Sebut Ada Kartel Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti: Butuh Kepemimpinan Kuat
Selasa, 16 Juni 2020 - 12:22 WIB
IPB sempat menganalisis terkait moratorium zona laut dan kapal eks asing terhadap sejumlah pelabuhan yang menjadi dampak ilegal fishing. Arief menegaskan terlihat ada perubahan produksi yitu meningkatnya kapal perikanan Indonesia.
“Ada 12 pelabuhan yang kami pantau terdampak moratorium ternyata luar biasa Di Sorong 56 persen, Ambon 48 persen, Bintan 35 persen, Bitung 6,6 persen artinya kapal lokal yang melaut pasca kebijakan moratorium cukup besar. Produktifitas sampai 87 persen,” tegasnya.
Namun, lanjut Arief, saat ini yang masih menjadi fokus adalah bagaimana nelayan kecil menikmati hasil (laut), yang direalisasikan secara adaptif melalui peningkatan teknologi. Selain itu, membangun perekonomian perikanan baik skala kecil maupun besar, sambil didorong juga regenerasi nelayan.
“Dalam hal ini, kita harus membedakan equality dan justice. Memang tidak bisa disamaratakan, antara nelayan besar dan kecil. Tetapi seluruhnya harus menikmati hasil yang sama,” ujar dia.
(Baca: Budidaya Ikan King Cobia Pangandaran Tembus Pasar Ekspor Tiga Negara)
Sementara itu, Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Aan Kurnia memaparkan, pihaknya telah menerapkan strategi selama menjaga kondusifitas dan keamanan di wilayah perbatasan laut Indonesia di antaranya strategi opskamla nasional, binpotmas nasional, cap and trust building.
“Sebagai analisa, kita juga menjalankan beberapa hal seperti komunikasi formal, informal, mengubah mindset konsep yang harus ada partisi jelas sehingga mengiring kita ke depan. Intinya, harus menghilangkan ego sektoral dalam membangun maritim yang baik,” tukasnya.
“Ada 12 pelabuhan yang kami pantau terdampak moratorium ternyata luar biasa Di Sorong 56 persen, Ambon 48 persen, Bintan 35 persen, Bitung 6,6 persen artinya kapal lokal yang melaut pasca kebijakan moratorium cukup besar. Produktifitas sampai 87 persen,” tegasnya.
Namun, lanjut Arief, saat ini yang masih menjadi fokus adalah bagaimana nelayan kecil menikmati hasil (laut), yang direalisasikan secara adaptif melalui peningkatan teknologi. Selain itu, membangun perekonomian perikanan baik skala kecil maupun besar, sambil didorong juga regenerasi nelayan.
“Dalam hal ini, kita harus membedakan equality dan justice. Memang tidak bisa disamaratakan, antara nelayan besar dan kecil. Tetapi seluruhnya harus menikmati hasil yang sama,” ujar dia.
(Baca: Budidaya Ikan King Cobia Pangandaran Tembus Pasar Ekspor Tiga Negara)
Sementara itu, Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Aan Kurnia memaparkan, pihaknya telah menerapkan strategi selama menjaga kondusifitas dan keamanan di wilayah perbatasan laut Indonesia di antaranya strategi opskamla nasional, binpotmas nasional, cap and trust building.
“Sebagai analisa, kita juga menjalankan beberapa hal seperti komunikasi formal, informal, mengubah mindset konsep yang harus ada partisi jelas sehingga mengiring kita ke depan. Intinya, harus menghilangkan ego sektoral dalam membangun maritim yang baik,” tukasnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda