Rapat Kesekjenan MUI Belum Bisa Menerima Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar

Rabu, 09 Maret 2022 - 21:50 WIB
Rapat Kesekjenan Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum dapat menerima pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dari jabatan Ketua Umum (Ketum) MUI. Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA - Rapat Kesekjenan Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum dapat menerima pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dari jabatan Ketua Umum (Ketum) MUI. Menurut Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan, keputusan Munas X MUI memberikan amanat KH Miftachul Akhyar menjadi Ketum MUI hingga tahun 2025.

"Rapat Kesekjenan memutuskan belum bisa menerima pengunduran diri Ketum karena keputusan Munas X (2020) Kiai Miftah sebagai Ketum 2020-2025," kata Amirsyah kepada wartawan, Rabu (9/3/2022).

Amirsyah mengatakan, pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum (Ketum) MUI akan dibahas dalam rapat tingkat pimpinan MUI. Dalam rapat tersebut juga mengacu pada mekanisme organisasi di MUI.



"Selanjutnya Dewan Pimpinan MUI akan membicarakan sesuai dengan mekanisme organisasi dalam Rapat Pimpinan, Pleno dan Paripurna sesuai Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga MUI sesuai hasil Munas X di Jakarta," kata Amirsyah.



Diberitakan sebelumnya, KH Miftachul Akhyar menyatakan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab, dirinya saat ini juga menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Hal itu disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi)," kata Kiai Miftah dikutip dari laman resmi NU Online, Rabu (9/3/2022)

Miftachul juga bercerita proses pemilihan dirinya menjadi Ketua Umum MUI pada akhir November 2020. Pada dua tahun sebelumnya, dirinya dirayu dan diyakinkan untuk bersedia jadi Ketua Umum MUI.

"Semula saya keberatan, tapi kemudian saya takut menjadi orang pertama yang berbuat 'bid'ah' di dalam NU. Karena selama ini Rais Aam PBNU selalu menjabat Ketua Umum MUI," kata dia.
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More