Wawancara Khusus Konsul Jenderal RI New York, Arifi Saiman: Mengutamakan Inovasi Pelayanan

Rabu, 09 Maret 2022 - 11:34 WIB
Misalnya, banyak diaspora yang menjadi warga AS ikut memberikan bantuan saat terjadi bencana di Indonesia. Kemudian, ketika kita membangun pembangkit listrik tenaga nuklir atau tenaga surya, warga AS keturunan Indonesia akan lebih mudah diajak kerja sama. Bukan hanya generasi pertama diaspora Indonesia, tetapi juga berlanjut ke generasi kedua dan ketiga juga terus dipupuk sehingga tidak ada mata rantai yang terputus.

Hal-hal yang baik apa saja yang dilakukan warga New York dalam menghadapi pandemi?

Masyarakat New York memiliki kemiripan dengan kita. Banyak warga di New York yang tidak mau divaksin. Kalau di New York, divaksin dapat USD100. Kalau mau lanjut kuliah, mereka dikasih beasiswa. Itu cara mereka melibatkan vaksin. Sekitar 80 juta warga AS tidak mau divaksin karena alasan agama, konspirasi, kesehatan, hingga tak punya alasan.

Yang patut dipelajari, kalau mau jujur. Kita sangat berhasil dalam menekan pandemi. Kasus Covid di Indonesia relatif kecil. Dibandingkan ketika New York menjadi episentrum pandemi, New York langsung tiarap dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Ujian yang dihadapi New York, sepertinya tidak ada negara lain yang bisa menandingi. Saat itu Covid-19 sedang meningkat, terjadi demonstrasi George Floyd yang tidak mengindahkan protokol kesehatan. New York dihadapkan dengan penjarahan. New York yang belum pernah menerapkan jam malam, ternyata memberlakukan jam malam. Kebencian terhadap warga Asia meningkat di mana ada warga kita yang menjadi korban.

Jadi bencana itu datang serempak. Namun demikian, patut yang kita pelajari adalah kepolisian New York tetap menjalankan tugasnya dengan baik di tengah tekanan massa. Akhirnya, semuanya bisa terkontrol dan terkendali.

Anda sedang menyiapkan buku diplomasi santri? Bagaimana ceritanya?

Kami memang sedang mulai tahap akhir penulisan buku. Kami memanfaatkan pengamal surat Wal Ashr, menghargai waktu. Waktu itu kalau sudah pergi, maka tidak kembali. Walau memiliki kerjaan di kantor, kami harus mengatur waktu yang ada untuk berpikir dan menulis. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan, buku tersebut diluncurkan, buku tentang diplomasi santri. Diplomasi yang dimainkan kaum santri dari zaman indonesia hingga abad 21. Makanya, diplomasi santri terdiri dari diplomasi yang identik dengan bumi, santri diidentikkan dengan bulan sabit. Diplomasi massa juga bisa menegakkan amar makruf nahi mungkar.
(ynt)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More