Resmi Dioperasikan, Mobile Lab BSL-2 Mampu Uji 120 Spesimen Per 12 Jam
Selasa, 16 Juni 2020 - 23:58 WIB
JAKARTA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 meluncurkan pengoperasian Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) . Dengan mobile lab ini, sampel COVID-19 dapat segera dianalisis tanpa perlu mengirimkan sampel ke pusat atau ke kota yang lebih besar.
Mobile Lab BSL-2 merupakan produk buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19). Pada hari ini mobile lab dioperasikan untuk melakukan rangkaian swab test di Rumah Sakit (RS) Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan, dengan penerapan sistem dan tipe reagen yang digunakan, Mobile Lab BSL-2 ini mempunyai kapasitas pemeriksaan sekitar 120 spesimen per 12 jam. "Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan 2 swab chamber, sehingga diharapkan Lab Mobile BSL-2 ini dapat memberikan penguatan kapasitas pemeriksaan spesimen COVID-19 di wilayah DKI," kata Hammam seperti dikutip dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (16/6/2020).( )
Mobile Lab BSL-2 dibuat dalam waktu relatif singkat. Desainnya hanya membutuhkan waktu 10 hari dan untuk proses manufaktur bersama mitra selama 19 hari. Lab ini dibangun dengan memanfaatkan container 20 feed, laboratorium didesain untuk 2 ruangan, yaitu anteroom dan main room, yang dilengkapi dengan negative pressure dan sistem interlock. Kemudian ada juga fasilitas Biosafety Cabinet, Autoclave dan PCR, serta peralatan pendukung lain sehingga menjadikan Lab BSL-2 ini telah memenuhi bersyaratan Biosafety Level 2 plus (BSL 2 enhance).
Selain itu, Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi Pantau COVID (PC-19) yang akan memudahkan masyarakat untuk melakukan swab test, dan registrasi online, serta mendapatkan jadwal waktu dan urutan untuk swab test. "Untuk mendukung kelengkapan data dan proses pelaporan hasil, Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi SIM BSL-2," katanya.
Pengembangan Mobile Lab BSL-2 ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas pengujian COVID-19. Dengan fasilitas ini, sampel COVID-19 dapat segera dianalisis tanpa perlu mengirimkan sampel ke pusat atau ke kota yang lebih besar. "Banyak wilayah yang episentrum COVID-19 justru berada di daerah dan jauh dari ibu kota di daerah itu," ujar Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengapresiasi upaya BPPT dalam mendukung penanganan COVID-19. Ia meminta agar apa yang dilakukan BPPT terkait pengembangan tekonologi dapat terus dijalankan. Tidak hanya dalam bidang teknologi kesehatan saja, namun juga bidang yang lainnya.
"Tidak boleh ada yang berhenti, tapi harus berkembang terus, baik dalam bidang teknologi kesehatan maupun bidang yang lainnya," kata Doni.
Menurutnya, hasil pencapaian BPPT dalam upaya penanganan COVID-19 melalui pengembangan teknologi tersebut juga sangat membanggakan. Selain karena melibatkan anak bangsa, hal itu juga dapat menjadi cikal bakal lahirnya para peneliti dan periset berstandar internasional.
"Kami bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh BPPT, dan Gugus Tugas tetap memberikan dukungan, memberikan semangat kepada BPPT termasuk para periset, para peneliti, untuk bisa berkembang lebih hebat lagi," kata Doni.
Mobile Lab BSL-2 merupakan produk buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19). Pada hari ini mobile lab dioperasikan untuk melakukan rangkaian swab test di Rumah Sakit (RS) Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan, dengan penerapan sistem dan tipe reagen yang digunakan, Mobile Lab BSL-2 ini mempunyai kapasitas pemeriksaan sekitar 120 spesimen per 12 jam. "Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan 2 swab chamber, sehingga diharapkan Lab Mobile BSL-2 ini dapat memberikan penguatan kapasitas pemeriksaan spesimen COVID-19 di wilayah DKI," kata Hammam seperti dikutip dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (16/6/2020).( )
Mobile Lab BSL-2 dibuat dalam waktu relatif singkat. Desainnya hanya membutuhkan waktu 10 hari dan untuk proses manufaktur bersama mitra selama 19 hari. Lab ini dibangun dengan memanfaatkan container 20 feed, laboratorium didesain untuk 2 ruangan, yaitu anteroom dan main room, yang dilengkapi dengan negative pressure dan sistem interlock. Kemudian ada juga fasilitas Biosafety Cabinet, Autoclave dan PCR, serta peralatan pendukung lain sehingga menjadikan Lab BSL-2 ini telah memenuhi bersyaratan Biosafety Level 2 plus (BSL 2 enhance).
Selain itu, Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi Pantau COVID (PC-19) yang akan memudahkan masyarakat untuk melakukan swab test, dan registrasi online, serta mendapatkan jadwal waktu dan urutan untuk swab test. "Untuk mendukung kelengkapan data dan proses pelaporan hasil, Mobile Lab BSL-2 ini juga dilengkapi dengan aplikasi SIM BSL-2," katanya.
Pengembangan Mobile Lab BSL-2 ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas pengujian COVID-19. Dengan fasilitas ini, sampel COVID-19 dapat segera dianalisis tanpa perlu mengirimkan sampel ke pusat atau ke kota yang lebih besar. "Banyak wilayah yang episentrum COVID-19 justru berada di daerah dan jauh dari ibu kota di daerah itu," ujar Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengapresiasi upaya BPPT dalam mendukung penanganan COVID-19. Ia meminta agar apa yang dilakukan BPPT terkait pengembangan tekonologi dapat terus dijalankan. Tidak hanya dalam bidang teknologi kesehatan saja, namun juga bidang yang lainnya.
"Tidak boleh ada yang berhenti, tapi harus berkembang terus, baik dalam bidang teknologi kesehatan maupun bidang yang lainnya," kata Doni.
Menurutnya, hasil pencapaian BPPT dalam upaya penanganan COVID-19 melalui pengembangan teknologi tersebut juga sangat membanggakan. Selain karena melibatkan anak bangsa, hal itu juga dapat menjadi cikal bakal lahirnya para peneliti dan periset berstandar internasional.
"Kami bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh BPPT, dan Gugus Tugas tetap memberikan dukungan, memberikan semangat kepada BPPT termasuk para periset, para peneliti, untuk bisa berkembang lebih hebat lagi," kata Doni.
(abd)
tulis komentar anda