Survei: Penerimaan Masyarakat Terhadap Vaksinasi Booster dan Anak Meningkat

Minggu, 20 Februari 2022 - 15:23 WIB
Survei Indikator Politik Indonesia menemukan adanya peningkatan penerimaan masyarakat Indonesia terhadap program vaksinasi ketiga Covid-19 (booster) dan vaksinasi pada anak (usia 6-11 tahun). FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Survei Indikator Politik Indonesia menemukan adanya peningkatan penerimaan masyarakat Indonesia terhadap program vaksinasi ketiga Covid-19 (booster) dan vaksinasi pada anak (usia 6-11 tahun). Masyarakat yang menolak vaksinasi berkurang signifikan dari waktu ke waktu.

Hal tersebut disampaikan peneliti senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida dalam pemaparan rilis Survei Online Indikator Politik Indonesia terkait Sikap Publik Terhadap Omicron, Vaksin Booster, PTM, dan Protokol Kesehatan, Minggu (20/2/2022). Perbandingan berdasarkan survei tatap muka pada Desember 2021 dengan survei online pada Januari dan Februari 2022.

"Untuk vaksin booster pada Desember 2021 yang setuju hanya 41,7%, kemudian pada Februari 2022 meningkat menjadi 61,5%," kata Rizka Halida.

Hal tersebut berbanding lurus, di mana masyarakat yang tidak setuju dengan vaksin booster mengalami pengurangan dari 54,8% pada Desember 2021 menjadi 32,2% pada Februari 2022.

Kemudian terkait vaksinasi pada anak, Rizka Halida mengungkapkan, ada tren positif, di mana tingkat penerimaan masyarakat terhadap program pemerintah tersebut mengalami peningkatan selama kurun waktu tiga bulan terakhir. "Bila pada Desember 2021 yang setuju hanya 34,2%, maka pada Februari 2022 meningkat menjadi 48,7%," katanya.



Masyarakat yang tidak setuju dengan program vaksinasi pada anak juga mengalami pengurangan yakni dari 63,2% pada Desember 2021 menjadi 45,1% pada Februari 2022. "Semakin khawatir dengan varian Omicron, maka akan semakin mendukung kebijakan dan program pemerintah dalam menanggulangi Covid-19, namun tidak setuju dengan PTM 100%," kata Rizka Halida.

Baca juga: Rendahnya Cakupan Vaksinasi Dorong Munculnya Varian Covid-19 yang Lebih Berbahaya
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More