3 Negara Ini Sejajarkan Covid-19 dengan Flu Biasa, Indonesia Kapan?
Rabu, 02 Maret 2022 - 16:21 WIB
JAKARTA - Sejumlah negara di dunia seperti di Inggris, Swedia, dan Norwegia telah mensejajarkan Covid-19 dengan penyakit pernafasan atau flu biasa. Bahkan, kini telah melakukan pelonggaran peraturan terkait Covid-19.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pelonggaran yang dilakukan oleh ketiga negara ini dilakukan melalui tiga pertimbangan utama yaitu kasus kematian yang rendah, cakupan vaksin dosis lengkap yang tinggi, dan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan.
Bahkan, kata Wiku, data kasus positif di 3 negara ini menunjukkan grafik yang sebelumnya melonjak tajam kini jauh menurun. Meskipun kenaikan kasusnya tajam, namun angka kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya.
“Terdapat variasi angka kematian antar negara tergantung berbagai faktor. Seperti Norwegia misalnya, angka kematiannya justru meningkat lebih tinggi dibanding gelombang sebelumnya,” ujar Wiku dikutip dari keterangan resminya, Rabu (2/3/2022).
Selain angka kasus, keputusan melonggarkan pembatasan juga didasari cakupan vaksinasi dosis lengkap yang melebihi 70% populasi. Lalu, kesiapan pelonggaran juga didukung terjaminnya ketersediaan pelayanan kesehatan yang baik.
Dari ketiga negara tersebut, kata Wiku, Indonesia bisa berkaca sejauh mana kesiapan transisi menuju pelaksanaan kegiatan masyarakat yang aman Covid-19. “Jika melihat kondisi kasus, mulai menunjukkan sedikit penurunan. Dari yang sebelumnya meningkat tajam bahkan lebih tinggi dibanding gelombang kedua,” katanya.
Sementara, Wiku mengatakan tren angka kematian naik mengikuti tren kenaikan kasus. Tetapi, kenaikannya masih jauh lebih rendah dibanding gelombang kedua. Hanya saja, saat ini tren kematian belum menunjukkan penurunan.
“Lalu, angka keterisian tempat tidur (BOR) juga lebih rendah dibanding gelombang sebelumnya. Per 28 Februari, persentase BOR trennya menurun, hingga 34,92%,” paparnya.
Sementara dari cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia sudah mendekati 70% dari sasaran yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. “Angka ini sudah tergolong tinggi, namun mengingat dari telaah kekebalan komunitas cakupan vaksin booster harus terus ditingkatkan. Sebab, kekebalan komunitas harus dipastikan tetap tinggi meskipun cakupan vaksinasi sudah memadai,” kata Wiku.
Terakhir, Wiku mengatakan dari sisi kapasitas kesehatan, Indonesia memiliki 57.892 fasilitas isolasi terpusat yang tercatat oleh Kodam dan BPBD di seluruh daerah. Per 28 Februari 2022, terdapat pula 100.490 total tempat tidur tersedia untuk Covid-19.
“Ditambah pula, Indonesia per 22 Februari 2022, memiliki 985 laboratorium pemeriksa Covid-19 yang tercatat oleh Litbangkes. Angka ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan kesiapan kapasitas Indonesia pada masa awal pandemi,” papar Wiku.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pelonggaran yang dilakukan oleh ketiga negara ini dilakukan melalui tiga pertimbangan utama yaitu kasus kematian yang rendah, cakupan vaksin dosis lengkap yang tinggi, dan kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan.
Baca Juga
Bahkan, kata Wiku, data kasus positif di 3 negara ini menunjukkan grafik yang sebelumnya melonjak tajam kini jauh menurun. Meskipun kenaikan kasusnya tajam, namun angka kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya.
“Terdapat variasi angka kematian antar negara tergantung berbagai faktor. Seperti Norwegia misalnya, angka kematiannya justru meningkat lebih tinggi dibanding gelombang sebelumnya,” ujar Wiku dikutip dari keterangan resminya, Rabu (2/3/2022).
Selain angka kasus, keputusan melonggarkan pembatasan juga didasari cakupan vaksinasi dosis lengkap yang melebihi 70% populasi. Lalu, kesiapan pelonggaran juga didukung terjaminnya ketersediaan pelayanan kesehatan yang baik.
Dari ketiga negara tersebut, kata Wiku, Indonesia bisa berkaca sejauh mana kesiapan transisi menuju pelaksanaan kegiatan masyarakat yang aman Covid-19. “Jika melihat kondisi kasus, mulai menunjukkan sedikit penurunan. Dari yang sebelumnya meningkat tajam bahkan lebih tinggi dibanding gelombang kedua,” katanya.
Sementara, Wiku mengatakan tren angka kematian naik mengikuti tren kenaikan kasus. Tetapi, kenaikannya masih jauh lebih rendah dibanding gelombang kedua. Hanya saja, saat ini tren kematian belum menunjukkan penurunan.
“Lalu, angka keterisian tempat tidur (BOR) juga lebih rendah dibanding gelombang sebelumnya. Per 28 Februari, persentase BOR trennya menurun, hingga 34,92%,” paparnya.
Sementara dari cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia sudah mendekati 70% dari sasaran yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. “Angka ini sudah tergolong tinggi, namun mengingat dari telaah kekebalan komunitas cakupan vaksin booster harus terus ditingkatkan. Sebab, kekebalan komunitas harus dipastikan tetap tinggi meskipun cakupan vaksinasi sudah memadai,” kata Wiku.
Terakhir, Wiku mengatakan dari sisi kapasitas kesehatan, Indonesia memiliki 57.892 fasilitas isolasi terpusat yang tercatat oleh Kodam dan BPBD di seluruh daerah. Per 28 Februari 2022, terdapat pula 100.490 total tempat tidur tersedia untuk Covid-19.
“Ditambah pula, Indonesia per 22 Februari 2022, memiliki 985 laboratorium pemeriksa Covid-19 yang tercatat oleh Litbangkes. Angka ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan kesiapan kapasitas Indonesia pada masa awal pandemi,” papar Wiku.
(kri)
tulis komentar anda