi Covid-19 telah menghambat pencapaian pemberdayaan perempuan. "Ini tantangan kita bersama yang harus terus menjadi perhatian. Kerja sama antarnegara, termasuk lewat parlemen, akan membantu mengatasi tantangan itu," katanya.
Di sisi lain, Puan menilai Kuwait merupakan mitra dagang penting Indonesia di Kawasan Teluk. Ia pun berharap agar ada peningkatan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Kuwait.
"Kuwait juga merupakan mitra penting untuk stabilitas kawasan. Hubungan Indonesia dan Kuwait harus terus dikembangkan, khususnya di sektor kerja sama politik, ketenagakerjaan, dan pendidikan," kata Puan.
"Saya senang mengamati hubungan bilateral RI-Thailand berkembang dengan baik selama 72 tahun terakhir, bahkan di masa pandemi Covid-19. Termasuk perkembangan baik dalam kerja sama perdagangan dan investasi yang meningkat dari tahun sebelumnya," ujar mantan Menko PMK itu.
Untuk terus mendorong tren positif tersebut, Puan menilai perlu ada penyelenggaraan kembali berbagai forum kerja sama yang tertunda karena pandemi, baik di tingkat parlemen maupun kementerian-kementerian teknis.
"Saya juga mendorong kerja sama kedua negara dalam rangka revitalisasi pariwisata, yang menjadi salah satu sumber devisa utama kedua negara. Saya berharap Indonesia dan Thailand dapat berbagi pengalaman kebijakan pro-pariwisata," tuturnya.
DPR mengapresiasi persetujuan Majelis Nasional Thailand untuk MoU Pembentukan Kelompok Persahabatan Antar Parlemen Indonesia-Thailand. DPR kini tengah melakukan kajian dan finalisasi draf MoU itu. "Semoga dapat segera kita tandatangani dalam waktu dekat," katanya.
Selain dengan Thailand, Puan juga melakukan pertemuan bilateral dengan Ketua Kuwait National Assembly, Marzouq Ali Al Ghanim. Pertemuan ini juga membahas soal kondisi pandemi Covid-19 di negara masing-masing. "Indonesia dan Kuwait menjadi negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seiring penurunan kasus Covid-19," kata cucu proklamator RI Bung Karno itu.
Ia juga berbicara mengenai komitmen kuat Indonesia dan Kuwait dalam pemberdayaan perempuan. Terutama, kata Puan, di sektor politik. "Kami melihat, pemberdayaan perempuan berkontribusi besar bagi perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia dan penanganan Covid-19," katanya.
Hanya, menurut Puan, pandemi Covid-19 telah menghambat pencapaian pemberdayaan perempuan. "Ini tantangan kita bersama yang harus terus menjadi perhatian. Kerja sama antarnegara, termasuk lewat parlemen, akan membantu mengatasi tantangan itu," katanya.
Di sisi lain, Puan menilai Kuwait merupakan mitra dagang penting Indonesia di Kawasan Teluk. Ia pun berharap agar ada peningkatan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Kuwait.
"Kuwait juga merupakan mitra penting untuk stabilitas kawasan. Hubungan Indonesia dan Kuwait harus terus dikembangkan, khususnya di sektor kerja sama politik, ketenagakerjaan, dan pendidikan," kata Puan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda