Nilai-nilai Kebangsaan Harus Diimplementasikan dalam Tindakan Keseharian

Rabu, 02 Maret 2022 - 19:29 WIB
Baca juga: Nilai-nilai Kebangsaan Penting Ditanamkan lewat Proses Pendidikan



Hasil survei menunjukkan mayoritas responden mengharapkan nilai-nilai yang mengarah pada kepentingan bersama seperti adil dan keadilan, keadilan sosial, hak asasi manusia, gotong-royong, dan demokrasi. Namun, ujar Mieke, nilai-nilai yang dirasakan para responden saat ini bukan seperti apa yang diharapkan, seperti birokrasi yang berbelit-belit, korupsi dan sejumlah nilai yang memicu energi negatif di masyarakat.

"Temuan tersebut harus menjadi perhatian bersama, agar nilai-nilai yang diharapkan masyarakat dapat direalisasikan," katanya.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto mengungkapkan, berdirinya bangsa Indonesia banyak diwarnai dengan sikap legowo dari para pendiri bangsa saat menentukan nilai-nilai yang menjadi dasar pembangunan bangsa ketika menetapkan ideologi negara. Namun saat ini kondisi keberagaman yang dimiliki, ujar Cak Nanto, sapaan akrab Sunanto, seringkali dibenturkan pada aktivitas politik, terutama saat masuk agenda politik lima tahunan. Akibatnya, setiap lima tahun pemahaman kita pada nilai-nilai keberagaman yang dimiliki mulai dari nol lagi.

"Kita masih banyak pekerjaan rumah untuk merealisasikan Indonesia Emas 2045, karena masih banyak kegagapan yang terjadi dalam menghadapi berbagai perbedaan," ujar Cak Nanto.

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR Willy Aditya mengungkapkan bahwa Indonesia terbentuk dari kumpulan bangsa-bangsa yang menjadi satu negara. Kondisi tersebut sangat rentan, sehingga tidak mudah menghadapi realita yang ada seperti saat ini.

Founder & CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengungkapkan, hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menunjukkan populasi penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda, gen Z, dan milenial. Sehingga potensi terjadinya gap antargenerasi terhadap sejumlah isu sangat besar.

"Akibatnya, keberagaman yang kita miliki saat ini bukan hanya dari sisi etnik dan agama, tetapi juga gap antargenerasi," katanya.

Untuk mengatasi kondisi itu, Hasanuddin menyarankan untuk dimulai dari sektor pendidikan dengan menghidupkan kembali forum-forum diskusi lintas keilmuan dan menghadirkan literasi keagamaan yang lebih beragam. Selain itu, manajemen lembaga pendidikan harus menunjukkan kepedulian dan keberpihakan dalam mengatasi intoleransi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More